By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
Damar BantenDamar BantenDamar Banten
  • Beranda
  • Utama Damar Banten
  • Seputar Banten
  • Ekonomi dan Bisnis
  • Wisata-Budaya
  • Olahraga
  • opini
  • Figur
  • Video
Reading: Pemberontakan Petani Tangerang: Perjuangan Melawan Eksploitasi Kolonial
Share
Font ResizerAa
Font ResizerAa
Damar BantenDamar Banten
  • Beranda
  • Utama
  • Seputar Banten
  • Ekonomi dan Bisnis
  • Wisata-Budaya
  • Olahraga
  • opini
  • Figur
  • Seputar Banten
  • Komunitas
  • Utama
  • Ekonomi – Bisnis
  • Wisata dan Budaya
  • Olah Raga
  • Figur
  • Sorotan
  • Contact
  • Blog
  • Complaint
  • Advertise
  • Advertise
© 2025 Damar Banten.
Lintas BantenPolemik

Pemberontakan Petani Tangerang: Perjuangan Melawan Eksploitasi Kolonial

Last updated: Maret 19, 2024 2:29 am
1 tahun ago
Share
2 Min Read
SHARE

Damar Banten – Para petani Tangerang, yang hidup dalam derita dan eksploitasi yang tak berkesudahan oleh para tuan tanah dan pejabat kolonial, bermimpi tentang sebuah perubahan. Impian untuk kehidupan yang lebih sejahtera menjadi pangkal perlawanan mereka terhadap kaum kapitalis.

Pemberontakan sering kali dipicu oleh ketidakpuasan terhadap tirani pengusaha yang melakukan penindasan dan pemerasan terhadap rakyat. Kebijakan yang tak adil membuat hukum tak bisa ditegakkan secara ideal.

Gerakan seperti ini, dikenal sebagai gerakan millenarisme, bertujuan untuk mengatasi ketidakadilan dan mengembalikan keadaan harmonis yang telah hilang. Salah satunya adalah Gerakan Kain Bapa Kayah di Tangerang, yang bertujuan untuk mengembalikan tanah kepada rakyat asli.

Petani Tangerang hidup dalam kondisi eksploitasi yang memprihatinkan, diperlakukan tidak manusiawi oleh para tuan tanah asing dan kelompok jawara yang mereka dukung. Di tengah penderitaan mereka, kesadaran akan superioritas kapitalis semakin meningkat melalui organisasi seperti Sarekat Islam.

Perlawanan dimulai ketika Kaiin Bapa Kayah dan para petani Tangerang mendapat wahyu untuk mengusir para tuan tanah asing dari tanah pertanian mereka. Namun, perlawanan mereka dipatahkan oleh superioritas kekuatan kolonial, dan Kaiin Bapa Kayah menjadi salah satu yang gugur dalam pertempuran.

Meskipun perlawanan itu berakhir dalam kekalahan, semangat perjuangan melawan eksploitasi kolonial terus membara di hati para petani Tangerang. Mereka menjadi simbol perlawanan terhadap ketidakadilan dan semangat untuk meraih keadilan dan kesejahteraan bagi mereka dan generasi mendatang.

Penulis : Ilham Aulia Japra

You Might Also Like

Pemprov Banten Giatkan Pembangunan dan Mempermudah Investasi Untuk Serap Tenaga Kerja
Kabupaten Serang Targetkan Peningkatan Nilai Maturitas SPIP pada Tahun 2025
Ketua TP PKK Banten Ajak Ibu Rumah Tangga Maksimalkan Pekarangan untuk Tanam Cabai
DLH Kabupaten Serang-PT Broco ACI Jalin Kerjasama Produksi RDF TPST Kibin
Masuk Program 100 Hari Kerja, Pembangunan Masjid Terapung Banten Segera Dilanjutkan
Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Find Us on Socials

Berita Terkait

Pemkab Serang Gelar Lokakarya PIP Kesehatan 2025: Cari Akar Masalah, Susun Lompatan Kinerja

2 minggu ago

Bupati Serang Ajak Forkopimda Kolaborasi Tuntaskan Program 100 Hari Kerja

2 minggu ago

Najib Hamas: Program 100 Hari Kerja Bupati dan Wabup Serang Adalah Tanggung Jawab Bersama

2 minggu ago

Rusak, Wabup Serang Najib Hamas Tinjau Jembatan Cikambuy

3 minggu ago

Damar BantenDamar Banten
© 2025 Damar Banten | PT. MEDIA DAMAR BANTEN Jalan Jakarta KM 5, Lingkungan Parung No. 7B Kota Serang Provinsi Banten
  • Iklan
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
Welcome Back!

Sign in to your account

Username or Email Address
Password

Lost your password?