By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
Damar BantenDamar BantenDamar Banten
  • Beranda
  • Utama Damar Banten
  • Seputar Banten
  • Ekonomi dan Bisnis
  • Wisata-Budaya
  • Olahraga
  • opini
  • Figur
  • Video
Reading: Petaka Tanaka, Korupsi Setelah Malari
Share
Font ResizerAa
Font ResizerAa
Damar BantenDamar Banten
  • Beranda
  • Utama
  • Seputar Banten
  • Ekonomi dan Bisnis
  • Wisata-Budaya
  • Olahraga
  • opini
  • Figur
  • Seputar Banten
  • Komunitas
  • Utama
  • Ekonomi – Bisnis
  • Wisata dan Budaya
  • Olah Raga
  • Figur
  • Sorotan
  • Contact
  • Blog
  • Complaint
  • Advertise
  • Advertise
© 2025 Damar Banten.
Polhukam

Petaka Tanaka, Korupsi Setelah Malari

Last updated: Januari 15, 2022 11:36 pm
3 tahun ago
Share
3 Min Read
SHARE

Malari. Malapetaka Lima Belas Januari. Kekuasaan saat itu menyebut aksi antimodal asing ini sebagai malapetaka. Peristiwa ini berpuncak pada 15 Januari 1974, saat Kakuei Tanaka Perdana Menteri Jepang saat itu, berkunjung ke Indonesia. Jakarta terbakar. Tokoh utamanya adalah mahasiswa. Barisan “the angry young men” ini dipimpin Hariman Siregar. Tokoh lainnya adalah Jenderal Ali Moertopo, Asisten Pribadi (Aspri) Presiden Soeharto dan Jenderal Soemitro, Pangkopkamtib saat itu.

Malapetaka adalah stigma. Bahwa aksi kaum muda terdidik menolak modal asing itu adalah musibah. Sebuah kemalangan. Apa yang dianggap malapetaka? Protes. Kritik. Kemarahan mahasiswa atas sikap dan laku kekuasaan Orde Baru yang mengundang modal asing. Aksi ini adalah reaksi. Aksi protes ini digerakkan oleh kekecewaan mahasiswa kala itu terhadap kekuasaan Jenderal Soeharto dan kroninya yang mulai menyimpang.

Penyalahgunaan wewenang publik untuk kepentingan privat oleh Orde Baru adalah pangkal dari gerakan 15 Januari 1974 itu. Kedatangan Tanaka hanya pemantik. Picu. Aksi besar ini digerakkan oleh sikap korup kekuasaan. Inilah malapetaka itu. Musibah bagi penguasa korup yang ditelanjangi aibnya. Sebuah orde yang mengklaim diri sebagai gerakan pemurnian, ternyata membawa air kotor yang penuh lumpur.

Malari adalah kemalangan bagi lumpur kekuasaan yang menempel pada kekuasaan Orde Baru. Kotoran yang disucikan dengan atribut dan kemewahan oleh kekuasaan Jenderal Soeharto. Orang-orang dekat yang lekat dan kuat. Mereka anak kandung Orde Baru. Mereka bergerombol di sekitar kekuasaan, dan mendapakan segenap kemuliaan. Mereka adalah para asisten yang menjadi kepanjangan tangan Orde Baru.

Petaka itu menerjang Tanaka. Tamu terhormat, dari negeri yang pernah menjajah tanah ini, harus lari dan diterbangkan dengan helikopter. Seorang perdana menteri dipaksa tunggang-langgang. Toko-toko di Proyek Senen terbakar amarah. Kemarahan memang kadang membara. Huru-hara melanda ibukota. Asisten Pribadi Presiden dibubarkan. Jenderal Soemitro diberhentikan. Dan, Hariman Siregar, sang pemimpin barisan protes ditangkap.

Penyelewengan itu hanya menarik nafas sejenak. Korupsi tak mau berhenti. Bergerak deras seiring arus modal yang diundang. Arus itu mengelombang menjadi petaka. Korupsi menjadi bandang yang membawa air bah. Lumpur dan kotoran kekuasaan yang bernama korupsi itu menerjang dan meluluh-lantakkan daratan cita-cita republik ini, hingga kini.

Lumpur dan kotor itu, korupsi yang menjadi-jadi, kini menyesaki hari-hari republik ini. Koran pagi dan televisi dijejali kabar kejahatan abadi ini. Keserakahan yang tak ingin berhenti. Bergerak menyelusup ke tiap-tiap pikiran dan hati kaum pemuja modal. Menjadi berhala. Tegak kokoh dan perkasa. Korupsi adalah mantra dalam puja-puji yang menenggelamkan hajat hidup orang banyak.

Inilah petaka itu. Nestapa bagi amanat penderitaan rakyat. Kemalangan yang ditukangi para pemuja kapital. Segolongan tuan-tuan yang hidup dari riba kuasa modal. Setelah Tanaka. Setelah Malari korupsi menjadi-jadi. Dan, setelah korupsi, akankah kembali Malari? Wallahulam.

Tulisan ini pernah di muat di rilis.id

penulis : Dadang Rhs

You Might Also Like

Gaji Hakim Naik 280 Persen
Tingkatkan Kerjasama, Prabowo Bertandang ke Thailand
Napak Reformasi’98: Mengenang Tragedi dan Menguatkan Komitmen HAM
Terima Bintang Kenegaraan Brunei, Prabowo Dijemput Putera Mahkota
Gerindra Banten Gelar Pertemuan Bakal Calon Kepala Daerah Se-Banten
Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Find Us on Socials

Berita Terkait

Komnas Perempuan: Perempuan Penyandang Disabilitas Rentan Mengalami Kekerasan Seksual

1 tahun ago

Pembredelan Media Massa Oleh Pemerintahan Orde Baru Tahun 1994: Sebuah Tinjauan Historis

1 tahun ago

Andra Soni : Anak Petani Hingga Ketua DPRD Provinsi Banten

1 tahun ago

Perang Enam Hari: Konflik Singkat Yang Mengubah Peta Timur Tengah

1 tahun ago

Damar BantenDamar Banten
© 2025 Damar Banten | PT. MEDIA DAMAR BANTEN Jalan Jakarta KM 5, Lingkungan Parung No. 7B Kota Serang Provinsi Banten
  • Iklan
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
Welcome Back!

Sign in to your account

Username or Email Address
Password

Lost your password?