Semua Bukan Candi Hindu Buddha

Sejak Agustus 1858 sampai April 1935,Penelitian yang dilakukan terhadap Situs “Muara Takus” di Desa Muara Takus Kec Xlll Koto Kabupaten Kampar Riau,Dominan mereka me “Labeling” situs ini Hindu atau Buddha…..Tidak konsisten pada salah satunya

Corn de Groot 1858,Tidak melabel
G.du Rij van Beest Holle 1879 me “Labeling” ini Hindu

WP. Groeneveldt,tahun 1879-1880,Tidak melabel

R.D.M Verbeck dan E. TH.Van Delden,1881 me “Labeling” ini Hindu

J.W. IJzerman 1889-1893,me “Labeling” ini Buddha

N.J. Krom 1912,1923,me “Labeling” ini Hindu

J.L. Moens di tahun 1924,me “Labeling” ini Buddha

F.D.K. Bosch 1925,1930,1946,me “Labeling” ini Hindu
F.M. Schnitger 1935 me “Labeling” ini Hindu

Dari semua penelitian Kolonial Belanda diatas tampak Tidak Konsisten terhadap apa yang mereka “Labelkan” kepada objek situs apakah Hindu atau Buddha….? karena di situs tersebut tidak ada patung dengan Posisi orang duduk bersila

Dr. Bennet Bronson 1973,dalam “Laporan Penelitian Arkeologi di Sumatera”,yang dibuat 20 Mei-8 Juli 1973,diantara temuan adalah bata bertulis yang secara paleograf Isinya mantra berbunyi:

“om ah bighnanta kr hum phat svaha”

…..di dalam situs di temukan kotak tembaga yang didalamnya terdapat 3 keping lempeng emas yang bertuliskan :

1.”Ohm”
2.”Ah”
3.”Hom”

Ketiga Literasi teks Kata ……”Ohm”, “Ah” , “Hom”….ini ada pada Hindu dan Buddha,Bukan hanya ada pada salah satu nya…

Artinya,kedua ajaran Hindu dan Buddha yang terlahir di luar Nusantara memakai kata yang sama

“Ohm………Aum”..

inilah “Kata” saat berkontemplasi yang berasal dari “Dharmic Original”…yang berawal dari Nusantara,tergambar di Borobudur,tersimpan sempurna di Bali,dimasa terdahulu di pelajari di svarnadvipa Indonesia

Pembuktian berdasar telaah akademik
berdasar pada buku “Perjalanan Biksu Tiongkok Fa-Hien di thn 399-414 M,terjemahan dari Corean Recension teks bahasa Mandarin oleh _James Legge_sbb :

….dengan pergi menumpang kapal dagang besar…Fa-Hian tiba dan berada dan tinggal di sini selama 2 tahun,ia menulis salinan buku-buku suci (sutra)…ia juga melihat dari jarak sepuluh langkah,terlihat patung dengan corak emasnya ditampilkan dengan jelas dan cerah…(arca kayu lapis emas)…di antara orang-orang yang telah datang kesini mengatakan bahwa Seribu Pelajar telah mengambil sumpah(wisuda)di sini semuanya “meninggalkan bayangan” ..(Equinox di Muara Takus,Bukan di Srilangka atau Palembang)

…..mengikuti sungai Po-Nai (adalah sungai Pana’i,kampar)…di tempat “di mana para pelajar pernah tinggal di situ dan melakukan gerakan… “berjalan berputar”… mengelilingi “Tope”/Stupa juga 4 guru duduk di 4 sudut, di tempat ini “Menara”…telah didirikan (situs muaratakus)

….mengelilingi “Tope”(Stupa)juga 4 guru(Rçhi) duduk di 4 sudut, di tempat ini “Menara”… (Muara Takus)…telah didirikan dan masih ada para imam lain nya…..

