By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
Damar BantenDamar BantenDamar Banten
  • Beranda
  • Utama Damar Banten
  • Seputar Banten
  • Ekonomi dan Bisnis
  • Wisata-Budaya
  • Olahraga
  • opini
  • Figur
  • Video
Reading: Mengintip Tradisi Munggahan Jelang Ramadhan
Share
Font ResizerAa
Font ResizerAa
Damar BantenDamar Banten
  • Beranda
  • Utama
  • Seputar Banten
  • Ekonomi dan Bisnis
  • Wisata-Budaya
  • Olahraga
  • opini
  • Figur
  • Seputar Banten
  • Komunitas
  • Utama
  • Ekonomi – Bisnis
  • Wisata dan Budaya
  • Olah Raga
  • Figur
  • Sorotan
  • Contact
  • Blog
  • Complaint
  • Advertise
  • Advertise
© 2025 Damar Banten.
Budaya

Mengintip Tradisi Munggahan Jelang Ramadhan

Last updated: April 12, 2021 11:05 pm
4 tahun ago
Share
2 Min Read
SHARE

Damar Banten – Munggahan adalah tradisi masyarakat Islam suku Sunda untuk menyambut datangnya bulan Ramadhan, tradisi ini merupakan bentuk rasa bahagia masyarakat sunda dalam menyambut datangnya bulan Ramadhan

Bentuk pelaksanaannya bervariasi, umumnya berkumpul bersama keluarga dan kerabat, makan bersama, saling bermaafan, dan berdoa bersama.

Selain itu, ada pula yang mengunjungi tempat wisata bersama keluarga, berziarah ke makam orang tua atau orang saleh, atau mengamalkan sedekah munggah (sedekah pada sehari menjelang bulan puasa)

Dalam munggahan, selain makan-makan atau mengunjungi tempat wisata, masyarakat juga melakukan  bebersih badan. Seperti dikatakan seorang Mahasiswi Universitas Bina Bangsa, Liestian Cahya, “Bukan cuma makan-makan atau mengunjungi tempat wisata aja , cara seru lainnya untuk Munggahan juga bisa bebersih badan, atau biasa di sebut mandi besar atau keramas yang mensimbolkan sebagai penyucian diri menjelang  Ramadhan.”

Bebersih badan juga bisa di lakukan dimanapun selagi air itu bersih dan tidak terkena kotoran.

“Bebersih badan bukan cuma bisa mandi di rumah aja si, tapi mandi di sungai, pemandian khusus, maupun di pantai juga bisa, yang penting airnya nggak terkena najis,” tambahnya.

Tradisi munggahan ini, kata  Mahasiswi UIN SMH Banten Listiawati , harus di pertahankan karna punya tujuan yang baik.

“Tradisi ini patut dipertahankan karena mempunyai niat baik yaitu menyambut bulan yang suci. Barang siapa yg senang dengan datangnya bulan suci maka dibukakan pintu surga untuknya,” jelasnya.

Dengan munggahan, lanjutnya,  hubungan kekerabatan dan kekeluargaan bisa lebih hangat, silaturahmi tetap terjaga dan harmonis. 

Pada umumnya, masyarakat menganggap tradisi Munggahan sebagai ungkapan rasa syukur kepada Allah, untuk membersihkan diri dari hal-hal yang buruk selama setahun ke sebelumnya dan agar terhindar dari perbuatan yang tidak baik selama menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadhan.

Penulis: Fiqri Udayana

You Might Also Like

Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah 8 Tampilkan Permainan Tradisional di Seba Baduy
Debus Banten Di lirik Tamu dari Jepang
Lomba Teater Boneka menjadi arena untuk membuka ruang yang Inklusif untuk Sekolah Khusus se Banten
IPSI Banten Tampilkan Debus Pada Peringatan 500 Tahun Kesultanan Banten
Hari Purbakala 14 Juni: Merayakan Warisan dan Kekayaan Masa Lampau
Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Find Us on Socials

Berita Terkait

Seba Baduy 2024, Pj Gubernur Banten Al Muktabar Titipkan Tumbuh Kembang Anak

1 tahun ago

Pj Gubernur Banten Al Muktabar Sambut Masyarakat Adat Baduy

1 tahun ago

Tradisi Kawalu dan Seba dalam Masyarakat Baduy: Upacara, Makna, dan Pelestarian Lingkungan

1 tahun ago

Sebanyak 1.500 Warga Baduy Jalani Tradisi Seba Baduy 2024

1 tahun ago

Damar BantenDamar Banten
© 2025 Damar Banten | PT. MEDIA DAMAR BANTEN Jalan Jakarta KM 5, Lingkungan Parung No. 7B Kota Serang Provinsi Banten
  • Iklan
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
Welcome Back!

Sign in to your account

Username or Email Address
Password

Lost your password?