By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
Damar BantenDamar BantenDamar Banten
  • Beranda
  • Utama Damar Banten
  • Seputar Banten
  • Ekonomi dan Bisnis
  • Wisata-Budaya
  • Olahraga
  • opini
  • Figur
  • Video
Reading: Baju Baduy Sebagai Simbol Presiden Mengajak Bangsa Pulang Ke Akar Kebangsaan Sendiri
Share
Font ResizerAa
Font ResizerAa
Damar BantenDamar Banten
  • Beranda
  • Utama
  • Seputar Banten
  • Ekonomi dan Bisnis
  • Wisata-Budaya
  • Olahraga
  • opini
  • Figur
  • Seputar Banten
  • Komunitas
  • Utama
  • Ekonomi – Bisnis
  • Wisata dan Budaya
  • Olah Raga
  • Figur
  • Sorotan
  • Contact
  • Blog
  • Complaint
  • Advertise
  • Advertise
© 2025 Damar Banten.
Budaya

Baju Baduy Sebagai Simbol Presiden Mengajak Bangsa Pulang Ke Akar Kebangsaan Sendiri

Last updated: Agustus 20, 2021 8:10 pm
4 tahun ago
Share
4 Min Read
SHARE

Langkah Presiden Jokowi memilih busana Baduy di acara kenegaraan pada tanggal 16 Agustus kemarin itu sangat tepat. Sebuah momentum yang pas di saat kita sebagai sebuah bangsa sedang berusaha bangkit dari keterpurukan, terutama keterpurukan ekonomi di era covid.

Busana adat Baduy yang dipakai presiden adalah sebuah siloka atau perumpamaan yang mengandung makna sangat dalam dan luhur. Yakni menggambarkan ada kesadaran baru di pucuk pimpinam bangsa ini untuk bukan saja sekedar menghargai tradisi dan adat istiadat serta kearifan lokal bangsa sendiri yang mengandung nilai -nilai luhur, tetapi juga mengajak semua elemen bangsa untuk berkaca dan belajar banyak kepada kearifan lokal bangsa sendiri.

Dengan kata lain, presiden ingin mengajak rakyat Indonesia dan segenap elemen bangsa untuk kembali “pulang” ke akar kebangsaan kita sendiri yang sesungguhnya setelah selama ini bangsa Indinesia cenderung terombang -ambang oleh gelombang pengaruh budaya luar hingga hampir kehilangan jati diri.

Akar bangsa kita adalah adat istiadat asli Indonesia yang tumbuh dan berkembang di bumi nusantara.

Kenapa Baduy yang dipilih, karena suku Baduy adalah suku yang tertua dan memiliki nilai-nilai luhur serta universal dimana semua adat yang ada di nusantara dan juga bangsa-bangsa lain di dunia mengakuinya.

Nilai-nilai luhur itu diantaranya ialah pola hidup sederhana, kerja keras, menjaga dan memelihara alam lingkungan, bersikap santun kepada semua mahluk Tuhan. Mengembangkan budaya menanam bukan budaya panen, dan budaya menerima segala perbedaan dan keragaman sebagai kekayaan dan keindahan kehidupan.

Nilai-nilai itulah yang membuat warga Baduy tetap survive, teguh, punya jati diri dan percaya diri serta terhindari dari jebakan pengaruh negatif modernisasi, namun bukan berarti tidak memahami perkembangan dan kemajuan jaman.

Dengan sikap itu pula orang Baduy termasuk kelompok warga yang bisa hidup sehat meskipun tanpa mengenal rumah sakit dan dokter. Mereka hidup damai tenteram jauh dari konflik meskipun tanpa aparat keamanan. Mereka bisa hidup sejahtera terhindar dari kemiskinan meskipun minus sentuhan tehnologi modern.

Itulah sedikit contoh dari sekian banyak nilai- nilai luhur yang mereka anut sehingga orang Baduy menjadi komunitas masyarakat paling imun dalam banyak hal, termasuk imun dari bencana pandemi covid. Ketika warga di seluruh dunia sibuk memerangi pandemi covid, orang Baduy justru hidup biasa saja tanpa ada perubahan sikap apapun. Hingga sekarang hanya komumitas Baduy di Indonesia bahkan dunia yang benar -benar terhindar dari tekanan pandemi covid. Di Baduy hingga saat ini zero covid.

Nah, itulah pesan luhur yang ingin disampaikan Presiden Jokowi. Presiden ingin mengajak bangsa Indonesia merecovery kehidupan berbangsa dan kembali bangkit dari keterpurukan dengan cara “pulang” kembali ke akar dan membangun serta memelihara akar kebangsaan kita yang sesungguhnya.

Yakni mengajak rakyat agar bekerja keras, hldup sederhana dan mengembangkan budaya menanam, budaya memelihara. Sebaliknya mulai mengurangi budaya memanen (hedonis, rakus, merusak alam) yang selama ini cenderung menjadi prilaku yang melanda banyak warga Indonesia dan umumnya umat manusia di dunia.

Oleh Uten Sutendy

Uten Sutendy, Budayawan, Penulis novel Baduy sebuah Novel, pemerhati kearifan lokal Nusantara.

You Might Also Like

Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah 8 Tampilkan Permainan Tradisional di Seba Baduy
Debus Banten Di lirik Tamu dari Jepang
Lomba Teater Boneka menjadi arena untuk membuka ruang yang Inklusif untuk Sekolah Khusus se Banten
IPSI Banten Tampilkan Debus Pada Peringatan 500 Tahun Kesultanan Banten
Hari Purbakala 14 Juni: Merayakan Warisan dan Kekayaan Masa Lampau
Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Find Us on Socials

Berita Terkait

Seba Baduy 2024, Pj Gubernur Banten Al Muktabar Titipkan Tumbuh Kembang Anak

1 tahun ago

Pj Gubernur Banten Al Muktabar Sambut Masyarakat Adat Baduy

1 tahun ago

Tradisi Kawalu dan Seba dalam Masyarakat Baduy: Upacara, Makna, dan Pelestarian Lingkungan

1 tahun ago

Sebanyak 1.500 Warga Baduy Jalani Tradisi Seba Baduy 2024

1 tahun ago

Damar BantenDamar Banten
© 2025 Damar Banten | PT. MEDIA DAMAR BANTEN Jalan Jakarta KM 5, Lingkungan Parung No. 7B Kota Serang Provinsi Banten
  • Iklan
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
Welcome Back!

Sign in to your account

Username or Email Address
Password

Lost your password?