Hari itu, tahun 2000, 20 tahun lalu. Koperasi mahasiswa di kampus saya mendeklarasikan diri menjadi koperasi dengan sistem keanggotaan bagi siapapun juga tanpa boleh diskriminasi.
Koperasi ini tidak boleh menolak siapapun yang ingin menjadi pemilik dari koperasi ini. Koperasi tak boleh membedakan suku, agama, ras, golongan, interes politik maupun status sosial apapun itu.
Kala itu dalam benak saya ingin melihat bahwa mahasiswa berbaur dengan tukang becak, berbaur dengan orang-orang di sekitar kampus. Berdiri sama tinggi dan duduk sama rendah. Bersama-sama untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari hari melalui toko yang kami miliki. Menjalin kerjasama untuk menjaga perdamaian dunia.
Tidak lama setelah deklarasi itu dinyatakan, datanglah ke koperasi ini dosen, karyawan atau staf kampus, para pegawai negeri, ibu-ibu bakul tenongan, tukang becak, para alumni, dan siapapun juga.
Dalam benak kala itu, saya ingin melihat ada mahasiswa dan dosen duduk bersama menjadi mitra belajar dan bekerja. Mereka memikirkan persoalan masyarakat dan persoalan-persoalan besar kebangsaan. Mereka saya harapkan dapat membantu kesulitan masyarakat di sekitar kampus mereka. Kemudian menganyamnya jadi ilmu pengetahuan yang dapat diterapkan.
Saya senang melihat ada banyak orang berbodong menerobos pagar kampus datangi koperasi tanpa sungkan-sungkan. Menjadi anggota, mengikuti kelas pendidikan dasar perkoperasian yang dibuka setiap hari.
Anak-anak muda mahasiswa begitu bersemangat mengajar di ruang-ruang kelas. Menurunkan standard cara berbicara agar ide koperasi dapat dimengerti oleh siapapun juga. Termasuk mereka yang tidak makan bangku sekolahan. Tapi juga sesekali harus siap didebat oleh dosen yang datang di ruang kelas pendidikan dasar dengan pertanyaan kritis!
Saya minta ruang-ruang kantor dibelah dan disekat sekat menjadi ruang pendidikan koperasi. Semua pengurus dan staf koperasi menjadi pelayan dan fasilitator pendidikan. Mereka saya minta untuk setiap orang setidaknya mengalokasikan waktu 1 jam dalam sebulan untuk mengajar.
Hari terus berganti, 20 tahun itu ternyata waktu yang tidak terlalu lama. Saya melihat ada banyak orang yang mulai mengerti hakekat koperasi. Saya melihat koperasi ini terus berkembang dan banyak anak-anak muda di dalamnya yang semakin mengerti apa itu arti koperasi bagi kepentingan masa depan dirinya, bangsa dan dunia.
Hari ini saya melihat anak-anak muda itu telah bergembira merelakan diri untuk mengabdi.Mereka tidak lagi ragu-ragu dengan masa depan mereka. Tak mau goyah untuk berubah menjadi budak pekerjaan.
Hari ini adalah hari koperasi dunia. Ada 1 milyard lebih seluruh manusia penghuni bumi ini telah menginginkan perubahan dunia agar lebih manusiawi, berkadilan, berdaya lestari. Kelak saya yakin akan muncul pemimpin-pemimpin besar dari koperasi-koperasi ini.
Pak Vincent, dalam foto ini adalah anggota koperasi ini. Dia adalah anggota pertama ketika koperasi dibuka keanggotaannya. Pak Vincent ini buku anggotanya selalu dibawa setiap belanja. Dibungkus plastik karena takut rusak. Selalu membawa kantung belanja agar tidak menambah pencemaran lingkungan dari plastik kantung belanja.
Kami bercerita panjang lebar sambil mengenang bagaimana kala itu koperasi disepelekan. Sekarang telah dimiliki 10000 an anggota. Punya gedung sendiri hingga 3. Dan asset sebanyak 50 milyard. Bisnis koperasi telah berkembang jadi group. Ada koperasi konsumsi, koperasi pertanian dan koperasi simpan pinjam, lembaga riset dan inkubasi bisnis start up, restaurant dll.
Selamat hari koperasi Pak Vincent! Vincent Iwan Samudra semoga dunia yang adil dan sejahtera menjadi nyata!
Jakarta, 7 Juli 2021
Suroto
Pendiri www.kopkun.com