By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
Damar BantenDamar BantenDamar Banten
  • Beranda
  • Utama Damar Banten
  • Seputar Banten
  • Ekonomi dan Bisnis
  • Wisata-Budaya
  • Olahraga
  • opini
  • Figur
  • Video
Reading: Doa Di Bulan Kemerdekaan
Share
Font ResizerAa
Font ResizerAa
Damar BantenDamar Banten
  • Beranda
  • Utama
  • Seputar Banten
  • Ekonomi dan Bisnis
  • Wisata-Budaya
  • Olahraga
  • opini
  • Figur
  • Seputar Banten
  • Komunitas
  • Utama
  • Ekonomi – Bisnis
  • Wisata dan Budaya
  • Olah Raga
  • Figur
  • Sorotan
  • Contact
  • Blog
  • Complaint
  • Advertise
  • Advertise
© 2025 Damar Banten.
Budaya

Doa Di Bulan Kemerdekaan

Last updated: Agustus 18, 2021 10:44 am
4 tahun ago
Share
2 Min Read
Ace Sumanta. Foto : (Sumber, Metropolitan.id)
SHARE

Sejenak mengingat masa silam
Tanpa dengan kacamata hitam
Melainkan batin menerawang penuh pilu dan haru
Begitu kalbu itu ada dalam kesesatan waktu yang musti mampu memutuskan hal yang cepat
Lompatan granat dan mesiu mendahului palu, garpu, golok, keris, kujang maupun senjata dari rampasan.

Kehidupan yang terbatas
Makan minum pun entah
Jeritan anak-anak dan ibu-ibu hamil kan melahirkan
Dimana mereka dapat ketenangan
Semua menunggu kepastian
Doa-doa mereka terhampar
Harapan mereka di benaknya terbuyar
Perang harapannya segera berakhir
Menuju saat tiba kemerdekaan.

Masih kah kini mengingatnya
Kekacauan bangsa sulit bangkit untuk menata
Tangisan bangsa mampu membangun jalan raya.


Jalan setapak bersela badan tersisa
Di tengah bebatuan tubuh kelu jasad meringkik keseharian yang ditemukan
Saudara seibu tak lagi ingat dimana kuburnya
Saudara se bangsa astana terakhir entah dimana


Tak ada pemakaman layaknya pahlawan hari ini ditaburi bunga
Disematkan bintang tanda jasa
Entah kini doa siapa menggema di bumi Pertiwi
Meringkik tak bertepi
Mencari jalan tersesat
Menyasar di lembah-lembah garis perbatasan
Doa siapa yang kini butuh jawaban
Saat ketenangan dalam pertemuan
Hanya sebatas cerita dan nostalgia
Retorika yang tak bermakna
Kecut dan asam membuat keriput badan.
Masih adakah jawab doa
Saat para pejuang ada digaris kemiskinan
Reruntuhan atap dari rumbia bahkan masih ada yang hidup digubug dan kolong jembatan
Doa siapa yang menembus langit-Nya
Agar tak terdengar tangis mengiris hati.

Kemana saudaranya
Siapa saudaranya
Hanya berharap dari bangsa merdeka namun ditukar dengan bantuan yang tidak merata.
Hapuskan air mata pak Jenderal
Bintangmu kini bukan apa-apa!

Karya: Ace Sumanta

(Rumah Baca, 2 Agustus 2021)

You Might Also Like

Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah 8 Tampilkan Permainan Tradisional di Seba Baduy
Debus Banten Di lirik Tamu dari Jepang
Lomba Teater Boneka menjadi arena untuk membuka ruang yang Inklusif untuk Sekolah Khusus se Banten
IPSI Banten Tampilkan Debus Pada Peringatan 500 Tahun Kesultanan Banten
Hari Purbakala 14 Juni: Merayakan Warisan dan Kekayaan Masa Lampau
Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Find Us on Socials

Berita Terkait

Seba Baduy 2024, Pj Gubernur Banten Al Muktabar Titipkan Tumbuh Kembang Anak

1 tahun ago

Pj Gubernur Banten Al Muktabar Sambut Masyarakat Adat Baduy

1 tahun ago

Tradisi Kawalu dan Seba dalam Masyarakat Baduy: Upacara, Makna, dan Pelestarian Lingkungan

1 tahun ago

Sebanyak 1.500 Warga Baduy Jalani Tradisi Seba Baduy 2024

1 tahun ago

Damar BantenDamar Banten
© 2025 Damar Banten | PT. MEDIA DAMAR BANTEN Jalan Jakarta KM 5, Lingkungan Parung No. 7B Kota Serang Provinsi Banten
  • Iklan
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
Welcome Back!

Sign in to your account

Username or Email Address
Password

Lost your password?