Damar Banten.com – Pembangunan intake yang berlokasi di Desa Puser Kecamatan Tirtayasa yang sempat diberhentikan kini akan dilanjut kembali. Hal tersebut kembali menimbulkan banyak respon dari para aktivis dan masyarakat sekitar bantaran sungai Ciujung lama yang menolak pembangunan tersebut.
Menyikapi situasi itu, Gerakan Mahasiswa Serang Utara (GAMSUT) menggelar diskusi publik bersama para aktivis Serang Utara diantaranya, Ciujung Institut (CI), Front Kebangkitan Petani dan Nelayan (FKPN), Sekretaris Kelompok Sadar Wisata Kabupaten Serang, aktivis lingkungan dan kepemudaan di bantaran Sungai Ciujung Baru, Selasa (15/6/2021)
Ketua Umum Pengurus Pusat GAMSUT, Saefullah mengatakan, pihaknya tidak rela kalau limbah sungai Ciujung baru masuk ke Ciujung lama, maka dari itu GMASUT kami akan tetap menolak intake.

Sementara itu, dalam sambutannya, Ketua Umum FKPN Heri mengatakan, Sungai Ciujung lama adalah sungai satu-satunya warisan dari Sultan Agung Tirtayasa yang belum dicemari oleh limbah industr sehingga wajib dijaga.
“Ciujung lama itu warisan dari Sultan Agung Tirtayasa, harus kita jaga”. Katanya.
Belum Yakin
Pada kesempatan sama, Aktivis Lingkungan dan Kepemudaan ,Muhit menilai pembangunan intake ini lemah dari sisi kajian administratif. Selain itu, dari sisi kajian teknologi, pemerintah tidak bisa mempertanggungjawabkan, dan tidak pernah transparan terkait teknologi yang digunakan.
Seharusnya, BBWS C3 (Balai Besar Wilayah Sungai Ciujung-Cidanau-Cidurian) atau Pemerintah Kabupaten Serang– yang akan menjadi pengelolanya– mengumumkan teknologi yang akan digunakan untuk mengelola air sungai yang sudah tercemar limbah itu.
“Kita belum yakin sungai Ciujung Baru yang kondisinya kita semua ketahui sudah tercemar itu bisa dikelola,”ujarnya.
Penulis: Iqbal