By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
Damar BantenDamar BantenDamar Banten
  • Beranda
  • Utama Damar Banten
  • Seputar Banten
  • Ekonomi dan Bisnis
  • Wisata-Budaya
  • Olahraga
  • opini
  • Figur
  • Video
Reading: Sejarah Peristiwa 10 November Ditetapkan Menjadi Hari Pahlawan Nasional
Share
Font ResizerAa
Font ResizerAa
Damar BantenDamar Banten
  • Beranda
  • Utama
  • Seputar Banten
  • Ekonomi dan Bisnis
  • Wisata-Budaya
  • Olahraga
  • opini
  • Figur
  • Seputar Banten
  • Komunitas
  • Utama
  • Ekonomi – Bisnis
  • Wisata dan Budaya
  • Olah Raga
  • Figur
  • Sorotan
  • Contact
  • Blog
  • Complaint
  • Advertise
  • Advertise
© 2025 Damar Banten.
Kesra

Sejarah Peristiwa 10 November Ditetapkan Menjadi Hari Pahlawan Nasional

Last updated: November 10, 2021 6:03 pm
4 tahun ago
Share
4 Min Read
SHARE

Damar Banten – Sederet peristiwa pernah terjadi pada 10 November dari tahun ke tahun. Sejumlah peristiwa atau momen yang terjadi di tanggal 10 November tercatat menjadi bagian dari sejarah perjalanan bangsa Indonesia, bahkan dunia.

Saat itu, terjadi pertempuran besar pasca kemerdekaan atau yang dikenal sebagai Pertempuran Surabaya.


Pertempuran Surabaya melibatkan tentara Indonesia melawan prajurit Inggris dan Belanda yang berlangsung pada 27 Oktober hingga 20 November 1945 di Surabaya.

Setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaan pada 17 Agustus 1945, saat itu situasi negara yang masih bergejolak dan belum stabil.

Hingga pada pertengahan September, tentara Inggris mendarat di Jakarta dan sampai di Surabaya pada 25 September 1945.

Tentara Inggris yang tergabung dalam AFNEI datang bersama tentara NICA (Netherlands Indies Civil Administration).

Kedatangan mereka untuk memulangkan tentara Jepang ke negaranya sekaligus mengembalikan status Indonesia sebagai negara jajahan kepada pemerintah Belanda.

Keinginan Belanda yang ingin merebut kemerdekaan NKRI tersebut langsung memicu kemarahan warga Surabaya terhadap Belanda yang dianggap melecehkan kemerdekaan Indonesia dan bendera Merah-Putih.

Kemudian pada 27 Oktober 1945, perwakilan Indonesia mengadakan perundingan dengan pihak Belanda, namun justru berakhir ricuh.
Kejadian ini yang menyebabkan pihak Indonesia dan Inggris sepakat menandatangani gencatan senjata pada 29 Oktober.

Namun keesokan harinya, bentrokan antara dua belah pihak tak terhindarkan. Puncak bentrokan 30 Oktober 1945 ini ketika Brigadir Jenderal Mallaby terbunuh.

Pimpinan tertinggi tentara Inggris untuk Jawa Timur tersebut tertembak, bahkan disebutkan mobil yang ditumpanginya meledak terkena granat.

Mengutip situs Kemendikbud, terbunuhnya Jenderal Mallaby pun memantik kemarahan tentara Sekutu dan membuat penggantinya, Mayor Jenderal Eric Carden Robert Mansergh, mengeluarkan ultimatum.

Ia mendesak semua pimpinan dan rakyat untuk menyerahkan senjata dan menghentikan perlawanan sambil menyerahkan diri.
Eric juga menginstruksikan kepada seluruh pimpinan Indonesia dan pemuda di Surabaya datang pada 10 November 1945 pukul 06.00 pagi di tempat yang telah ditentukan.

Ultimatum itu tak membuat tentara maupun rakyat Surabaya takut. Semangat mereka justru semakin berkobar dan siap berperang mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

Sutomo atau yang lebih dikenal dengan Bung Tomo pun membakar semangat para pejuang untuk pantang menyerah melawan penjajah melalui orasi dan semboyannya, “Merdeka atau mati!”

Lantaran ultimatum tersebut tidak dipenuhi rakyat Surabaya, terjadilah pertempuran Surabaya yang sangat dahsyat pada hari itu juga, 10 November 1945 hingga tiga minggu lamanya.

Pertempuran tersebut merupakan perang pertama pasukan Indonesia dengan pasukan asing setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.

Bahkan disebutkan dalam berbagai catatan, pertempuran Surabaya menjadi satu gencatan terbesar dalam sejarah Revolusi Nasional Indonesia.

Surabaya yang menjadi medan peperangan tersebut mengalami kerusakan besar. Tak hanya kerugian materiil, pertempuran Surabaya menelan korban puluhan ribu nyawa rakyat yang sebagian besar adalah warga sipil.

Selain itu, diperkirakan 150 ribu orang terpaksa mengungsi dari Surabaya, termasuk sekitar 1.600 prajurit Inggris tewas, hilang, dan puluhan alat perang rusak dan hancur.

Banyaknya nyawa rakyat yang gugur dalam memperjuangkan Tanah Air menjadikan Kota Surabaya dikenang sebagai kota pahlawan.
Peristiwa berdarah ini juga dianggap berhasil memukul mundur tentara Inggris dan Indonesia tetap berhasil mempertahankan kemerdekaan.

Pertempuran Surabaya yang terjadi puncaknya pada 10 November 1945 itulah kemudian dikenal sebagai sejarah Hari Pahlawan.

Penetapan Hari Pahlawan tersebut berdasarkan Keputusan Presiden No. 316 Tahun 1959 tentang Hari-hari Nasional yang Bukan Hari Libur yang ditandatangani Presiden Soekarno.
Keputusan tersebut untuk mengenang jasa para pahlawan serta tragedi pada 10 November 1945 di Surabaya.

Penulis : Iqbal

You Might Also Like

Gila, Bill Gate Sumbangkan 99 Persen Kekayaannya Untuk Kemanusiaan
Pemerintah Apresiasi Gates Foundation
Prabowo: Minimal 100 Sekolah Berasrama Setiap Tahun
Jemaah Haji Delay 28 Jam, Kemenag: Garuda Tidak Profesional
Hari Bhayangkara ke-78, Al Muktabar Raih Penghargaan Atas Sinergi Dalam Membantu Tugas Polda Banten
Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Find Us on Socials

Berita Terkait

Pj Gubernur Banten Al Muktabar Ikuti Upacara Peringatan Hari Bhayangkara ke-78

11 bulan ago

Presiden Jokowi Tekankan Pentingnya Konsolidasi Seluruh Pihak Tekankan Angka Stunting

11 bulan ago

WALHI Gelar Pekan Rakyat Lingkungan Hidup 2024 di Banten: Peringatan Keras Bagi Pemerintah Terpilih

12 bulan ago

“May Day: Perjalanan Perjuangan dan Solidaritas Pekerja Menuju Hak-hak yang Adil”

1 tahun ago

Damar BantenDamar Banten
© 2025 Damar Banten | PT. MEDIA DAMAR BANTEN Jalan Jakarta KM 5, Lingkungan Parung No. 7B Kota Serang Provinsi Banten
  • Iklan
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
Welcome Back!

Sign in to your account

Username or Email Address
Password

Lost your password?