Indonesia itu punya dua pilihan dalam sistem ekonomi. 1) sistem ekonomi untuk memperkaya negara dan pemerintahan, atau 2) sistem ekonomi untuk memperkaya oligarki penguasa yang sekaligus pengusaha. Keduanya tinggal dipilih oleh bangsa Indonesia. Jika pilihanya benar maka bangsa Indoneaia bisa mencapai gemah ripah loh jinawi, baldatun toibatun warabbun ghofur.
Mengapa? Karena Indonesia ini dalam hal sumber daya alam adalah negara dengan kekayaan alam terlengkap di dunia. Ini tentu patut kita syukuri dengan menyusun sistem pengelolan yang benar, yang adil, yang manusiawi. Sistem ekonomi Indonesia itu berpijak di atas sumber daya alam yang melimpah. Sistem ekonomi Indonesia itu tidak menggantung di awang awang.
Bayangkan saja ya. Jika hasil produksi batubara sebanyak 610 juta ton saat ini atau senilai 158,6 miliar dolar atau senilai Rp.2299 triliun, dibagi dua dengan negara maka pemerintah bisa membayar seluruh utang hanya dalam tempo tujuh tahun lunas.
Produksi sawit sebanyak 47 juta ton atau senilai 282 miliar ringgit atau senilai 950 triliun, maka jika dibagi dua dengan pemerintah maka itu cukup untuk mengratiskan seluruh minyak goreng dan bio disel yang selama ini banyak dipake untuk truck pengangkut sawit dan batubara
Itu baru dari dua komoditi yakni sawit dan batubara. Bagaimana yang lain. Coba kita lihat datanya.
Indonesia merupakan produsen tembaga ke-9 terbesar di dunia, urutan pertama produsen nikel terbesar di dunia, urutan ke-13 produsen bauxite di dunia, urutan ke-2 produksi timah di dunia, urutan ke-6 produksi emas di dunia, urutan ke-16 produksi perak di dunia, urutan ke-11 produksi gas alam di dunia, urutan ke-4 produsen batu bara di dunia, produksi CPO (minyak sawit) terbesar atau urutan 1 di dunia, urutan ke-8 penghasil kertas di dunia, urutan ke-22 penghasil minyak di dunia, urutan ke-2 produsen kayu di dunia, dan lain sebagainya. Indonesia memiliki cadangan besar dalam gas alam, batu bara, minyak, tembaga, emas, timah, bauxite, nikel, timber, serta kekayaan hayati dan biodiversitas yang besar.
Tapi apa mau dikata Menteri Keuangan Indonesia tidak memadai dalam hal ini. Ketebatasan ide gagasan dan pengetahuan membuat pemerintah tidak bisa membaca keadaan dan tidak memiliki strategi untuk mencari uang untuk negara dan pemerintahan.
Akhirmya yang jago cari uang adalah oligarki, mereka adalah penguasa sumber daya alam termasuk batubara dan sawit. Tangan mereka panjang hingga seluruh lini pemerintahan. Akibatnya negara kehilangan momentum menata sistem pengelolaan kekayaan alam. Negeri yang begini kaya tapi pemerintahannya kere dan banyak utang.
Jadi inilah yang harus dipikirkan oleh elite negara, setelah berfikir maka mulai memilih sistem yang benar. Jadi yang dipikir bukan tiga periode atau perpanjang masa jabatan Pak De, tapi membangun sistem pengelolaan sumber daya alam menurut semangat proklamasi, UUD 1945, pasal 33 UUD 1945, dan melaksanakan amanat penderitaan rakyat (Ampera). Masalah tiga periode atau perpanjang jabatan, alon alon asal kelakon Pak De, ojo ke sus., Kalau memang rejekinya sampean tak kan lari gunung dikejar.
Penulis : Salamuddin Daeng