Damar Banten – Disela rangkaian Pertemuan Sherpa G20 ke-3 di Sun City, Afrika Selatan, beberapa waktu lalu, Korea Selatan selaku Ketua MIKTA 2025 menyelenggarakan Pertemuan Sherpa Negara MIKTA
MIKTA merupakan kerja sama informal negara-negara middle power yaitu Meksiko, Indonesia, Korea Selatan, Turki, dan Australia.
Asisten Deputi Kerja Sama Ekonomi Multilateral Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Ferry Ardiyanto mengemukakan adanya keselarasan antara prioritas Presidensi G20 Afrika Selatan dan fokus MIKTA tahun ini yang diusulkan Korea Selatan, khususnya dalam pemberdayaan kaum muda dan pembangunan berkelanjutan.
“Kolaborasi dapat membuka ruang strategis bagi MIKTA untuk mengangkat suara negara-negara Global South, memperkuat arsitektur keuangan global, serta mendukung pendekatan pembangunan berbasis kaum muda dalam transisi hijau dan transformasi digital,” ujarnya, selaku Co-Sous Sherpa G20 Indonesia.
Lebih lanjut, Asdep Ferry menekankan pentingnya memulihkan kepercayaan global terhadap tatanan internasional berbasis aturan dan mendorong terciptanya konsensus atas berbagai isu yang perkembangannya terhambat, termasuk dalam bidang perdagangan dan Sustainable Development Goals (SDGs).
Penghubung Strategis
Pertemuan Sherpa MIKTA yang diselenggarakan pada keketuaan Korea Selatan di tahun ini memang berlangsung pada momen krusial di tengah eskalasi tensi geopolitik, fragmentasi perdagangan, dan melemahnya tatanan multilateral. Untuk itu, Indonesia mengapresiasi inisiatif Korea Selatan dalam memperkuat posisi MIKTA sebagai jembatan antara negara maju dan negara berkembang, terutama dalam konteks meningkatnya polarisasi geopolitik dan geoekonomi.
“Posisi negara MIKTA sebagai penghubung strategis harus lebih dioptimalkan untuk menjunjung tinggi nilai-nilai fundamental, seperti demokrasi, hukum internasional, dan multilateralisme yang inklusif,” ujar Co-Sous Sherpa Ferry.
Pada pertemuan ini, Indonesia menyampaikan tiga usulan konkret untuk memperkuat peran kolektif MIKTA. Pertama, pembentukan platform komunikasi yang melibatkan Pemerintah, pelaku usaha, dan lembaga keuangan internasional yang berfokus pada kolaborasi sektor energi dan transformasi digital.
Kedua, inisiatif diskusi transisi hijau untuk membantu negara berkembang yang tertinggal dalam proses dekarbonisasi. Dan, ketiga, peluncuran program fellowship kaum muda di bidang teknologi hijau dan digital dengan mengadaptasi model pelatihan vokasi yang telah sukses diterapkan di beberapa negara anggota.
“Sinergi antara fokus MIKTA 2025 di bawah keketuaan Korea Selatan dan agenda prioritas G20 pada Presidensi Afrika Selatan Tahun 2025, khususnya pada isu pembangunan berkelanjutan dan pemberdayaan kaum muda, dapat dijadikan titik temu penting bagi negara berkembang,” tambah Co-Sous Sherpa Ferry.
Sementara itu, Sherpa Korea Selatan Amb. Song In-Chang menegaskan kembali peran penting MIKTA sebagai platform dinamis dan konstruktif kekuatan middle power dalam merespons tantangan global yang semakin kompleks dan terfragmentasi. Pertemuan kali ini merupakan komitmen Korea Selatan untuk mendorong negara-negara MIKTA lebih berperan aktif dalam membangun tatanan global yang tangguh, inklusif, dan berkelanjutan, serta memperkuat kontribusi middle power dalam menjembatani kesenjangan global melalui kolaborasi konkret.
Keketuaan Korea Selatan pada MIKTA tahun ini mengusung tiga prioritas tematik utama, yaitu perdamaian dan pembangunan (peacebuilding), keterlibatan kaum muda (youth engagement), dan percepatan pencapaian SDGs. Ketiga fokus ini mencerminkan kekuatan bersama negara-negara MIKTA dan tanggung jawab global yang diemban sebagai middle power.
Editor: Lucy T
(Sumber: Ekon.go.id)