Belasan  aktivis yang tergabung dalam Aliansi KOBAR (Kelompok Belajar) menggelar aksi simpatik di Alun-alun Kota Serang, Jum’at (19/03/2021). Mereka  mendeklarasikan darurat iklim
Dalam aksinya, selain berorasi, Â para aktivis juga membentangkan spanduk spanduk dan poster kritik, dan meminta dukungan tanda tangan petisi kepada masyarakat yang sedang beraktivitas di Alun-alun kota Serang.
Dalam orasinya, Kordinator lapangan, Cholish meneriakkan yel-yel, dan memaparkan  kondisi perubahan iklim telah berdampak besar pada kehidupan manusia: Suhu bumi semakin tinggi, cuaca ekstrem dan sulit diprediksi, volume air laut meningkat, dan bencana alam yang semakin masif.
Ditengarainya, sejak awal tahun 2021, Â perubahan iklim di Indonesia sangat berdampak besar pada kehidupan manusia, suhu bumi yang semakin tinggi, cuaca ekstrim yang sulit diprediksi, volume air laut meningkat dan bencana alam yang semakin masif.
Oleh karena itu, KOBAR mendesak Presiden Presiden Joko Widodo untuk mencabut semua kebijakan yang merusak lingkungan, dan segera menyusun kebijakan strategis–yang menempatkan keselamatan manusia, satwa, lingkungan hidup, hak generasi yang akan datang– sebagai prioritas. Presiden juga didesak untuk segera membentuk Satgas yang terbuka dan independen untuk penanganan dan pencegahan krisis iklim. Tak Cuma itu, KOBAR juga mendorong pemerintah untuk membuka data, situasi dan rencana terkini dalam strateginya kepada rakyat Indonesia.
“Pemerintah harus mengambil tindakan secara masif untuk menanggapi iklim, karena ini penting untuk masa depan, jangan sampai pemerintah baru sadar ketika bencana datang.” Pinta Halim, salah satu peserta aksi.
Penulis: Iqbal