….dari sini terus pergi ke timur hampir lima puluh yojana kami tiba di kerajaan “Tamralipti”…(yang dimaksud Fa-Hien ini adalah Langka Puri/Sijangkang/Katangka/Kota angka)….Ini di mulut laut,ada 24 sangharamas di sini,semuanya memiliki imam tetap dan hukum “Dhamma” dihormati…ini area barat situs di bukit katangka sekarang

Buku terjemahan bahasa Inggris dari catatan perjalanan Xuanzang/ Hieun – Tsang 602 – 664 M oleh Samuel Beal tahun 1884 ISBN-10:8120811070

..di sebelah timur ada saṅghārāma dan di tengah-tengah hutan āmra adalah tembok fondasi tua,ini adalah tempat Bodhisattva Asa Asga menyusun śāstra yang disebut Hin-yang-shing-kiau…(Fondasi tua adalah sisa reruntuhan Universitas Dharmapala,arah Timur situs)

…sebelah barat daya kota 8 atau 9 li adalah sebuah batu yang berdiam di Nāga…Tathāgata meninggalkan bayangannya di sini,ini adalah tradisi,tidak ada sisa bayangan yang terlihat….(Equinox)

…di sisi kota adalah saṅghārāma tua, yang ada dinding pondasinya saja …di sinilah Dharmapāla Bodhisattva membantah argumen para bidat…….di sampingnya ada stupa yang dibangun oleh rāja, sekitar 200 kaki tingginya….ada stupa,para murid yang menderita penyakit,dengan berdoa di sini kebanyakan disembuhkan…..di dekat ini ada bekas tanda di mana Tathāgata berjalan ke sana kemari….(Pradaksina/Prasawiya/Tawaf dilokasi situs muaratakus)

24 “Sangharamas”…. yang di lihat Fa-Hien adalah berada di Bagian Barat sudut Timur “Kota Suci”, atau “Muotakui” adalah sebutan terdahulu area ini sebelum di sebut “Muara Takus” saat ini berdasar survey langsung di lokasi,dengan rincian penjelasan lengkap nya sbb :

Bagian Timur Laut adalah Gerbang Utama
Komplek utama adalah tempat tinggal para guru “Shangha Kirti” Pengajar/Rçhi
Pagar tanggul kuno 2 lapis benteng
komplek universitas,di sebut masyarakat dengan perguruan Dewa dewi/Nanlanda/”Dharma Phala”
Pusat “Puja” berupa tanah lapang,Juga sebagai tempat wisuda mahasiswa/brahman dan melantik atau mencabut “Daulah” Para Raja pemimpin “Vatsal/Vanua” Nusantara,acara ini di lakukan rutin 3 tahun sekali
Bagian Timur 400 langkah,Pelatihan “Mantra”,Tapa/Tapo istilah Svarnadvipa sebut dengan “Batharak” berupa bangunan kayu beratap daun
Bagian Barat tempat belajar mahasiswa/brahman di sebut “Kolam Sakti “/Tobek Sati
Bagian Tenggara,Tempat Pelajar mahasiswa/Brahman tingkat ke 2
Bagian Barat Daya tempat tinggal pelajar tingkat ke 3

Hal lain di India:
Hirananda Shastri,Pada tahun 1921,di ruang depan Biara no. 1 di Universitas Nalanda Bihar India,ditemukan artefak berupa pelat tembaga “Sumbangan Balaputradeva,Raja
Suvarnadvipa silsilah Syailendra

“Nalanda Copperpalate”,yang ditemukan di Vihara I Nalanda di India,Tertulis Raja Phala keturunan Syailendra bernama Balaputradewa dari Svarnadvipa ,…artinya “Nalanda” di Bihar India didirikan pada tahun 427 M di bangun oleh dan atas prakarsa Sailendra Srivijaya dari Sumatra…setelah Fa-Huan 337 – 422 M ke Nusantara

Di area Universitas Nalanda di Bihar India,tepat nya di situs Kuil no.3 disebut dengan nama “Stupa Sariputta/Sariputra”…..Śāriputta adalah putra dari ibunya Śārī/Rupasari,karena nama ibunya itulah ia disebut Sariputra Ayah nya Māṭhara dan Nalaka/Nālada adalah nama desanya….Nama ibu dan anak nya jelas nama Nusantara,bukan india

