Ditengah rangkaian acara utama Seba Baduy 2025, seserahan hasil panen, di Gedung Nusantara, Banten, Sabtu malam (03/05/2025) seorang jaro pemerintah telaha menyampaikan harapan dan permintaannya kepada pemerintah yang langsung direspons Gubernur Banten, Andra Soni. Hadir pada acara itu, antara lain Menteri Kebudayaan (Diwakili Dirjen Perlindungan Kebudayaan dan Tradisi, Restu Gunawan), Wakil Gubernur Banten, A. Dimyati Natakusuma, pimpinan DPRD, Forkompimda Banten, bupati dan walikota se- Provinsi Banten, dan tamu undangan lainnya.
Dalam kata sambutannya, Andra Soni langsung menggaris bawahi penyampaian Jaro Pemerintah.
“Meskipun tidak seluruhnya dapat saya mengerti, namun ada satu permintaan yang saya catat, yaitu perlunya persediaan obat anti bisa ular untuk warga Baduy,” ungkapnya.
Untuk itu, kepada jajaran Dinas Kesehatan di Provinsi Banten, khususnya jajaran Dinas Kesehatan Kabupaten Lebak dimintanya untuk berkoordinasi dengan Puskesmas terdekat warga Baduy sehingga selalu tersedia obat anti bisa ular. Mirisnya, pihaknya juga menerima laporan warga yang digit ular berbisa yang berobat ke RSUD Banten, rumah sakit pusat Banten, tetapi ternyata tidak juga tersedia obat anti bisa ular. Oleh karena itu, Andra kembali berpesan kepada jajaran Dinas Kesehatan untuk memperhatikan, dan memastikan ketersediaan obat tersebut di masa mendatang.
Bukan Tontonan
Lebih lanjut, Andrasoni menyampaikan, pelaksanaan acara Seba Baduy akan ditingkatkan di tahun mendatang, dan disuguhkan dengan format lebih menarik sehingga mampu mangundang daya tarik wisatawan lokal Banten, nasional, dan internasional.
Melalui Seba Baduy ini, ujarnya, kita akan tunjukkan bahwa di Banten, khususnya di Baduy, masyarakatnya memiliki kearifan lokal dalam menjaga kelestarian dan keharmonisan alam dan lingkungannya.
“Bagi saya, Seba Baduy bukanlah tontonan, tapi tuntunan. Kita bisa banyak belajar tentang bagaimana warga Baduy yang kita anggap tidak berpendidikan formal, tapi mampu menjaga ketertiban, kelestarian, dan keharmonisan alam melalui keyakinannya, meski pada lahirnya diserahkan kepada pemerintah.

Dicontohkannya, pada saat penyampaian seserahan hasil panen, warga Baduy menjalankan tugasnya tanpa banyak bicara. Bahkan dalam acara ini, katanya, masyarakat Baduy diam dan fokus menyimak isi pidato dengan diam tanpa bicara.
Tak cuma itu, Andra juga memperhatikan warga Baduy yang tertib antri pada saat mengambil makanan yang disiapkan panitia, dan tertib antri mandi di sungai meski jumlah mereka sangat banyak.
“Ini yang saya perhatikan sejak saya masih anggota DPRD Banten. Tertib dan tidak ada rebutan,” tegasnya.
Lebih lanjut, dalam acara yang diwarnai seserahan hasil panen itu, Andra kembali menekankan penyampaian Jaro Pemerintah, bahwa seserahan hasil panen warga Baduy bukanlah upeti kepada pemerintah, tetapi merupakan pesan leluhur sebagai wahana silaturahmi dan menjalin keharmonisan hubungan dengan pemerintahan yang sah.
Ditegaskannya, kearifan lokal masyarakat Baduy patut kita jadikan panutan (**)
Penulis: Edwardedi