Damar Banten = Wakil Menteri Perdagangan RI Dyah Roro Esti Widya Putri menyoroti pentingnya meningkatkan kerja sama antarnegara berkembang melalui dialog inklusif, pertukaran pengetahuan, dan kolaborasi praktis, khususnya dalam perdagangan dan investasi.
Melalui Pelatihan South-South and Triangular Cooperation (SSTC) on Trade and Investment Promotion for African Countries,lanjutnya, diharapkan dapat memperkuat Kolaborasi Pemerintah Indonesia, Japan International Cooperation Agency (JICA), dan negara-negara Afrika diwujudkan.
“Kami percaya bahwa Kerja Sama Selatan-Selatan dan Segitiga (SSTC) lebih dari sekadar keterlibatan teknis. Ini merupakan upaya berprinsip yang dibangun atas rasa saling menghormati, kepemilikan bersama, serta visi untuk mengurangi ketidaksetaraan dan promosi kemakmuran berkelanjutan,” jelas Wamendag Roro dalam pembukaan pelatihan, Selasa (8/7), di Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia Ekspor dan Jasa Perdagangan (PPEJP), Jakarta.
Lebih lanjut, Wamendag Roro berharap, pelatihan ini tidak hanya berfungsi sebagai platform untuk berbagi pengetahuan dan pembangunan kapasitas, tetapi juga berkontribusi secara signifikan terhadap upaya bersama untuk pertumbuhan inklusif, kemitraan perdagangan, dan investasi yang tangguh. Selain itu, pelatihan ini bertujuan untuk membangun kerja sama jangka panjang atas dasar saling menghormati, solidaritas, dan kemakmuran bersama.
Tumbuh Stabil
Negara-negara Selatan Global, jelasnya, terus menunjukkan ketahanan dan dinamisme yang luar biasa. Perdagangan dan investasi antarnegara berkembang tumbuh stabil serta mencerminkan integrasi ekonomi yang lebih dalam dan kerja sama regional yang diperkuat. Secara khusus, Asia dan kawasan ASEAN tetap menjadi mesin investasi dan perdagangan yang dinamis, serta menawarkan peluang yang menjanjikan meskipun terjadi penurunan yang lebih luas.
Pada 2024, perdagangan Indonesia dan Afrika mengalami momentum positif, mencatat pertumbuhan 7,4 persen dibanding tahun sebelumnya dan mencapai nilai total USD 2,4 miliar. Ekspor utama Indonesia ke pasar Afrika meliputi minyak kelapa sawit, mesin, kendaraan, produk karet, dan kertas.
Sementara itu, impor utama dari Afrika terdiri atas ferro-alloy, bijih kromium dan mangan, aluminium, gula, dan bijih besi.Selain itu, Wamendag Roro menyoroti Indonesia-Mozambique Preferential Trade Agreement (PTA) yang berlaku sejak 2022. Indonesia-Mozambique PTA merupakan langkah besar untuk memperdalam hubungan ekonomi antara Indonesia dan Afrika.
Sebagai perjanjian perdagangan perdana, Indonesia dengan negara Afrika, Indonesia-Mozambique PTA menawarkan pengurangan tarif untuk ekspor utama, seperti minyak kelapa sawit, farmasi, kertas, dan suku cadang otomotif, serta produk Mozambik seperti kacang-kacangan, tembakau, dan kapas. Akses preferensial ini memperlancar perdagangan, menurunkan biaya, dan membuka jalan bagi integrasi pasar yang lebih besar di seluruh benua. (**)
Editor: Widi
Sumber: Humas Kemendag