Malam ini membaca kembali tulisan-tulisan Pak GWR Gunawan Wiradi (semoga Tuhan memposisikan beliau yang terbaik). Salah satunya tentang Piagam Petani yang pernah dideklarasikan oleh PBB dari konferensi yang diselenggarakan FAO pada Juli 1979. Dalam uraian Pak GWR, mandat yang sudah ada sejak 1981 dan berlaku secara internasional tersebut sudah mengamanatkan bahwa Reforma Agraria dan Pembangunan Pedesaan seharusnya diselenggarakan melalui KOPERASI.
Masalahnya adalah hegemoni kapitalisme global yang juga dilakukan dengan globalisasi -Pak GWR mendefinisikannya sebagai gerakan kapitalisme internasional- membuat banyak negara Anggota PBB justru semakin menjauhi substansi Reforma Agraria, Pembangunan Pedesaan, dan Koperasi. Parahnya lagi, dalam salah satu prinsip di piagam tersebut disebutkan prinsip-prinsip yang berkesesuaian dengan koperasi, namun dalam panduan geraknya justru melegalkan semakin kuat investasi asing yang selama ini menjadi instrumen imperialisme, dan juga bantuan asing atas nama pembangunan bahkan pemberantasan kemiskinan yang justru memperkuat hegemoni kapitalisme global.
Saya tidak tahu apakah Pak GWR pernah menguraikan tentang Deklarasi Hak Asasi Petani dan Orang-orang yang Bekerja di Area Pedesaan (UNDROP) yang dideklarasikan PBB pada tahun 2018. Membuat saya merenung, bahwa sejak 1979 dan 1981, sampai 2018, berarti tidak ada satupun gerakan sosial transnasional sebagai kontra hegemoni kapitalisme global termasuk dalam isu reforma agraria, pembangunan pedesaan, dan koperasi yang sanggup membendung keserakahan dan kemunafikan para liberal-kapitalis yang bahkan berkembang menjadi neoliberalis.
Dunia benar-benar sudah menghancurkan desa, merampas tanah, bahkan mengusir warga desa ke kota melalui urbanisasi, ke daerah lain dengan transmigrasi, bahkan ke negara lain untuk bermigrasi…dan keseluruhannya adalah untuk menjadi buruh. Apakah mereka yang bertransmigrasi memiliki tanah kembali secara sejati? Apakah kepemilikan tanah itu tidak menimbulkan atau setidaknya dibayangi potensi konflik dengan kekerasan?
Maka sesungguhnya, kembali ke desa untuk membangun kembali pedesaan melalui reforma agraria melalui koperasi sebagai gerakan reforma agraria sejati yang disebut Pak GWR dengan agrarian reform by leverage adalah sangat berharga (harga mati?) dalam momentum peringatan kemerdekaan Republik Indonesia tahun ini. Indonesia akan tangguh dan akan tumbuh dengan baik ketika bertumbuhan dan tangguhnya Koperasi Agraria Pedesaan Republik Indonesia!
Padang, 05 Agustus 2021.
Virtuous Setyaka,
Ketua Koperasi Mandiri Dan Merdeka.