Substansi dari Ekonomi Kreatif bukanlah berfokus pada menciptakan atau memproduksi produk (barang/ jasa) yang bertujuan akhir untuk mendapatkan profit (keuntungan ekonomis) semata-mata. Lebih jauh dari itu, yang paling utama dari Ekonomi Kreatif adalah melahirkan dan menciptakan SOLUSI yang sesederhana mungkin, tapi mampu menghasilkan benefit (manfaat) yang sebesar-besarnya, yang bisa langsung dirasakan oleh sebanyak-banyaknya umat manusia dan kelestarian lingkungan alamnya.
Jadi sangat jelas, bahwa tujuan akhir dari berbagai upaya membangun dan menggerakkan Ekonomi Kreatif bukanlah profit yang sebesar-besarnya, tetapi benefit yang sebesar-besarnya dan sebanyak-banyaknya. Sangat jelas juga, bahwa harus selalu ada dimensi sinergis untuk membangun kelestarian lingkungan kehidupan.
Apalah artinya profit sebesar-besarnya, tetapi kelestarian lingkungan kehidupan menjadi rusak? Bukankah justru semakin berwatak merusak, membinasakan atau kanibalisasi? Apakah hanya demi mengejar profit sebanyak-banyaknya, lantas kita tega mengorbankan keberlangsungan kehidupan yang harmoni? Tentu tidak!
Dengan demikian, kita semuanya sangat membutuhkan shifting paradigm, yang bukan hanya mengubah pola pikir dan pola gerak individual. Tetapi juga mampu merombak mentalitas dan spiritualitas dalam berkehidupan: Saling Menjaga Kebahagiaan Bersama. Indeks kebahagiaan inilah yang bisa benar-benar merefleksikan indikator keberhasilan dalam berbagai bidang dan subsektor Ekonomi Kreatif yang dibangun dan digerakkan.
Maka, Ekonomi Kreatif yang berhasil adalah yang mampu menghasilkan indeks kebahagiaan bagi seluruh warga. Bukan tingginya profit yang bisa diperoleh, juga bukan soal prestasi yang dibangga-banggakan sekelompok orang dalam bidang tertentu saja. Jika hal ini bisa kita bangun bersama, maka kita bersama-sama pasti mampu membangun Ekosistem Ekonomi Kreatif yang Membahagiakan Bagi Seluruh Warga. Ekosistem Ekonomi Kreatif milik bersama-sama. Setara dan inklusif. Ekosistem Ekonomi Kreatif yang substantif inilah yang harus terus menerus kita bangun dan perkuat.
Lantas, di mana posisi dan peran pemerintah daerah dalam Ekosistem Ekonomi Kreatif tersebut? Posisi pemerintah daerah cukup stand by di belakang saja, yang berperan untuk memberikan stimulasi, dorongan, fasilitator dan penegak aturan main yang jurdil (jujur & adil). Sempurna!
Semoga, bisa kita insyafi bersama. Lantas, bisa kita wujudkan bersama-sama. Langkah pertamanya sangat sederhana. Yaitu: buka pikiran, lembutkan hati dan buanglah egosentris.
Wahyu Eko Setiawan/ Sam WES
Sindikat Ekonomi Kreatif Kota Malang (SIKIM)