Babak Baru Capres Sosmed Dan Baliho

Oleh Himawan Sutanto
Penggagas JaprakUsil

Ketika Ketua DPD PDIP Jawa Tengah sekaligus Ketua DPP PDIP Bidang Pemenangan Pemilu Bambang Wuryanto alias Bambang Pacul mengaku sengaja tak mengundang Ganjar dalam acara yang dihadiri Puan. Padahal pada acara itu dihadiri semua kepala daerah hingga anggota DPRD dari PDIP. Hal itu mengundang tanda tanya besar bagi pendukung Ganjar khususnya dan kader PDIP. Bahkan khalayak ramai juga bertanya-tanya, ada apa didalam tubuh PDIP sebenarnya ?

Hal itu sempat trending di Twitter dengan hastag RI 1 pada Minggu (23/5/2021), Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo jadi perbincangan publik. Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) tersebut menuai dukungan dari warganet di Twitter untuk menjadi calon presiden (capres) 2024.

Sementara bambang Pacul menjelaskan yang kebetulan juga sebagai Ketua DPP Bidang Pemenangan Pemilu Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan mengatakan Ganjar Pranowo memang tak diundang di acara yang dihadiri Puan Maharani di Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (22/5/2021).

Capres sosial media

Untuk diketahui bahwa Ganjar adalah sosok politisi yang aktif menggunakan sosial media semenjak menjadi anggota DPR dan lebih aktif lagi ketika menjadi Gubernur Jawa Tengah. Hal itu yang membuat elektabilitasnya naik dan masuk dalam tiga besar capres tahun 2024.

Sebagai politisi Ganjar memang bukan orang baru di PDIP. Sejak paska reformasi Ganjar masuk PDIP dan menjadi anggota DPR dua periode namanya terus naik dan akhirnya Megawati melirik Ganjar menjadi calon gubernur Jawa Tengah menyingkirkan Rustiningsih yang waktu itu sebagai wakil Gubernur Jawa Tengah.

Dari dukungan PDIP, Ganjar melenggang menjadi Gubernur Jawa Tengah sampai dua periode. Hal itulah elektabilitasnya naik berkat keaktivannya disosial media bersama Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.

Nampaknya popularitas Ganjar mengganggu elit PDIP dan Ganjar mendapat dukungan Jokowi serta para oligarki dibelakangnya, hingga pendukungnya melakukan langkah dukungan dengan mendeklarasikan “sahabat Ganjar” di Yogyakarya. Sementara Ganjar sebagai petugas partai dianggap melangkahi sikap PDIP yang mendukung Puan Maharani yang digadang-gadang Megawati sebagai capres atau cawapres Prabowo Subianto.

Capres baliho

Langkah Puan mengganjal kesempatan Ganjar Pranowo sebagai capres, Puan melakukan pemasangan baliho besar-besaran di Jawa Timur. Balihonya bertebaran di sejumlah titik jalan sejumlah daerah di Jawa Timur, terutama di Kota Surabaya. Baliho berukuran besar itu hanya menampilkan foto diri Puan berbaju merah khas PDIP dengan tulisan minimalis: Mbak Puan.

Hal itu menunjukkan bahwa Puan sudah dipersiapkan maju menjadi capres dan cawapres 2024. Bahkan banyak pengamat politik yang berpendapat, munculnya baliho Puan sebagai tanda pemanasan Pilpres 2024. Hal itu sejalan dengan pernyataan sejumlah elite PDIP yang ingin memajukan putri dari sang ketua umum, Megawati Soekarnoputri.

Sebagai politisi sosok Puan tidak diragukan lagi, Puan pernah menjadi ketua fraksi DPR dari Fraksi PDIP, juga pernah menjadi mentri kabinet Jokowi periode pertama dan sekarang menjadi ketua DPR.

Melihat perjalanan Puan, PDIP memang sudah waktunya melakukan ekspansi basis dukungan. Tidak lagi sekadar mengandalkan Jawa Tengah yang menjadi basis konstituennya. Jawa Timur dan Jawa Barat yang secara demografis sangat menentukan juga perlu diperhatikan dan diperkuat.

