Damar Banten– Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan (Komnas Perempuan) menggelar acara puncak Napak Reformasi’98 di Taman Pemakaman Umum (TPU) Pondok Ranggon, Jakarta, pada Sabtu malam (17/5/2025). Kegiatan ini menjadi momen reflektif untuk mengenang para korban tragedi Mei 1998, sekaligus menegaskan pentingnya perjuangan dan pemenuhan hak asasi manusia di Indonesia.
Acara ini dihadiri oleh sejumlah tokoh penting, termasuk perwakilan dari Kementerian Hak Asasi Manusia (HAM), Komnas HAM, Komnas Disabilitas, Lembaga Perlindungan dan Pemberdayaan Sosial Kemanusiaan (LP2SK), Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, serta para peserta Napak Reformasi 98.
Mewakili Menteri HAM, Staf Ahli Bidang Sipil dan Politik, Harniati, menyampaikan bahwa momen ini harus menjadi pelajaran berharga bagi seluruh bangsa. Ia menegaskan bahwa kehadiran Komnas HAM adalah bentuk nyata komitmen negara terhadap pemenuhan hak-hak korban tragedi dan keluarganya.
Sementara itu, sambutan dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta disampaikan oleh Kepala Dinas Pemberdayaan, Perlindungan Anak, dan Pengendalian Penduduk (P2AP) DKI Jakarta, Mutmainah, yang mewakili Gubernur DKI.

Napak Tilas Perjuangan
Napak Reformasi’98 tahun ini dimulai sejak pagi hari dengan diikuti oleh 125 peserta, termasuk panitia, yang diberangkatkan dari kantor Komnas Perempuan, menggunakan empat bus. Kegiatan ini dipandu oleh komunitas “Ngopi di Jakarta”.
Titik pertama kunjungan adalah Universitas Trisakti, tempat para peserta melakukan hening cipta di lokasi tragedi penembakan mahasiswa. Peserta kemudian diajak memasuki museum kampus yang menyimpan sejarah penting reformasi, dengan pendampingan dari pemandu yang menjelaskan kronologi kejadian.
Perjalanan dilanjutkan ke Universitas Atma Jaya untuk mengenang tragedi yang menewaskan Wawan, dan melihat Tugu Light of Hope sebagai simbol harapan dan perlawanan atas kekerasan negara.

Rangkaian kegiatan juga membawa peserta ke Ma[ Klender, lokasi pembantaian warga sipil saat kerusuhan Mei 1998. Di sana, peserta mengheningkan cipta untuk para korban.
Sebagai penutup, seluruh peserta berkumpul di TPU Pondok Ranggon, tempat pemakaman massal korban tragedi tersebut. Di sinilah digelar refleksi malam dan doa bersama untuk mengenang mereka yang telah gugur demi perjuangan reformasi. (**)
Penulis: Edi Edwar Koto