Setiap daerah memiliki makanan khasnya sendiri tak terkecuali Banten, daerah dengan sejuta khas budaya dan makanannya telah menarik masyarakat Indonesia untuk berkunjung daerah wisata tersebut. tak kalah dengan destinasi wisata, makanan khas Banten juga banyak digandrungi masyarakat luas karena keunikan makanan yang terbuat dari berbagai bahan dasar alami.
Sebut saja Apem Putih, makanan khas berasal dari Cimanuk Pandeglang ini telah mendapat tempat khusus dihati masyarakat Banten. Selain bentuknya yang unik rasanya juga sangat legit dan manis sembari dicocol dengan gula merah.
Adalah pasangan Wiwi dan Endang Sujana yang giat memproduksi Apem Putih dari tahun 2010 yang sudah berlangsung hampir 11 tahun. Awalnya keliling dan menjajakkan apem putih ke berbagai tempat di daerah Batu Banter dan Pandeglang.
“2 tahun sebelumnya kami hanya bikin pas Bulan Ramadhan saja, kami jualkan di Pasar Batu Bantar Pandeglang.” ujar bu Wiwi.
Endang mengaku merintis apem putih ini tidaklah mudah, butuh ketekunan dan mental dagang yang kuat untuk terus bertahan, hingga sekarang tersebar di Cilegon, Serang, Ciawi Bogor, Cadasari, dan Rangkas.
“Kalau sekarang, saya mengirim ke daerah Cilegon dan Serang kalau ada yang pesan. Tapi biasanya ada aja sih setiap hari pesenan dari Cilegon dan Serang. Selebihnya di Cadasari dan Rangkas ada anak saya yang jual apem disana. Ciawi 1 yang netep ditempat jualannya, di Alun-alun Rangkas ada 2, yang keliling mengedarkan beda lagi, itu juga bagian dari karyawan kami.” kata Endang.
Ide membuat apem putih awalnya hanya coba-coba dan sekarang menjadi profesi yang menguntungkan bagi Endang dan Wiwi. Pasalnya pekerjaan di era sekarang sangat sulit didapat apalagi Endang dan Wiwi hanya lulusan SD. Mereka pun mengaku awalnya hanya dapat untung sedikit, tapi lama-kelamaan terasa setelah sabar dan tekun dijalani. Hingga akhirnya mereka mempunyai pegawai untuk membantu proses pembuatan Apem Putih.
“Saya mencoba mengikuti tradisi orang tua yang kadang-kadang bikin apem untuk dimakan sehari-hari. Tapi karena banyak yang jual, saya pelajari bagaimana membuatnya akhirnya saya bisa membuatnya hingga sekarang.” Ucap Endang.
Tak hanya itu, mental Endang dalam berjualan juga selalu diuji. Baginya, teriknya panas matahari dan lebatnya hujan tidak pernah menghalangi dirinya untuk menjualkan Apem Putih. Karena baginya, hidup adalah tentang perjuangan. Ia mengaku belum pernah sama sekali tidak jualan, selalu jualan setiap hari. Bahkan sekarang musim pandemi pun tidak menambah rasa khawatir dalam diri Endang untuk produksi apem. Ia dan pegawainya terus menerus kebanjiran pesanan setiap harinya. Meskipun merosot drastis semenjak Covid-19 ini.
Penjualan Apem Putih Sebelum dan Setelah Covid-19
Sebelum Covid-19, Endang bisa menghabiskan 4 karung beras untuk diproduksi menjadi apem putih, dimana 1 karung dapat menghasilkan 120 bungkus, jadi 4 karung 480 bungkus. Lain lagi dengan hari weekend ia bisa menghabiskan 6 karung beras untuk diproduksi. Jika habis 6 karung tersebut, sehari dapat hasil senilai Rp. 2.720.000 kotor dengan upah dan makan pegawai serta untung para penjualnya di setiap daerah.
