Damar Banten – Pelantikan Pengurus KOHATI Cabang Serang periode 2025–2026 M yang digelar pada Sabtu (20/9/2025), dirangkaikan dengan diskusi publik bertema “Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual”. Acara ini dihadiri oleh narasumber Kabid PPA DP3AKKB Provinsi Banten, Entin Oliantini, S.Ag., M.Si; perwakilan Disnaker Kabupaten Serang, Saptian Habib Maulida, S.Sos; dan Kanit PPA Polda Banten, IPTU Wiwi Widaningsih, S.H.
Suasana diskusi terasa hidup sejak awal, ditandai dengan antusiasme peserta menyimak paparan narasumber. Ketua Pelaksana, Sayyidah Mardiyyah, menyampaikan bahwa tema kekerasan seksual dipilih karena masih menjadi masalah serius di masyarakat. “Diskusi ini diharapkan bisa memberi solusi konkret bagi kita semua,” ujarnya.
Pencegahan dan Penanganan
Kabid PPA DP3AKKB Provinsi Banten, Entin Oliantini, menjelaskan pihaknya terus memperluas penyuluhan ke sekolah, kampus, hingga komunitas masyarakat. “Kami lakukan pencegahan lewat banyak lembaga agar masyarakat lebih sadar,” ucapnya.
Perwakilan Disnaker Kabupaten Serang, Saptian Habib Maulida, menegaskan perlunya mekanisme perlindungan yang jelas di lingkungan kerja. “Monitoring pekerjaan harus dibuat jelas, ada tempat pengaduan, dan Disnaker siap jadi mediator,” katanya.
Kanit PPA Polda Banten, IPTU Wiwi Widaningsih, memaparkan sisi penegakan hukum. Ia menilai implementasi UU TPKS sudah berjalan, namun masih menemui hambatan. “Undang-undangnya sudah dilaksanakan, tapi masih banyak kendala di lapangan,” tuturnya.
Diskusi semakin menarik saat peserta diberikan kesempatan untuk bertanya. Nadia, salah satu peserta, mengangkat isu seputar aurat perempuan dan cara mengendalikan otak laki-laki. Menjawab hal itu, Kabid PPA DP3AKKB Provinsi Banten, Entin Oliantini, menekankan pentingnya edukasi berkelanjutan. “Yang penting pencegahan terus kita lakukan dengan penyuluhan langsung,” jelasnya.
Pertanyaan juga datang dari Grasi Cantika yang menyoroti sejauh mana implementasi UU TPKS berjalan. Menanggapi hal itu, Kanit PPA Polda Banten, IPTU Wiwi Widaningsih, menyebut pelaksanaannya memang ada, namun masih belum menyeluruh.
Acara yang berlangsung hangat ini ditutup dengan ajakan bersama untuk menjadikan hasil pembahasan sebagai bekal dalam mencegah dan menanggulangi kekerasan seksual di lingkungan pendidikan, dunia kerja, maupun masyarakat luas. Para peserta sepakat bahwa kolaborasi lintas sektor menjadi kunci dalam melawan kekerasan seksual.
Penulis : Ayu Lestari