Timuran menjadi berkah tersendiri bagi pembudidaya rumput laut jenis cottoni di pesisir utara Banten. Ombak yang tenang, arus laut setabil dan curah hujan yang rendah merupakan kondisi ideal untuk menanam rumput laut jenis cottoni.
Salman, petani rumput laut asal Desa Lontar, Kec. Tirtayasa, Kab. Serang, Banten menjelaskan, Timuran adalah penyebutan masyarakat setempat, mengacu pada arah angin (Angin Timur) yang berhembus dari arah timur. Kondisi ini terjadi pada bulan Mei sampai November.
Pada Musim Timur, katanya, masyarakat di desanya ramai-ramai menanam rumput laut. Setiap pembudidaya rata-rata memiliki 2-3 blok lahan. Dalam 1 blok terdapat 50 rentang tambang sebagai media budidaya dengan ukuran 30 depa (50 meter) “Kalau Timuran, pertumbuhannya cepat dan bagus. Penyakit juga nggak ada,” tuturnya kepada Damarbanten.com belum lama ini.
Lebih lanjut, pria yang memiliki dua blok lahan budidaya rumput laut ini mengatakan, dalam setiap panen (40 hari), lahan miliknya dapat menghasilkan 10 ton rumput laut basah, atau sekitar 1,5 ton rumput laut kering. Meski harga rumput laut sedang turun, penghasilanya masih cukup untuk menghidupi keluarganya
“Harga kering sekarang lagi turun Rp 14.000/kg,.dibanding harga normal Rp.18.000/kg di pengepul. Lumayan lah, berkah. Bisa nambah-nambah penghasilan,” imbuhnya

Selain mendatangkan berkah bagi pembudidaya, musim Timur juga mendatangkan cuan bagi para pekerja dalam mata rantai usaha budidaya rumput laut. Misalnya saja, pekerja pembibitan, pekerja pemanenan, pengangkutan dan penjemuran.
Nati, pekerja pembibitan mengaku senang ketika musim Timuran tiba, karena ada penghasilan tambahan.
“Yang jadi kuli pembibitan kan ibu-ibu, jadi lumayan lah, bisa membantu suami,” ujarnya.
Lebih lanjut, wanita berusia 50 tahun ini menguraikan, upah kuli pembibitan berkisar Rp 5.000 – Rp 7.000 per rentang (50 meter), tergantung harga pasaran rumput laut. Dalam sehari, ibu lima anak ini bisa membawa pulang Rp.50.000 -Rp 70.000 dari hasil upah pembibitan.
Selain itu, Nati juga menyayangkan bahwa, produktifitas rumput laut jenis Cottoni ini hanya produktif di musim Timuran saja, sedangkan di musim Baratan semua berhenti menanam karena gelombang air laut tinggi.
“Kalau musim barat, paling tanam buat cadangan bibit saja. Persiapan untuk Timuran ke depan,” ujarnya.
Masyarakat pesisir kini berharap ada metode penanaman rumput laut baru yang bisa diterapkan pada musim Baratan, sehingga budidaya rumput laut tak hanya pada musim Timuran saja. (**)
Penulis: Amrin Fasa