Serang – Rendahnya angka keterwakilan perempuan di Parlemen banyak berpengaruh terhadap isu kebijakan terkait kesetaraan gender dan belum mampu merespon masalah utama yang dihadapi perempuan.
Ketua Kaukus Perempuan Politik Indonesia (KPPI) Provinsi Banten yang juga Anggota DPRD Provinsi Banten, Encop Sopia mengungkapkan bahwa saat ini masih ada diskriminasi dan marginalisasi pada perempuan dalam berpolitik.
“Sehingga perempuan menjadi tidak berani berpolitik,” kata Encop saat menjadi narasumber pada acara Peningkatan Partisipasi Perempuan dalam Agenda Demokrasi Pemilu dan Pemilukada Tahun 2024, Kamis (9/3/2023).
Padahal menurut Encop, secara paraturan Indonesia sudah ramah terhadap perempuan. Dirinya juga mengatakan bahwa pentingnya peningkatan partisipasi perempuan di parlemen agar pengambilan keputusan politik yang berkeadilan gender.
“Sudah saatnya kita melangkah untuk melakukan advokasi didalam sistem tersebut,” ujarnya.
Sementara itu, Wakil ketua Badan Koordinasi Organisasi Wanita, Dr. Yayah Rukhiyah, M.Pd mengatakan, pentingnya partisipasi perempuan di parlemen yakni untuk memperjuangkan kebijakan yang pro terhadap perempuan, anak, kemiskinan, dan lainnya.
“Ini alasan kenapa harus ada wakil dewan yang dari perempuan,” ujarnya.
Dirinya juga menegaskan bahwa perempuan harus bisa mengadvokasi kebijakan-kebijakan yang pro terhadap perempuan dan anak.
Penulis : Hamidah