By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
Damar BantenDamar BantenDamar Banten
  • Beranda
  • Utama Damar Banten
  • Seputar Banten
  • Ekonomi dan Bisnis
  • Wisata-Budaya
  • Olahraga
  • opini
  • Figur
  • Video
Reading: Air Dalam Budaya Masyarakat
Share
Font ResizerAa
Font ResizerAa
Damar BantenDamar Banten
  • Beranda
  • Utama
  • Seputar Banten
  • Ekonomi dan Bisnis
  • Wisata-Budaya
  • Olahraga
  • opini
  • Figur
  • Seputar Banten
  • Komunitas
  • Utama
  • Ekonomi – Bisnis
  • Wisata dan Budaya
  • Olah Raga
  • Figur
  • Sorotan
  • Contact
  • Blog
  • Complaint
  • Advertise
  • Advertise
© 2025 Damar Banten.
Budaya

Air Dalam Budaya Masyarakat

Last updated: Maret 17, 2021 5:07 pm
4 tahun ago
Share
3 Min Read
SHARE

Air yang pada bulan bulan ini sering diberitakan dalam bentuk bencana karena ketidakseimbangan alam sehingga hujan tumpah ruah menjadi banjir, namun juga di musim kemarau kelangkaan air menimbulkan bencana juga berupa kemarau panjang, tanaman gagal panen dan lain sebagainya. Ini menggambarkan bahwa air sejak dahulu kala dikenal sebagai sumber kehidupan. Tidaklah mengherankan bila banyak pusat peradaban yang berdiri di dekat perairan, seperti pinggiran sungai, danau atau bahkan pesisir. Semua itu menunjukkan betapa dekatnya hubungan manusia dengan air. Dengan airlah sumber kehidupan manusia tumbuh berkembang, pertanian atau peternakan dan perikanan semua membutuhkan air, termasuk manusia itu sendiri. Oleh karena itu, jangan kaget bila kemudian air dianggap sebagai Common goods. Benda yang tak patut dan tak pantas dikomoditisasikan apalagi dikomersialisasikan.

Banyak kebudayaan masyarakat menganggap air bukan sekedar sumber kehidupan, namun juga memiliki nilai – nilai sacral sejak dahulu kala hingga saat ini. Banyak upacara adat dan keagamaan yang menggunakan air sebagai media dalam prosesinya, dan tak sedikit pula yang menggunakannya untuk meneguhkan kepercayaannya agar kehidupannya selalu dilancarkan, seperti air yang mengalir terus, melaju tiada henti dan berkelak kelok sesuai kontur bumi atau irama kehidupan yang dihadapinya.  Hampir di seluruh peradaban manusia di bumi ini selalu memiliki sumber air yang dianggap bertuah, memiliki kandungan karomah dan berguna membantu manusia dalam menghadapi semua tantangan hidupnya. Manusia Percaya, sang Pencipta, menebarkan kuasa dan rahmat-Nya melalui sumber air tertentu di setiap daerah.

Di Indonesia taterkecuali Banten, banyak tradisi yang menggunakan air sebagai media upacara dan penyembuhan.  Tidaklah mengherankan bila di beberapa sumber air, baik berupa air terjun, curug, atau sumber air berupa sumur, di sela-sela batu, dan pepohonan menjadi tempat kunjungan orang untuk menenangkan jiwanya dari penat kehidupan, ziarah baik untuk mandi, meminum airnya maupun sekedar menikmati keteduhan alamnya.  Tapi tak jarang juga, ada yang melanjutkan dengan bermalam seraya memuji kebesaran ciptaa Tuhan dan kemudian berlelaku agar dalam ketenangan batinnya menemukan jalan keluar dari tantangan hidupnya.

Seiring perjalanan waktu, kala hutan-hutan mulai gundul dan air makin susah diperoleh di daerah tertentu, hampir seperempat abad ini fenomena air di perdagangkan, dibisniskan sungguh mengkhawatirkan.  Karena disamping sebagai sumber kehidupan, ternyata para pengusaha air ini mengambil air purba dalam jumlah yang sangat besar dan dikhawatirkan terjadinya penurunan permukaan tanah. Inilah tantangan kedepan dalam menempatkan air sebagai warisan budaya, apalagi seminggu lagi kita bersama akan merayakan hari air dengan tema “Water and Climate Change”, air dan perubahan Iklim. Akankah kebudayaan air kita akan menjadi seperti komoditas lainnya ?

Penulis: Sulistiono

You Might Also Like

Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah 8 Tampilkan Permainan Tradisional di Seba Baduy
Debus Banten Di lirik Tamu dari Jepang
Lomba Teater Boneka menjadi arena untuk membuka ruang yang Inklusif untuk Sekolah Khusus se Banten
IPSI Banten Tampilkan Debus Pada Peringatan 500 Tahun Kesultanan Banten
Hari Purbakala 14 Juni: Merayakan Warisan dan Kekayaan Masa Lampau
Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Find Us on Socials

Berita Terkait

Seba Baduy 2024, Pj Gubernur Banten Al Muktabar Titipkan Tumbuh Kembang Anak

1 tahun ago

Pj Gubernur Banten Al Muktabar Sambut Masyarakat Adat Baduy

1 tahun ago

Tradisi Kawalu dan Seba dalam Masyarakat Baduy: Upacara, Makna, dan Pelestarian Lingkungan

1 tahun ago

Sebanyak 1.500 Warga Baduy Jalani Tradisi Seba Baduy 2024

1 tahun ago

Damar BantenDamar Banten
© 2025 Damar Banten | PT. MEDIA DAMAR BANTEN Jalan Jakarta KM 5, Lingkungan Parung No. 7B Kota Serang Provinsi Banten
  • Iklan
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
Welcome Back!

Sign in to your account

Username or Email Address
Password

Lost your password?