Damar Banten – Kelompok Kukerta Tematik Mandiri 01 Sepang UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten menggelar pelatihan pencegahan dan mitigasi bencana di SDN Karodangan, Kelurahan Sepang, Kota Serang, pada Kamis (7/8/2025). Kegiatan ini merupakan hasil kolaborasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Serang, mengusung tema “Siaga Sejak Dini , Tumbuhkan Jiwa Peduli”.
Edukasi Sejak Dini
Pelatihan berlangsung dari pukul 08.30 hingga 10.30 WIB, diikuti oleh seluruh siswa kelas 1 hingga kelas 6. Hadir dalam kegiatan ini Kepala BPBD Kota Serang, H. Diat Hermawan, beserta lima anggota tim, kepala sekolah, para guru, dan mahasiswa Kukerta Tematik Mandiri UIN SMH Banten.
Materi yang disampaikan meliputi pengenalan kebencanaan, simulasi gempa bumi, serta praktik evakuasi mandiri. Para siswa diajarkan cara menyelamatkan diri saat terjadi bencana dan memahami jalur evakuasi di lingkungan sekolah.
Kepala BPBD Kota Serang menegaskan pentingnya edukasi kebencanaan sejak dini. Ia mencontohkan daerah lain seperti Sleman yang sudah menyiapkan jalur evakuasi sejak awal. “Anak-anak harus tahu ke mana harus berlindung saat bencana. Sekolah perlu menyiapkan jalur evakuasi yang jelas,” ujarnya.
Ketua Kukerta 01 Sepang, M. Haikal Kanil Bajuri, mengatakan bahwa kegiatan ini bertujuan menumbuhkan kesadaran anak terhadap bahaya bencana. Ia menyebut tema “Siaga Sejak Kini” dipilih agar siswa SD terbiasa dengan pemahaman tanggap darurat sejak dini. Pemilihan SDN Karodangan sendiri didasarkan pada hasil observasi lapangan.
Tumbuhkan Jiwa Peduli dan Siap Tanggap
Salah satu siswi kelas 6, Efni, mengaku senang mengikuti kegiatan ini. “Kegiatannya seru banget. Aku jadi tahu cara menyelamatkan diri kalau ada gempa. Jadi nggak panik lagi,” ujarnya.
Kepala SDN Karodangan, Edah Jubaedah, S.Pd., menyambut baik kegiatan ini. “Alhamdulillah, kami merasa dipercaya oleh pihak UIN. Anak-anak juga sangat senang. Ini pengalaman baru yang sangat bermanfaat,” katanya.
Guru SDN Karodangan, Yulinawati, S.Pd., berharap pelatihan ini bisa dilakukan secara berkala. “Kalau bisa jangan hanya sekali. Sebaiknya ada pelatihan rutin setiap tiga atau enam bulan, supaya anak-anak makin paham dan siap,” harapnya.
Dengan kolaborasi antara mahasiswa dan BPBD, pelatihan ini diharapkan dapat menjadi awal dari budaya siaga bencana sejak usia sekolah dasar.
Penulis : Sayyidah & Fadhil