TikTok perlahan mempengaruhi pilihan hidup remaja. Buktinya? Cek penelitiannya di sini.
Damar Banten — Gaya hidup remaja Indonesia kini tak lepas dari pengaruh konten media sosial, khususnya TikTok. Sebuah studi dari Universitas Islam Negeri Sumatera Utara pada Juni 2024 menyebutkan bahwa penggunaan TikTok memiliki pengaruh signifikan terhadap gaya hidup remaja, terutama dalam hal model pakaian, makanan atau minuman favorit, hobi, aktivitas rekreasi, hingga penggunaan kosmetik atau skincare.
Penelitian kuantitatif terhadap 100 remaja di Indonesia yang dilakukan oleh Yulia Awanda dkk. menunjukkan bahwa semakin intensif penggunaan TikTok, semakin besar pula perubahan gaya hidup remaja. Hal ini menandakan bahwa TikTok tidak hanya menjadi ruang hiburan, tapi juga sumber rujukan gaya hidup baru.
Algoritma, FYP, dan Standar Gaya Hidup Baru
Mengapa TikTok begitu berpengaruh? Salah satunya karena algoritma platform ini bekerja sangat personal dan repetitif. Konten yang sedang tren bisa muncul berkali-kali dalam waktu singkat dan secara tidak langsung membentuk persepsi ‘ideal’ dalam benak remaja. Misalnya tren outfit of the day (OOTD), produk skincare viral, hingga gaya nongkrong yang dianggap keren.
Bagaimana pengaruh ini bekerja? Melalui sistem fyp (for you page), TikTok menyuguhkan konten-konten yang menyesuaikan minat pengguna, sehingga apa yang dilihat remaja hari ini bisa membentuk keinginan mereka esok hari. Hal ini mempercepat proses adopsi gaya hidup baru yang kadang tidak disertai refleksi kritis. Akibatnya, remaja bisa jadi lebih konsumtif dan mudah terpapar standar kecantikan atau gaya hidup yang semu.
Hasil serupa ditemukan dalam studi lain yang melibatkan mahasiswa Universitas Negeri Jakarta dan Bina Sarana Informatika, masing-masing dengan 69 responden. Kedua studi tersebut menggarisbawahi bahwa media sosial, termasuk TikTok, punya andil besar dalam memengaruhi estetika berpakaian dan kebiasaan konsumsi mahasiswa.
Tuty Mutiah dalam jurnalnya yang berjudul Etika Komunikasi dalam Menggunakan Media Sosial turut mempertegas hal ini. Ia menyebut bahwa “terdapat adanya pengaruh gaya hidup remaja dengan sosial media TikTok.” Pengaruh itu bisa positif seperti peningkatan kreativitas, eksposur terhadap edukasi singkat, hingga ruang berekspresi, namun juga membawa risiko, seperti hilangnya batas antara realitas dan ilusi konten.
Dengan data dan temuan yang konsisten dari berbagai penelitian, semakin jelas bahwa TikTok punya kekuatan besar dalam membentuk gaya hidup remaja. Oleh karena itu, pendekatan edukatif, literasi digital, dan pendampingan dari lingkungan sekitar menjadi kunci agar dampak yang muncul bisa diarahkan ke hal-hal yang positif, bukan sekadar ikut-ikutan tren.
Penulis : Ayu Lestari