Damar Banten – Pembongkaran lapak pedagang di atas aliran sungai Pasar Rau, Kota Serang, Banten, menimbulkan keresahan di kalangan pedagang. Mereka mengaku mengalami kerugian besar dan kecewa karena tindakan tersebut dilakukan tanpa sosialisasi yang jelas.
Salah satu pedagang ayam, Mahmud, mengatakan bahwa dirinya dan pedagang lain tidak mendapatkan penjelasan rinci sebelum pembongkaran dilakukan. “Ada selebaran sih, tapi gak ada sosialisasi langsung. Tiba-tiba sudah dibongkar. Kami bingung mau jualan di mana,” ungkapnya saat ditemui, Selasa (5/8).
Setelah dibongkar, sebagian pedagang dipindahkan ke lokasi baru. Namun, tempat itu dinilai kurang strategis dan sepi pengunjung. “Omzet turun drastis. Pembeli banyak yang gak tahu kami pindah ke mana,” tambah Mahmud.
Masalah Usai Pembongkaran
Keluhan juga datang dari Andi, seorang petugas parkir yang sehari-hari bekerja di sekitar area pasar. Ia mengungkapkan bahwa banyak pedagang sebenarnya sudah “membayar” untuk bisa berdagang di lapak yang kini dibongkar.
“Katanya bayar ke orang yang ngatur wilayah sini, bukan ke pemerintah. Bisa sampai 15 sampai 20 juta. Sekarang dibongkar gitu aja. Kasihan pedagang kecil,” ujarnya.
Andi juga menyebut adanya oknum yang ‘menguasai’ wilayah di sekitar pasar, dan menengarai adanya praktik pungutan liar (pungli). “Bayar bukan ke PD Pasar, tapi ke orang-orang tertentu. Giliran dibongkar, pedagang gak dikasih solusi yang jelas. Kalau mau pindah ke tempat baru, bayar lagi,” katanya.
Meskipun pembongkaran disebut-sebut bertujuan untuk menata lingkungan dan mengurangi kemacetan, pengelolaan sampah pasca pembongkaran dinilai masih buruk.
“Tadi ada truk sampah keliling, tapi kalau gak dikasih uang, ya gak mau ambil sampah. Yang depan pasar bersih karena tiap pagi disapu, tapi bagian dalam ya ampun. Sampah numpuk, got mampet dibiarkan,” ujar Andi.
Ia berharap ada penataan yang lebih manusiawi. “Bikin pasar bersih, kasih tempat layak untuk pedagang, jangan ada pungli. Semua harus resmi dan rapi,” tegasnya.
Respons Pengunjung Pasar Rau
Sejumlah pengunjung Pasar Rau mengaku mengetahui pembongkaran dari media sosial atau saat berbelanja langsung. Mereka mengakui kondisi pasar kini lebih bersih dan tidak semrawut, namun sebagian merasa kehilangan lapak langganan mereka.
“Saya jadi lebih nyaman sih belanja. Tapi kasihan juga pedagangnya, tiba-tiba digusur. Harusnya pemerintah juga bantu mereka, jangan cuma bersih-bersih doang,” kata Maemunah, warga Kota Serang yang rutin belanja mingguan.
Pedagang Harap Solusi dari Pemerintah
Hingga berita ini ditulis, belum ada bantuan atau penanganan langsung dari pemerintah atau pihak pengelola pasar terkait relokasi maupun pendampingan bagi pedagang terdampak. Para pedagang berharap pemerintah memberikan solusi yang adil, termasuk tempat usaha yang layak, bebas pungli, dan pengelolaan sampah yang lebih baik.
Penulis: Fadhil & Sayyidah