By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
Damar BantenDamar BantenDamar Banten
  • Beranda
  • Utama Damar Banten
  • Seputar Banten
  • Ekonomi dan Bisnis
  • Wisata-Budaya
  • Olahraga
  • opini
  • Figur
  • Video
Reading: Bu Asia, Penjual Kue Tradisional yang Bertahan Selama 14 Tahun
Share
Font ResizerAa
Font ResizerAa
Damar BantenDamar Banten
  • Beranda
  • Utama
  • Seputar Banten
  • Ekonomi dan Bisnis
  • Wisata-Budaya
  • Olahraga
  • opini
  • Figur
  • Seputar Banten
  • Komunitas
  • Utama
  • Ekonomi – Bisnis
  • Wisata dan Budaya
  • Olah Raga
  • Figur
  • Sorotan
  • Contact
  • Blog
  • Complaint
  • Advertise
  • Advertise
© 2025 Damar Banten.
opini

Bu Asia, Penjual Kue Tradisional yang Bertahan Selama 14 Tahun

Last updated: Agustus 24, 2025 8:46 pm
14 jam ago
Share
3 Min Read
SHARE

Karodangan, Serang Banten Di sebuah dapur sederhana yang selalu beraroma harum daun pisang, waktu seakan berjalan lebih lambat. Uap panas mengepul dari kukusan bambu, memenuhi ruangan dengan wangi manis gula merah dan gurihnya kelapa parut. Di sana, seorang perempuan paruh baya berdiri dengan senyum tenang, tangannya yang keriput cekatan membungkus adonan satu per satu. Dialah Bu Asia, penjual kue tradisional yang telah bertahan selama 14 tahun tanpa pernah lelah menjaga cita rasa masa lalu.

Setiap dua hari sekali, sejak pukul 08.00 pagi hingga 16.00 sore, Bu Asia memproduksi sekitar delapan macam kue tradisional: arem-arem, ketimus, bugis, gemleng, mento, bintul, ongol-ongol, hingga wingko. Setiap lipatan daun pisang yang ia gunakan seolah menyimpan doa dan harapan untuk keluarganya.
“Dulu ibu saya jualan telur asin dan arem-arem. Dari kecil saya suka bantu-bantu. Masak itu nggak cukup cuma bisa resep, tapi harus dari hati,” tutur Bu Asia sambil tersenyum mengenang masa lalu.

Bu Asia adalah istri dari Bapak Hawasi dan ibu dari empat anak. Perjalanan berjualannya dimulai sejak anak pertamanya lahir. Dari hasil kue-kue buatannya, ia membesarkan keluarga dengan penuh kasih, meski kadang tubuhnya lelah karena usia yang tak lagi muda.

Di hari ia berjualan, subuh baru saja berlalu ketika Bu Asia sudah siap dengan bakul besar berisi kue hangat. Pukul 06.00 pagi, ia mulai berjalan kaki, menyusuri jalanan Karodangan menuju sekolah-sekolah, kantor-kantor, hingga halaman Rumah Sakit Umum. Setiap langkahnya penuh ketekunan. Tak jarang, pesanan datang untuk hajatan atau acara keluarga.
“Kalau ada yang pesan banyak untuk nikahan atau syukuran, saya senang sekali. Berarti kue saya masih dicari,” ucapnya.

Namun di balik senyumnya, ada rasa lelah yang tak bisa dipungkiri. Tubuhnya sering pegal setelah seharian berkeliling. Walau begitu, Bu Asia tetap bertahan, karena baginya kue-kue tradisional itu bukan sekadar dagangan, melainkan warisan rasa dari ibunya.
“Harapan saya, semoga kue-kue tradisional ini nggak hilang. Anak-anak muda biar tahu rasanya. Dan semoga suatu hari nanti saya bisa jualan dari rumah saja… karena sekarang rasanya kaki ini sudah capek,” ungkapnya.

Di tengah gempuran jajanan modern, keberadaan Bu Asia adalah bukti bahwa cita rasa lama selalu punya tempat di hati. Setiap potong arem-arem atau ongol-ongol buatannya adalah perjalanan waktu membawa orang kembali pada kenangan masa kecil, pada suasana kampung yang hangat, dan pada cinta seorang ibu yang tiada habisnya.

Bagi Karodangan, Bu Asia bukan sekadar penjual kue. Ia adalah penjaga warisan, penjaga rasa, dan penjaga cerita. Dan setiap kali seseorang menggigit kue buatannya, mereka sebenarnya sedang menikmati lebih dari sekadar makanan; mereka sedang menikmati sebuah cerita hidup tentang keteguhan hati seorang ibu.

Sayyidah & Ayu

You Might Also Like

Pendidikan di Jakarta Selatan: Antara Kemajuan dan Ketimpangan
Kerja Praktek Universitas Pamulang Kota Serang: Analisis dan Perancangan Sistem Informasi Inventory Berbasis Web
Jejak Perjalanan KOHATI MPO Cabang Serang
Konten TikTok Pengaruhi Gaya Hidup Remaja, Ini Data & Analisis Nyata
Rumah Tahfidzul Qur’an El‑Alif: Dari Teras Sederhana Menjadi Cahaya Qur’ani di Kota Serang
Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Find Us on Socials

Berita Terkait

MoU Jembatan Publik dan Akademik

1 bulan ago

Wagub Banten A Dimyati Natakusumah: Pemimpin Harus Cerdas, Berakhlak dan Komunikatif

2 bulan ago

Empat Syarat Sah Hewan Kurban

3 bulan ago

Europa Universalis V Rilis,  Anda Serasa Tokoh Hebat Dunia

3 bulan ago

Damar BantenDamar Banten
© 2025 Damar Banten | PT. MEDIA DAMAR BANTEN Jalan Jakarta KM 5, Lingkungan Parung No. 7B Kota Serang Provinsi Banten
  • Iklan
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
Welcome Back!

Sign in to your account

Username or Email Address
Password

Lost your password?