Ketika Jokowi Pemimpin Dunia : Momentum Mengakhiri Kekuasaan Perusak Lingkungan Dan Pengeruk SDA Indonesia ?

Agenda mendesak presiden Jokowi adalah menyelamatkan Pertamina dari para aktor perusak lingkungan

Mari belajar dari berbagai peristiwa paling penting di tanah air dalam masa pemerintahan Jokowi. beberapa peristiwa tersebut adalah :

  1. Presiden Jokowi tampaknya mau menuntaskan kasus Korupsi BLBI, namun tiba tiba dihadang dengan Tim Perdata BLBI. Aneh jelas BLBI adalah masalah korupsi, kok bisa akan diselesaikan secara perdata. Dimana manaruh muka presiden di mata dunia? Padahal uang BLBi inilah yang paling berkontribusi merusak lingkungan pasca reformasi.
  2. Presiden Jokowi mau menjalankan Mutual Legal Assitance (MLA) untuk menyita aset para koruptor yang disimpan di rekening rahasia di luar negeri, namun mereka lawan dengan Tax Amnesti Jilid 1 dan Jilid 2. Jelas yang mau disita negara itu adalah uang haram, hasil pencurian sumber daya alam dari Indonesia dan hasil korupsi di Indonesia, tentu saja ini bukan masalah perdata pajak yang bisa di tax amnestikan. Padahal yang kotor inilah yang masuk menjarah SDA Indonesia dan berkontribusi besar merusak lingkungan.
  3. Presiden Jokowi mau menjalankan agenda perubahan iklim dengan menandatangani perjanjian perubahan iklim COP 21 Paris 2016 lalu. akan tetapi mereka lawan dengan Pertamina, dengan proyek dan mega proyek dalam rangka melanjutkan kerusakan lingkungan, memanjakan para perusak hutan melalui Pertamina.

Bagian ketiga ini akan saya jelaskan bagaimana mereka menjadikan pertamina untuk.melawan Jokowi dalam menjalankan agenda perubahan Iklim?. sebagaimana diketahui bahwa isue iklim ini telah dimulai dengan isue kerusakan hutan di Indonesia. Seluruh dunia sudah bersepakat bahwa sumber kerusakam hutan Indonesia adalah sawit dan batubara.

Presiden Jokowi mengetahui itu semua. Maka tahun 2016 presiden menandatangani dua upaya penting :

  1. Presiden Menandatangani MLA untuk menyita aset para bandit internasional hasil menjarah kekayaan alam Indonesia khususnya sawit dan batubara selama berpuluh puluh tahun dan menjadi penyebab utama kerusakan hutan dan lingkungan. Namun upaya presiden ini mereka hadang oleh tax amnesty. Siapa dibalik tax amnesty, sementara Presiden sudah menandatangani MLA dan DPR sudah mensyahkan MLA menjadi UU.
  2. Lalu segera setelah menjadi presiden, Jokowi menandatangani kesepakatan perubahan iklim, untuk mengakhiri praktek penjarahan hutan, penjarahan sumber daya alam sawit dan batubara dan sekaligus mengahiri supremasi para bandit. Namun hal ini dilawan dengan mega proyek sawit dan batubara melalui melalui Pertamina, mengunakan sumber keuangan Pertamina.

Bagian kedua ini akan saya jelaskan bagaimana Pertamina “diperas seperti handuk” oleh para bandar yang dalang kerusakan hutan Indonesia. Caranya dengan memaksakan proyek bio diesel mencampur solar dengan minyak sawit. Mereka memanipulasi situasi kepada presiden bahwa mencampur solar dengan minyak sawit sejalan dengan agenda iklim. Mana mungkin!

Sawit adalah sumber kerusakan hutan yang paling dimusuhi dan solar adalah sumber masalah energi kotor bersubsidi yang ditenggarai digunakan dalam mobilisasi komoditas sawit dan batubara. Namun langkah ini telah berhasil memeras uang pertamina dengan kewajiban membeli 9 juta kl sawit kepada para bandar sawit. Masalah para bandit SDA telah berhasil ubah menjadi masalah pertamina dalam bidang lingkungan hidup sekarang.

Tapi itu ternyata belum cukup, sekarang mereka tengah berusahan memanipulasi isue perubahan iklim dengan proyek, mega proyek gasifikasi batubara. Komoditas yang lagi dalam tekakan global yang merupakan sumber utama perubahan iklim, tengah menjadikan Pertamina sebagai bamper. Sekarang dengan gasifikasi maka masalah kerusakan lingkungan akibat ulah bandit batubara telah diubah menjadi masalah pertamina. Besok pertamina lah yang menjadi pembayar pajak perubahan Iklim yang akan dipungut Sri Mulyani. Kena lagi pertamina deh!

Sekarang Jokowi sudah menjadi pemimpin dunia, untuk dua agenda besar dunia sekaligus yaitu memimpin organisasi G20 dan memimpin COP 26 Inggris, keduanya akan menentukan masa depan dunia, dan tentu saja masa depan para bandit sumber daya alam dan bandit keuangan Indonesia. Jadi bagaimana presiden Jokowi akan mengukir prestasi sebagai pemimpin dunia?.

Penulis : Salamuddin Daeng

BERITA TERKAIT

Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Tulis Namamu Disini

- Advertisement -spot_img

PALING SERING DIBACA

- Advertisement -spot_img

Terkini