By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
Damar BantenDamar BantenDamar Banten
  • Beranda
  • Utama Damar Banten
  • Seputar Banten
  • Ekonomi dan Bisnis
  • Wisata-Budaya
  • Olahraga
  • opini
  • Figur
  • Video
Reading: Ratu Adil di Banten
Share
Font ResizerAa
Font ResizerAa
Damar BantenDamar Banten
  • Beranda
  • Utama
  • Seputar Banten
  • Ekonomi dan Bisnis
  • Wisata-Budaya
  • Olahraga
  • opini
  • Figur
  • Seputar Banten
  • Komunitas
  • Utama
  • Ekonomi – Bisnis
  • Wisata dan Budaya
  • Olah Raga
  • Figur
  • Sorotan
  • Contact
  • Blog
  • Complaint
  • Advertise
  • Advertise
© 2025 Damar Banten.
FeatureSeputar Banten

Ratu Adil di Banten

Last updated: Maret 1, 2024 8:32 am
1 tahun ago
Share
4 Min Read
SHARE

Damar Banten – Kondisi pergolakan sosial di jawa sepanjang abad ke-XVIII serta abad ke-XIX, dapat terjadi dikarenakan munculnya ketidakpuasan dari masyarakat di Jawa terhadap pemerintah kolonial Belanda, pada soal kebijakan politik serta ekonomi yang dianggap oleh mereka telah merugikan masyarakat Jawa.

Pada pergolakan sosial masyarakat Jawa yang merujuk pada pengaruh keagamaan, terdapat satu kepercayaan mengenai konsep Ratu Adil yang dianggap sebagai raja yang amat sangat bijaksana, serta percaya kepada ramalan Jayabaya. Gagasan tersebut telah semakin memperkuat masyarakat dalam menekankan rasa benci kepada pemerintahan kolonial Belanda, yang itu berakibat pada berbagai gerakan protes dari masyarakat pedesaan.

Gagasan mengenai Ratu Adil sudah memberikan kita sebuah gambaran tentang konservatisme masyarakat tradisional di Jawa, yang itu menitik beratkan sebuah konsep untuk memelihara serta menjaga mengenai apa yang telah ada di lingkungannya. Dapat dikatakan bahwa masyarakat tradisional Jawa tidak faham mengenai cara menghadapi bentuk perubahan yang dilakukan oleh pengusaha Eropa. 

Hal tersebut yang membuat masyarakat tradisional Jawa menganggap bahwa kembali ke masa lalu, yang dianggap pada masa itu bahwa tatanan sosial sudah dibentuk secara sempurna. Sosok Ratu Adil acapkali muncul pada sebuah mitologi yang kehadirannya dapat mengantarkan mereka pada kesejahteraan, yang itu telah mendorong lahirnya sosok-sosok prophetic yang notabene dapat ditemukan pada sosok guru agama atau orang suci yang karismatik.

Harapan mengenai Milenaria atau era keemasan yang muncul setiap seribu tahun sekali, yang sudah banyak diyakini oleh masyarakat telah memukau imajinasi mereka. Hal tersebut diakibatkan karena telah banyaknya penderitaan sosial bahkan ekonomi yang terjadi sejak akhir abad ke-XVIII serta awal abad ke-XIX di Nusantara, terkhusus di Banten. 

Pergolakan sosial yang timbul di Jawa pada abad ke XIX biasanya terjadi diakibatkan oleh persoalan yang terletak pada penderitaan sosial serta ekonomi, yang justru bukan berakar pada ambisi dinasti para elite Istana. Sekalipun pada beberapa kasus, pergolakan sosial di Jawa ditengarai akibat konflik kepentingan antar elit. Dampak dari penghancuran Kesultanan Banten, pembagian tanah kesultanan yang dilakukan kolonial Belanda, serta kebijakan pajak tanah yang sangat tinggi telah membuat masyarakat Banten sangat menderita.

Munculnya sosok pemimpin kharismatik yang kuat pada seorang Ki Jakaria serta Pangeran Achmad di tahun 1811, telah merepresentasikan sosok yang bergelar Ratu Adil di Banten, mereka berhasil untuk menyatukan berbagai elemen sosial yang ada di Banten.  

Juga, di tahun 1835, ada pula sosok kharismatik yang bernama Nyai Gamparan yang merupakan saudara dari Ki Jakaria, yang kala itu melakukan sebuah perlawanan kepada kolonial Belanda serta Bupati, akibat sengketa hak tanah, sewa tanah, serta ekonomi yang semakin memburuk terjadi di kalangan masyarakat Lebak. 

Selanjutnya di tahun 1840-an, ada Kaiin Bapak Kayah, yang memimpin pemberontak di Cikande Udik, pemberontak Haji Wakhia, Pemberontak Haji Wasyid, Pemberontakan Syech Asnawi, Pemberontakan KH. Achmad Chatib, serta toko-toko lainnya di Banten.

Sosok-sosok tersebut telah berhasil menjadi pemersatu kaum petani, jawara/bandit, serta elite agama dengan semangat Jihad guna mengembalikan kejayaan kesultanan Banten.

Penulis: Ilham Aulia Japra

You Might Also Like

Wagub Banten Salurkan Bantuan RLHB dan Pendidikan dari BAZNAS di Pandeglang
Ida Nuraida Dilantik Jadi Pj Sekda Kabupaten Serang
Peringati HANI 2025, BNN Banten dan Bupati Serang Gelar Senam dan Tes Urine Massal di SMKN 1 Tanara
Kabupaten Serang Masuk Zona Merah Narkoba, Bupati Komitmen akan Bentuk BNN Kabupaten Serang 
Bupati Ratu Zakiyah Ajak Masyarakat Wujudkan Gerakan Serang Tanpa Narkoba pada peringatan Hari Anti narkotika Internasional (HANI)
Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Find Us on Socials

Berita Terkait

Wagub Banten Hadiri Haflah Khotmil Quran di Ponpes At-Thohiriyah Serang

4 hari ago

Wagub Banten A Dimyati Natakusumah Lakukan Dialog dengan Paguyuban Urang Banten

4 hari ago

Pemprov Banten Giatkan Pembangunan dan Mempermudah Investasi Untuk Serap Tenaga Kerja

4 hari ago

Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah 8 Tampilkan Permainan Tradisional di Seba Baduy

2 bulan ago

Damar BantenDamar Banten
© 2025 Damar Banten | PT. MEDIA DAMAR BANTEN Jalan Jakarta KM 5, Lingkungan Parung No. 7B Kota Serang Provinsi Banten
  • Iklan
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
Welcome Back!

Sign in to your account

Username or Email Address
Password

Lost your password?