Apa Itu Oeridab

Damar Banten - Ketika Agresi Militer Belanda II yang terjadi pada 1948 meletus, Indonesia mengalami masa darurat pemerintahan. Ditambah juga dengan dilakukannya blockade ekonomi oleh negara- negara sekutu. Ekonomi sulit yang dialami Indonesia tersebut membuat Pemerintah Indonesia yang baru merdeka tiga tahunan mengeluarkan sebuah kebijakan berupa uang daerah.

Pada saat itu, Residen Banten merupakan salah satu daerah yang diberikan wewenang untuk mengeluarkan Uang Daerah Republik Indonesia, atau yang dikenal dengan sebutan Oeridab. Pecahan uang bersejarah tersebut, hingga saat ini masih tersimpan di Museum Negeri Banten dan Museum Purbakala Banten Lama Kota Serang. Kendati demikian, bangunan percetakan Oeridab telah hilang dimakan waktu.

Nama tempat percetakan untuk numeratornya ialah Fritz Rozak, yang dimiliki oleh Abdul Rojak. Dari aktivitas percetakan pada 1948 tersebut-lah, uang Banten atau Oeridab dihasilkan. Selain juga untuk percetakan uang, Fritz Rozak juga dipakai untuk mencetak surat kabar De Banten Bode. Surat kabar yang terbit pada dekade 1920-an hingga berhenti di tahun 1942.  Pekerjaan yang dilakukan oleh Abdul Rojak untuk mencetak uang Darurat Rebuplik Indonesia Wilayah Banten, tertulis di dalam Surat Ketetapan Kepala Pejabat Keuangan Dewan Pertahanan Daerah Banten No. UU/94 tanggal 26 Mei 1948. Pada  masa tersebut, Residen Banten dipimpin oleh KH. Achmad Chotib. 

Dalam menjalankan pekerjaannya, Rojak juga merangkap sebagai pimpinan. Ia didampingi R Abu bakar Winangun, M Sastra Atmadja, M Solihin. Sedangkan, pejabat penerima, penyimpan, serta pengedaran uang kertas dipercayakan kepada M Ismail. Tercatat bahwa ahli dan karyawan pada percetakan Oeridab berjumlah 11 orang. Lima orang di antaranya, yaitu Muhamad Jupri, Suparman, Muhamad Tohir, Senen, dan Sanah. Percetakan Fritz Rojak yang dimiliki Abdul Rojak digunakan sebagai tempat untuk numerator atau pemberian nomor seri uang. Oriedab itu sendiri terdiri dari uang pecahan Rp1, Rp2, Rp5, Rp10, serta Rp100 dengan berbagai desain yang berbeda.

Mesin cetak Oeridab itu sendiri merupakan mesin yang digunakan untuk mencetak Oeang Repoeblik Indenesia Daerah Banten (Oeridab). Oeridab merupakan mata uang khusus yang hanya dapat beredar di daerah Banten selama masa perang kemerdekaan 1947 – 1949. 

Ketika itu, pemerintah-pemerintah daerah tingkat provinsi, karesidenan serta bahkan kabupaten mengeluarkan ORIDA (Oeang Repoeblik Indonesia Daerah) atau lebih tepatnya dikenal dengan URIDA (Uang Republik Indonesia Daerah). URIDA tersebut terbit atas izin pemerintah pusat RI sebagai solusi masalah kelangkaan uang, yaitu akibat dari kekurangan uang tunai di daerah-daerah karena terputusnya jalur komunikasi normal serta persediaan uang antara pusat dan daerah, akibat semakin meluasnya daerah pendudukan Belanda sebagai sebab dari terjadinya agresi militer I Belanda pada tanggal 21 Juli 1947 dan agresi militer II Belanda pada 19 Desember 1948.

URIDA yang pertama di Pulau Jawa merupakan “Uang kertas Darurat untuk daerah Banten” yang dicetak pada tanggal 15 Desember 1947, di Kota Serang, Banten. Selain juga digunakan sebagai mesin pencetak uang, mesin ini juga dahulu digunakan untuk mencetak surat kabar harian setempat pada masa pascakemerdekaan. Saat ini mesin cetak tersebut tersimpan di sebuah ruangan di Museum Situs Kepurbakalaan Banten Lama.

Penulis : Ilham Aulia Japra

BERITA TERKAIT

Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Tulis Namamu Disini

- Advertisement -spot_img

PALING SERING DIBACA

- Advertisement -spot_img

Terkini