Damar Banten – Memasuki usia ke-9, Bank Banten terus menunjukkan tren positif dalam kinerjanya. Mengusung tema “Bangkit Menuju Kinerja Gemilang”, perayaan ulang tahun ke-9 yang digelar pada Selasa (29/7) di Kota Serang menjadi momentum penting bagi kebangkitan bank milik Pemerintah Provinsi Banten tersebut.
Direktur Utama Bank Banten, Muhammad Busthami, dalam sambutannya menegaskan bahwa usia sembilan tahun ini bukan sekadar angka, melainkan representasi dari perjalanan penuh dinamika yang telah ditempuh sejak awal pendirian.
“Bank Banten telah menghadapi berbagai hal: permasalahan tata kelola, kesulitan mengembangkan bisnis dan operasional perbankan, hingga krisis kepercayaan yang sempat mengukus harapan untuk tetap hidup dan berkembang,” kata Busthami
Sejarah dan Transformasi
Busthami juga menyinggung jejak sejarah panjang Bank Banten. Ia menyebut semangat pendirian bank ini telah ada sejak masa Sultan Ageng Tirtayasa yang membangun Bank Banten jilid 1 pada tahun 1663, kemudian dilanjutkan pada tahun 1954 oleh Mayor Sjachra Sastrakusumah, petinggi militer yang pernah menjadi komandan Sektor XV Pandeglang , ia yang menggagas pembangunan Bank Banten jilid 2 di tahun 1956.
“Keinginan luhur untuk mempercepat peningkatan kesejahteraan masyarakat Banten telah menjadi turning point bagi perkembangan bank Banten.” Ujarnya.
Transformasi kelembagaan Bank Banten mencapai titik penting ketika resmi menjadi Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) pada tahun 2023.
Kinerja Keuangan Meningkat Signifikan
Selama dua tahun terakhir, Bank Banten mencatat peningkatan yang signifikan. Di akhir 2024, modal inti mencapai Rp.99,33 miliar, meningkat hampir empat kali lipat dari Rp.26,59 miliar pada 2023. Hingga Juni 2025, total aset Bank Banten tercatat sebesar Rp.8,5 triliun, naik lebih dari Rp.1,4 triliun dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Kredit yang disalurkan (KYD) mencapai Rp4,16 triliun atau meningkat 14,41%, sedangkan Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh dari Rp.4,64 triliun menjadi Rp.5,89 triliun. Pendapatan bunga bersih pun mengalami kenaikan dari Rp.84 miliar menjadi Rp.97,8 miliar.
Laba bersih setelah pajak juga naik signifikan dari Rp3,46 miliar menjadi Rp6,3 miliar, atau tumbuh sebesar 81,84% dalam satu tahun.
Capaian tersebut, menurut Busthami, merupakan hasil sinergi antara jajaran komisaris, direksi, seluruh pegawai Bank Banten, serta dukungan dari Pemerintah Provinsi Banten dan DPRD Banten, khususnya Komisi III.
Grha Bank Banten Diresmikan
Dalam kesempatan yang sama, Bank Banten meresmikan gedung kantor pusat baru yang diberi nama Grha Bank Banten, berlokasi di Jalan Veteran No. 04, Kota Serang. Gedung ini tidak hanya menjadi pusat operasional baru, tetapi juga simbol transformasi dan kepercayaan diri baru Bank Banten.
“Grha Bank Banten adalah hadiah ulang tahun terbaik. Ia menjadi bukti komitmen kami untuk melayani lebih luas, tumbuh lebih kuat, dan memberi dampak nyata bagi masyarakat,” ujar Busthami.
Selain sebagai kantor pusat, Grha Bank Banten juga direncanakan menjadi tempat operasional mesin OERIDAB yaitu mesin pencetak uang Republik Indonesia di tingkat daerah.
Bank Banten sebagai identitas masyarakat Banten
Menutup sambutannya, Busthami menyampaikan bahwa Bank Banten adalah bagian dari sejarah dan identitas daerah.
“Seorang sejarawan Banten pernah menegaskan, berapapun harga yang harus dibayar, Bank Banten harus diselamatkan. Kemunduran sejarah apabila Bank Banten sampai tamat, karena diakui atau tidak Bank Banten telah menjadi identitas masyarakat Banten.” Ujarnya.
Dengan kerja sama dan dukungan yang terus berlanjut, Bank Banten berharap dapat terus berkontribusi dalam pembangunan daerah dan penguatan ekonomi Banten secara berkelanjutan.
Penulis : Mardiah, Sayyidah, dan Ayu