Damar Banten — Gelaran Kota Serang Fair 2025 yang diselenggarakan oleh Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah, Perindustrian, dan Perdagangan (DINKOPUKMPERINDAG) Kota Serang berlangsung meriah di Stadion Maulana Yusuf sejak 6 Agustus dan akan ditutup pada 10 Agustus mendatang.
Ajang tahunan ini diikuti oleh ratusan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dari berbagai daerah, dengan tujuan mempromosikan produk lokal serta meningkatkan perputaran ekonomi masyarakat.
Namun, di balik kemeriahan acara, sistem masuk pengunjung yang diterapkan panitia menuai beragam tanggapan dari pelaku usaha. Berdasarkan ketentuan, pengunjung bisa masuk secara gratis asalkan menunjukkan nota belanja minimal Rp25.000.

Pelaku Usaha Nilai Sistem Tidak Merata
Sejumlah pedagang menilai sistem masuk berbasis nota tersebut memberikan dampak berbeda terhadap omzet mereka, tergantung pada lokasi stand yang disewa.
Jaenal, pelaku usaha asal Rangkas yang menempati stand tenda di area luar stadion dengan tarif sewa Rp3 juta, mengaku puas dengan omzet penjualannya yang mencapai Rp1 juta hingga Rp2 juta per hari.
“Alhamdulillah cukup ramai. Saya tahu info acara ini dari grup WhatsApp Bazar Indonesia,” ujar Jaenal saat ditemui, Jumat (8/8).

Sebaliknya, Eko, pelaku usaha asal Surabaya yang menyewa stand di area dalam stadion dengan biaya Rp3,5 juta, menyampaikan keluhan atas sepinya pengunjung di dalam arena.
“Orang malas masuk ke dalam karena harus belanja dulu buat bisa masuk. Pendapatan saya sehari cuma Rp500 ribu. Kalau begini lagi, saya pilih di luar saja,” ungkapnya.
Evaluasi Sistem untuk Kegiatan Mendatang
Meskipun Kota Serang Fair menjadi momentum penting dalam memasarkan produk UMKM, kebijakan tiket masuk berbasis nota ini dinilai tidak sepenuhnya menguntungkan semua pihak.
Panitia diharapkan dapat melakukan evaluasi terhadap sistem tersebut agar pada penyelenggaraan selanjutnya, seluruh pelaku usaha—baik yang berada di dalam maupun di luar area utama—dapat merasakan manfaat secara adil.
Kota Serang Fair 2025 tidak hanya menjadi ajang hiburan masyarakat, tetapi juga sebagai barometer kebijakan promosi dan pemasaran UMKM daerah. Masukan dari para peserta menjadi catatan penting untuk peningkatan kualitas acara di masa mendatang.
Penulis : Andrew