Lain lagi dengan setelah adanya covid-19, menurun drastis pendapatan Endang. Hal ini mempengaruhi produksi apem. Hari hari biasa hanya produksi 2 karung, sabtu minggu bisa lebih. Namun, hal ini tidak membuat Endang memotong gaji pegawainya. Ia sangat menghargai kerja keras pegawainya bagaimanapun.
“saya selama covid tidak pernah mengurangi gaji karyawan, karena saya tahu betul bagaimana sulitnya mencari uang dimasa sekarang, saya dan keluarga hanya ingin keberkahan.” Tegas Endang.
Beda halnya ketika memasuki bulan Ramadhan apem putih Cimanuk Endang dan Wiwi ini kebanjiran pesanan. Hingga mereka memutuskan untuk menambah pegawai. Hal ini karena permintaan pesanan untuk berbuka puasa maupun untuk acara-acara Ramadhan, tempat Endang selalu menjadi favorit masayarakat karena pembuatan apem dan air gulanya yang khas dan beda dari yang lain.
Hal inilah yang membuat apemputih Endang dan Wiwi digandrungi masyarakat. Pelayanan terhadap pegawainya yang begitu royal, juga cara membuat apemnya tidak sembarangan. Tak salah masayarakat merasa jatuh cinta dengan rasa apem buatan keluarga Endang dan Wiwi. Bagaimana tidak, pembuatan air gulanya sempat disangka masyarakat dibuat dari madu, juga rasa dari apem putih yang dibuat Endang dan Wiwi legit ketika dimakan.
“Ibu pake tape Bandung yang ditanam khusus di Kadu Dampit Labuan, bukan tape yang dateng dari Bandung. Makanya rasanya juga enak neng.” Kata Wiwi saat dimintai keterangan bahan.
Selain itu, Wiwi membuat air gula tidak dicampur dengan bahan-bahan pemanis lain, ini yang membuat rasanya beda dengan yang lain, kental, orisinil dan asli gula merah. Hingga disangka masyarakat menambahkan madu pada gulanya. Padahal Wiwi mengaku tidak sama sekali.
“padahal neng ibu bikin gula merah ya seenak diibu aja. Biasa. Nggak dicampur apapun. Katanya banyak yang nanya ini dari madu yah?, ini pake apa bahannya? Kok bisa sekental ini?, ibu soalnya kalo masak gula ibu bikin seenak mungkin. Kalo menurut lidah ibu enak, pasti orang lain juga suka. Alhamdulillah neng pada suka.” kata Ibu Wiwi saat dimintai keterangan bahan baku.
Packaging atau bungkusan dari apem putih ini pun lain, bagaimana tidak, Wiwi membungkusnya dengan sangat rapi dengan daun. Karena cara membuat dan packaging yang rapi ini, tidak heran banyak penjual apem putih lainnya mengikuti cara Endang dan Wiwi membungkus apem. Bahkan dari sisi penamaan spandukpun ditiru oleh mereka yang ingin sukses seperti Apem Putih Endang. Selain itu cara produksi atau pembuatannya pun sempat pernah ditiru oleh pedagang lain dengan meminta resepnya. Namun hal ini tidak menjadikan rasa apem Endang berubah, rasa tidak pernah bohong dan masyarakat tetap banyak menjadikan apem putih Endang sebagai tempat favorit.
Meskipun sekarang jaman serba online, Endang memilih untuk tidak memasarkannya secara online, karena ketahanan Apem Putih itu sendiri yang hanya sampai besok pagi saja. Selebihnya mengeras. Namun, meskipun begitu, banyak karyawan kantor yang memesan kemudian menawarkan kepada teman-temannya secara online bahkan ikut memesankan. Jadi semakin banyak orang yang mengetahui apem putih Endang yang amat lezat ini.
Berkat keuletan dan kegigihan Keluarga Endang beserta pegawainya, kini apem putih Cimanuk milik mereka dikenal dan banyak dicari. Karena rasanya yang enak, cocok sekali jika disuguhkan dengan kopi hangat dan atau teh manis.
Penulis : Siti Mahfudzoh