By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
Damar BantenDamar BantenDamar Banten
  • Beranda
  • Utama Damar Banten
  • Seputar Banten
  • Ekonomi dan Bisnis
  • Wisata-Budaya
  • Olahraga
  • opini
  • Figur
  • Video
Reading: Malari
Share
Font ResizerAa
Font ResizerAa
Damar BantenDamar Banten
  • Beranda
  • Utama
  • Seputar Banten
  • Ekonomi dan Bisnis
  • Wisata-Budaya
  • Olahraga
  • opini
  • Figur
  • Seputar Banten
  • Komunitas
  • Utama
  • Ekonomi – Bisnis
  • Wisata dan Budaya
  • Olah Raga
  • Figur
  • Sorotan
  • Contact
  • Blog
  • Complaint
  • Advertise
  • Advertise
© 2025 Damar Banten.
Polhukam

Malari

Last updated: Januari 15, 2022 8:30 am
3 tahun ago
Share
4 Min Read
SHARE

Malari bagiku bukanlah sekedar suatu peristiwa 15 Januari 1974 belaka. Malari bukan pula hanya suatu protes mahasiswa di jalanan, yang diorganisasikan Hariman Siregar dan kawan kawan termasuk Dema Kampus lainnya. Tetapi jauh lebih besar dan bermakna dari itu, Malari telah menjadi penanda, demarkasi dan sekaligus pilihan sebagai warga negara aktif (active citizenship). Malari telah menjelma menjadi spirit pergulatan kedaulatan rakyat, nasionalisme, keadilan sosial, prikemanusiaan dan demokrasi. Apalagi sepanjang sejarahnya, Hariman dan generasinya terus menggelorakan narasi nilai perjuangannya sesuai semangat zamannya.
Ya, Malari penanda posisi, yang dalam pilihan kata puitik “Kau berdiri di pihak siapa?

Peristiwa Malari yang oleh rezim diidentikkan dengan huru hara, amuk, kerusuhan, atau sitigma lainnya. Dan dituduh perbuatan konspiratif dari mereka yang berkontestasi karir politik. Pandangan itu hanyalah bunga bunga politik dari kembang api yang padam dalam sekejap, tetapi sesungguhnya yang menjadi ‘ruh’ dari pergolakan dan pemikiran Malari terus bergerak membara hingga kini. Perlawanan nan tak kunjung padam, dan hebatnya Hariman kawan kawannya tetap di garis itu seraya menebar benih benih perjuangan mewujudkan Indonesia yang dicitakan para pendiri Republik. Malari sekalipun tiada tertulis dalam sejarah formal yang diajarkan di sekolah dan kampus, namun dikalangan aktivis, peristiwa itu menjadi monumen yang menentukan pilihan berdiri di pihak siapa?, pihak yang mana?

Malari adalah penanda dan demarkasi antara, mereka yang mengatasnamakan Konstitusi dan Pancasila namun dalam praktek politiknya otoritarian, anti daulat rakyat dan demokrasi, mereka yang menjalankan pembangunan ala neolib atau nekolim yang mengejar infrastruktur, pertumbuhan dan bergantung pada asing, sehingga melahirkan ketimpangan dan kesenjangan serta eksploitasi terhadap kaum rentan dan lingkungan. Malari berjuang melawan semua itu.

Ketika perubahan sedang bergerak dan demokrasi bersemi melalui Reformasi Sang penggerak malari Hariman dengan komunitasnya membentuk lembaga Indemo, sebagai respon dalam menyesuaikan dengan perkembangan kontemporer, dan komunitas ini tetap memegang teguh isu yang menjadi basis perjuangan malari yang hingga saat ini tetap aktual untuk diperjuangkan. Ya…. Nilai nilai yang diperjuangkan aktivis Malari sekalipun kalah secara politik namun tetap ber dialektik, menjadi anti thesa bagi penguasa sehingga melahirkan alternatif baik ranah paradigma pembangunan maupun demokrasi. Bila Malari telah membuka jalan bagi paradigma basic need dan environment, gerakan cabut mandat merintis jalan ratifikasi hak sipol dan hak ekososbud yang menjadi tulang punggung right based approach.

Ditengah rezim omnibus law kali ini, Indemo kembali mengkampanyekan yang sekaligus mengadvokasi isu keadilan dan lingkungan yang dalam neraca demokrasi saat ini sangat parah, akankah Indemo sang penerus Malari kembali memaksa rezim berkuasa merespon tuntutannya? Mempertimbangkan konsistensi dan militansi komunitas aktivis ini, sejarah akan terulang kembali.
Malari boleh terkalahkan dan distigma, namun nilai nilai perjuangannya kedaulatan rakyat, nasionalisme, demokrasi dan keadilan sosial akan terus merealitas, karena ia adalah air yang menetes pada batu kekuasaan yang status quo, akan terus menggerus sehingga musim semi perubahan dan pembaharuan akan menciptakan formasi, sistem dan struktur sosial baru yang demokratis secara sosial, politik dan ekonomi yang ramah lingkungan. Revolusi yang kumau, bukan reforma yang lips servis. Selamat merayakan Malari dan ulang tahun Indemo.

Penulis : Rusdi tagaroa

You Might Also Like

Tingkatkan Kerjasama, Prabowo Bertandang ke Thailand
Napak Reformasi’98: Mengenang Tragedi dan Menguatkan Komitmen HAM
Terima Bintang Kenegaraan Brunei, Prabowo Dijemput Putera Mahkota
Gerindra Banten Gelar Pertemuan Bakal Calon Kepala Daerah Se-Banten
Komnas Perempuan: Perempuan Penyandang Disabilitas Rentan Mengalami Kekerasan Seksual
Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Find Us on Socials

Berita Terkait

Pembredelan Media Massa Oleh Pemerintahan Orde Baru Tahun 1994: Sebuah Tinjauan Historis

11 bulan ago

Andra Soni : Anak Petani Hingga Ketua DPRD Provinsi Banten

11 bulan ago

Perang Enam Hari: Konflik Singkat Yang Mengubah Peta Timur Tengah

11 bulan ago

Pembantaian Tiananmen: Tragedi Demokrasi di Jantung Tiongkok

11 bulan ago

Damar BantenDamar Banten
© 2025 Damar Banten | PT. MEDIA DAMAR BANTEN Jalan Jakarta KM 5, Lingkungan Parung No. 7B Kota Serang Provinsi Banten
  • Iklan
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
Welcome Back!

Sign in to your account

Username or Email Address
Password

Lost your password?