Kebenaran seorang pemimpin

Melihat kasus persaingan diatas, kita bisa melihat bagaimana PDIP mempersiapkan kader terbaiknya maju menjadi capres 2024. Dari hal tersebut faktor kaderisasi sangat penting, sebab Kaderisasi adalah proses, dimana cara perbuatan mendidik atau membentuk seseorang menjadi kader. Berarti kaderisasi kepemimpinan adalah proses untuk mempersiapkan seseorang untuk menjadi pemimpin dimasa yang akan datang, yang akan memikul tanggung jawab penting dilingkungan suatu organisasi atau tim.

Dalam hal ini gagasan calon presiden dan wakil presiden dengan PT. 20 % dan hanya diikuti dua kandidat juga telah menyebabkan pembelahan rakyat kalau tidak bisa menggunakan ukuran demokrasi yang tepat. Hal itu juga disebabkan ada kecenderungan menguatnya gejala ketidakpercayaan rakyat atas peran dan fungsionalisasi partai politik saat ini.

Kualitas kepemimpinan nasional saat ini belum nampak terukur karena banyaknya pemimpin cenderung pragmatis dan bermakna ganda, Hal ini dikarenakan minimnya kualitas sumber daya pemimpin yang berkarakter pada cabang kekuasaan negara di semua stratifikasi, demikian juga karena meningkatnya fenomena pragmatisme pemimpin yang hanya diorientasikan untuk mempertahankan kekuasaannya. Oleh karena itu kiranya wajar apabila rakyat berharap terakomodasinya gagasan calon presiden dan wakil presiden sesuai pilihan rakyat dalam pemilihan umum yang akan datang. Sementara PT. 20 % adalah upaya yang dilakukan penguasa dalam rangka mengurangi atau menjegal jumlah calon presiden dan wakil presiden alternatif dalam pemilu. Untuk Itu Rocky Gerung dan kawan-kawan melakukan Judicial review di MK.

Melihat hal diatas rakyat juga mencatat semua perilaku para pemimpinnya. Sehingga rakyatlah yang menjadi wasit dari pilpres nanti.

Nampaknya perseteruan Ganjar – Puan bisa jadi cara PDIP membuat elektabilitasnya naik, dimana dalam kepemimpinan Jokowi berapa kepala daerah dari kader PDIP ditangkap KPK dan yang paling berat adalah ditangkapnya mensos Juliari Batubara terhadap kasus korupsi Bansos. Hal itu yang membuat renggang hubungan Megawati-Jokowi. Kemudian kasus Harun Masiku yang belum tertangkap sampai sekarang juga memberikan kontribusi kerenggangan tersebut. Bahkan Jokowi lebih cenderung mendukung Ganjar, disamping dari alumni UGM, juga lebih bisa diatur untuk melanjutkan kekuasaannya.

Puan memang memiliki kesempatan besar, disamping ketua DPR, juga sebagai pewaris tahta dari keluarga Soekarno. Sementara Ganjar adalah politisi PDIP yang sekarang menjadi petugas partai harus berjuang keras dengan menggerakkan pendukungnya di sosial media melawan elite PDIP. Kita lihat saja siapa yang menjadi pemenangnya dalam sikap politik PDIP jatuh ke siapa dalam prilpres 2024. Karena kekuatan telah dilakukan baik dengan sosial media dan spanduk, maupun baliho.

Dari hal tersebut, saya berpandangan bahwa pengertian mengenai pemimpin adalah seseorang yang memiliki kemampuan untuk mengatur, mendorong, mengkoordinasi dan mempengaruhi orang lain dalam rangka melakukan kerjasama kearah pencapaian tujuan bersama yang telah ditentukan.

Jadi pemimpin yang bagus menurut plato adalah manusia yang mampu berprilaku adil dan bijaksana dalam menentukan sesuatu. Keadilan dan kebijaksanaan di sini, yaitu seseorang yang tetap berpihak kepada kebenaran, seperti halnya Socrates guru dari Plato sendiri. Ketika Socrates di fitnah sehingga dia menerima hukuman mati dengan meminum racun, walaupun ada seorang yang menyuruh dia kabur dari hukuman itu namun Socrates menolaknya seraya berkata “ketika saya kabur dari hukuman ini maka saya meninggalkan kebenaran, dan disini dengan meminum racun ini saya bersama kebenaran itu sendiri.”

Depok, 22 Juni 2021

BERITA TERKAIT

Apa pendapat anda tentang berita diatas

- Advertisement -spot_img

PALING SERING DIBACA

- Advertisement -spot_img

Terkini