By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
Damar BantenDamar BantenDamar Banten
  • Beranda
  • Utama Damar Banten
  • Seputar Banten
  • Ekonomi dan Bisnis
  • Wisata-Budaya
  • Olahraga
  • opini
  • Figur
  • Video
Reading: Ironi APBD Banten
Share
Font ResizerAa
Font ResizerAa
Damar BantenDamar Banten
  • Beranda
  • Utama
  • Seputar Banten
  • Ekonomi dan Bisnis
  • Wisata-Budaya
  • Olahraga
  • opini
  • Figur
  • Seputar Banten
  • Komunitas
  • Utama
  • Ekonomi – Bisnis
  • Wisata dan Budaya
  • Olah Raga
  • Figur
  • Sorotan
  • Contact
  • Blog
  • Complaint
  • Advertise
  • Advertise
© 2025 Damar Banten.
Lintas Banten

Ironi APBD Banten

Last updated: Desember 29, 2022 1:03 pm
3 tahun ago
Share
2 Min Read
SHARE

Damar Banten – Akademisi Untirta, Lia Riesta Dewi menilai Provinsi Banten yang sudah berusia 22 tahun ini masih dalam kondisi yang remang-remang, hal ini berarti Banten belum berada di posisi yang terang benderang.

Menurutnya pembangunan mercusuar tidak relevan dengan kemampuan kondisi APBD Provinsi Banten.

“Kita masih ada di area remang-remang. Apakah ada pembangunan, ya ada. Tapi kenaikannya tidak relevan dengan APBD Banten,” katanya saat menjadi narasumber refleksi akhir tahun 2022 yang digelar oleh Fraksi Gerindra. Rabu (28/12/2022).

Provinsi Banten masuk 10 besar APBD tertinggi di Indonesia, ia menilai ironis karena tidak berbanding lurus dengan kondisi kemiskinan dan pengangguran yang ada di Provinsi Banten.

“Padahal dengan APBD yang tertinggi itu kita bisa berlari dengan cepat dari pada daerah yang lain,” katanya.

Perencanaan pembangunan dalam suatu daerah ditingkat provinsi itu direncanakan oleh Gubernur dan para Anggota DPRD Provinsi.

Menurut Lia bahwa DPRD Provinsi Banten kurang dalam melakukan fungsi-fungsi pengawasannya ketika terjadi masalah-masalah di lembaga eksekutif, selama 22 tahun ini DPRD hanya ribut-ribut saja seperti bau kentut.

“Mau hak interpelasi masalah bank Banten, Faktanya? Gak ada. Itu persoalannya. Penguatan pengawasannya yang kurang dilakukan oleh DPRD Banten,” ujarnya.

Ia mendorong agar DPRD Banten memaksimalkan perencanaan kebijakan dan pengawasannya sesuai dengan penggunaannya, sebab ia menilai pengawasan yang dilakukan oleh DPRD Banten hanya sekedar menggugurkan kewajiban saja.

“”Kenapa tidak bisa memaksimalkan perencanaan dengan penggunaan. Itu hanya seakan menggugurkan kewajiban,” jelasnya.

Penulis : Iqbal Riyadi

You Might Also Like

Pemprov Banten Giatkan Pembangunan dan Mempermudah Investasi Untuk Serap Tenaga Kerja
Kabupaten Serang Targetkan Peningkatan Nilai Maturitas SPIP pada Tahun 2025
Ketua TP PKK Banten Ajak Ibu Rumah Tangga Maksimalkan Pekarangan untuk Tanam Cabai
DLH Kabupaten Serang-PT Broco ACI Jalin Kerjasama Produksi RDF TPST Kibin
Masuk Program 100 Hari Kerja, Pembangunan Masjid Terapung Banten Segera Dilanjutkan
Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Find Us on Socials

Berita Terkait

Pemkab Serang Gelar Lokakarya PIP Kesehatan 2025: Cari Akar Masalah, Susun Lompatan Kinerja

3 minggu ago

Bupati Serang Ajak Forkopimda Kolaborasi Tuntaskan Program 100 Hari Kerja

3 minggu ago

Najib Hamas: Program 100 Hari Kerja Bupati dan Wabup Serang Adalah Tanggung Jawab Bersama

3 minggu ago

Rusak, Wabup Serang Najib Hamas Tinjau Jembatan Cikambuy

3 minggu ago

Damar BantenDamar Banten
© 2025 Damar Banten | PT. MEDIA DAMAR BANTEN Jalan Jakarta KM 5, Lingkungan Parung No. 7B Kota Serang Provinsi Banten
  • Iklan
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
Welcome Back!

Sign in to your account

Username or Email Address
Password

Lost your password?