Demokrasi Di Dominasi Pebisnis

Kaprodi Ilmu Hukum Universitas Mathla’ul Anwar (UNMA) Banten, Maskun Kurniawan, SH., MH mengatakan, demokrasi di Indonesia dinikmati segelintir kelompok, dan didominasi kalangan pebisnis. Terdata, sekitar 55 persen anggota parlemen berasal dari kalangan pebisnis.

“Jadi tidak heran jika segala regulasi aturan yang dibuat selalu ditolak oleh kalangan mahasiswa dan masyarakat” ujarnya, dalam dialog politik bertajuk Demokrasi dan Ancaman Oligarki yang digelar Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Hukum dan Sosial (FHS) Universitas Mathla’ul Anwar (UNMA) Banten, Senin (22/03/2021).

Senada itu, Kaprodi Ilmu Pemerintahan, Dr. Elly Nurlia, S.IP, M.SI menegaskan, kondisi tak kondusif itu masih diperparah oleh partai-partai politik yang tidak memperhatikan kualitas orang-orang yang dicalonkan dan ditempatkan  di bangku kekuasaan.

“Yang penting banyak uang dan diyakinkan menang, itu yang akan dicalonkan, dan  tidak perlu melewati tahapan kaderisasi. Mereka yang memiliki uang bisa loncat ke partai mana saja” katanya, penuh keprihatinan.

Merusak Demokrasi


Pada kesempatan sama, Ketua BEM FHS, Muhamad Abdullah menambahkan, laporan Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) mengungkap: 1 persen  orang terkaya di Indonesia menguasai aset Nasional sebesar 50 persen. Hal itu dapat merusak tatanan demokrasi Indonesia. Sedangkan, di sisi lain,  22 juta Warga Negara Indonesia (Tahun 2019)  kesulitan mengakses kebutuhan pangan. Nah, dari situ, tampak jelas betapa dalamnya jurang ketimpangan sosial.

Oleh karena itu, jelasnya, tak heran jika sampai saat ini demokrasi di Indonesia masih berada dibawah kendali oligarki.

“Hanya dengan kekuasaan, kekuatan oligarki sangat mudah membuat kebijakan hukum yang seolah-olah untuk kepentingan rakyat 99%, tapi kenyataannya hanya untuk memperkuat kekuasaan kelompok orang 1% demi mempertahankan kekayaan mereka,” tandasnya.

Dengan cara itu, imbuhnya,  mereka  bisa dengan mudah melakukan eksploitasi Sumber Daya Alam (SDA) untuk mengakumulasi  keuntungan dan Sumber Daya Manusia (SDM).

Penulis: Yusuf Haetami

BERITA TERKAIT

Apa pendapat anda tentang berita diatas

- Advertisement -spot_img

PALING SERING DIBACA

- Advertisement -spot_img

Terkini