Kitab,Maha Prajnaparamita Sastra tentang Śāriputra dan gurunya Sañjaya yang ditulis oleh Nagarjuna dalam Maha-prajnaparamita-sastra,”Risalah tentang kebajikan kebijaksanaan”,Juga dalam Divyāvadāna,hlm 394 tertulis…Sarvalokasya yā prajñā sthāpayitvā Tathāgatam,Śāriputrasya prajñāyā kalāṃ nārhati ṣoḍaśīm

Artinya…Seorang brāhmin dari Suvarṇadvīpa bernama Kin fa(Suvarṇakeśa)salah satu dari 6 guru besar non-Buddhis,Sanjaya……Sariputra dia berasal dari Suvarṇadvīpa (Kin tcheou) Ia dilahirkan keluarga Brahman,usia 17 ia menguasai semua ke ilmuwan “Veda”

Sumber lain :
Peziarah Tiongkok Yi tsing/ l-Tshing(635-713),pergi meninggalkan negrinya ke Kin tcheou/Kin-Ti/Tanah Emas/Svarnadvipa ,Indonesia terdahulu menyebut Śrīvijaya dengan “Fo che” atau “Che li fo che” untuk “Belajar” di pusat pembelajaran “Dharmic” bernama “Dharma Phala” yang bercabang di Bihar India “Nalanda”

Artinya ….Perjalanan peziarah Tiongkok dimulai dari Fa-Hien di thn 399-414 M hingga l-Tshing(635-713),mereka belajar tentang “Dharmic Original” di Nusantara, Bukan menyebarkan Buddhism kesini

Nalanda Bihar di india,ini adalah cabang pengembangan belajar “Dharma/Dhamma” di Svarnadvipa bernama “Dharma Phala”..Pusat ilmu pengetahuan dan pembelajaran “Dharmic” ajaran leluhur Nusantara Indonesia maju terdahulu yang tergambar di situs situs Nusantara dan Borobudur,tersimpan sempurna di Bali

Jadi…situs situs di Nusantara tidak pada ajaran yang terlahir di India Buddha/Hindu,Tapi ajaran yang tergambar di situs situs Nusantaralah yang mendasari lahir dan tumbuhnya Buddha,Jaina dan Hindu di india

INDONËSIARYĀ
True Back History of Indonesia
Exploration & Research
By : Santosaba
(Revicionist History )
Chat on : bit.ly/3xmsE37
https://santosaba.catalog.to
https://anchor.fm/santo-saba
http://msha.ke/santosaba

BERITA TERKAIT

Apa pendapat anda tentang berita diatas

[td_block_social_counter style=”style10 td-social-boxed td-social-colored” tdc_css=”eyJhbGwiOnsibWFyZ2luLWJvdHRvbSI6Ii0zMCIsImRpc3BsYXkiOiIifSwicG9ydHJhaXQiOnsibWFyZ2luLWJvdHRvbSI6IjMwIiwiZGlzcGxheSI6IiJ9LCJwb3J0cmFpdF9tYXhfd2lkdGgiOjEwMTgsInBvcnRyYWl0X21pbl93aWR0aCI6NzY4fQ==” block_template_id=”td_block_template_8″ f_header_font_family=”712″ f_header_font_transform=”uppercase” f_header_font_weight=”500″ f_header_font_size=”17″ border_color=”#dd3333″ manual_count_facebook=”-” manual_count_instagram=”-” manual_count_youtube=”-” manual_count_twitter=”-” social_rel=”noreferrer” f_btn_font_size=”24″ f_counters_font_size=”1″ f_network_font_size=”0″ custom_title=”Tetap Terhubung” instagram=”mediadamarbanten” youtube=”UCD_7mC_5FljWo0_6O0u1WHw” twitter=”BantenDamar” facebook=”Damar-Banten-100155068840182″]
- Advertisement -spot_img

PALING SERING DIBACA

- Advertisement -spot_img

Terkini