Serang – Beberapa mahasiswa UIN SMH Banten yang tergabung dalam Serikat Mahasiswa Gerakan Indonesia Raya (SMGI-Raya) melakukan aksi menuntut pendidikan gratis di halaman kampus. Senin, (19/06).
Aksi dipicu karena ketidakpuasan mahasiswa atas kebijakan lembaga yang dinilai masih memberatkan mahasiswa.
Mereka melakukan aksi tutup mulut menggunakan solatip dan mencuci Almamater sebagai bentuk protes kepada Rektorat UIN SMH Banten Wahyu Setyawan selaku ketua SMGI Raya mengatakan, aksi unjuk rasa ini digelar karena ekonomi pasca pandemi menilai belum sepenuhnya stabil. Sehingga membuat masyarakat kesulitan untuk menempuh pendidikan.
“Aksi hari ini kita lakukan karena beberapa mahasiswa terkendala uang kuliah yang sangat tinggi dan kualitas pendidikan di UIN SMH Banten dinilai tak mencerdaskan Mahasiswa” kata Wahyu kepada Damar Banten.
SMGI-RAYA menuntut keringanan biaya UKT dikarenakan banyak sekali mahasiswa UIN SMH Banten yang mengalami kesulitan ekonomi sehingga mahasiswa tidak mampu membayar UKT secara maksimal.
“Banyak sekali mahasiswa UIN SMH Banten yang mengalami kesulitan ekonomi, dimana hal itu dampak paska pandemi yang kemudian menimbulkan permasalahan bagi setiap orang tua mahasiswa, sehingga mereka tidak mampu membayar UKT secara maksimal maka dari itu kita menggelar aksi unjuk rasa ini untuk meminta pihak kampus mengeluarkan kebijakan mengenai keringanan biaya UKT” ujarnya.
“Dalam aksi ini juga kita mengajak kepada seluruh elemen Mahasiswa untuk bahu membahu bersolidaritas kepada kawan-kawan yang kesulitan membayar UKT” tegasnya.
Adapun tuntutan yang diajukan adalah penyelarasan UKT terhadap Mahasiswa Baru , Tolak Banding UKT yang diperuntukan hanya untuk semester 3, bentuk Lembaga Banding UKT ,Tingkatan sarana dan prasarana Kampus ,Tolak Skema Kampus Merdeka dan Wujudkan Kampus yang ramah bagi Perempuan.
Penulis : Mitha Afriyani