By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
Damar BantenDamar BantenDamar Banten
  • Beranda
  • Utama Damar Banten
  • Seputar Banten
  • Ekonomi dan Bisnis
  • Wisata-Budaya
  • Olahraga
  • opini
  • Figur
  • Video
Reading: Separuh Lelaki Di Hari Kemerdekaan
Share
Font ResizerAa
Font ResizerAa
Damar BantenDamar Banten
  • Beranda
  • Utama
  • Seputar Banten
  • Ekonomi dan Bisnis
  • Wisata-Budaya
  • Olahraga
  • opini
  • Figur
  • Seputar Banten
  • Komunitas
  • Utama
  • Ekonomi – Bisnis
  • Wisata dan Budaya
  • Olah Raga
  • Figur
  • Sorotan
  • Contact
  • Blog
  • Complaint
  • Advertise
  • Advertise
© 2025 Damar Banten.
Budaya

Separuh Lelaki Di Hari Kemerdekaan

Last updated: Agustus 18, 2021 10:25 am
4 tahun ago
Share
2 Min Read
SHARE

Bendera DWI Warna sudah berkibar
Lagu kebangsaan belum dimulai
Teka teki kehidupan tersorot pada angkasa luas yang begitu luas
Karena tahu ada pembajakan sebagian lagu ketika dinyanyikan tidak utuh
Bahkan saudara-saudaranya disebrang sana menunggu kabar lanjutan.

Ada apa bangsa ini tak berjalan dengan semestinya
Roda kehidupan menuju kemakmuran negeri padam
Isu disintegrasi bahkan
ramai kan ada penjajahan kembali.

Lagu kebangsaan masih terdiam
Walau mendapatkan sorakan yang begitu bergemuruh.

Bangkitkan jasad pejuang yang kemarin tanpa tanda jasa
Luluh lantah tubuhnya
Entah panca indranya utuh atau tidak
Bangkitkan semangat perjuangan tanpa ada para cukong dan penjilat penguasa
Kedunguan disana sini inilah tak berani membuka jantung kehidupan lelaki yang utuh
Ditengah bendera berlayar menuju pantai nusantara
Tiang terpanjang menjulang tinggi
Melintasi benua dengan jemput takdir negeri terhampar
Dari Sabang hingga Merauke
Dari Ngias hingga ke Pulau Rote
Akarnya kuat terhunjam di bumi.

Kenapa lelaki itu masih belum bangkit dari duduknya
Bahkan masih memandang seolah layu menuju kamar tidurnya
Kini bendera sudah mulai lusuh
Bahkan banyak yang sudah robek belum juga diganti
Masih menunggu keutuhan jiwa lelaki yang kemarin menantang arus
Kini terasa tersasar angin negeri yang lembut .

Kemana bendera-bendera kebanggaan negeri ini
Entah ada di museum atau menjadi kain lap karena bercakan darah bau amis.

Di tengah kelusuhan idiologi
Kurangnya perhatian ikatan hati
Tetap tiang bendera tak boleh jatuh
Menimpa anak-anak negeri
Warisan pusaka
Berkibar di jantungnya.

Tak boleh menangis karena tersakiti
Apalagi perang suci atas nama negeri.

Karya : Ace Sumanta

(Rumah Baca, 1 Agustus 2021)

You Might Also Like

Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah 8 Tampilkan Permainan Tradisional di Seba Baduy
Debus Banten Di lirik Tamu dari Jepang
Lomba Teater Boneka menjadi arena untuk membuka ruang yang Inklusif untuk Sekolah Khusus se Banten
IPSI Banten Tampilkan Debus Pada Peringatan 500 Tahun Kesultanan Banten
Hari Purbakala 14 Juni: Merayakan Warisan dan Kekayaan Masa Lampau
Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Find Us on Socials

Berita Terkait

Seba Baduy 2024, Pj Gubernur Banten Al Muktabar Titipkan Tumbuh Kembang Anak

1 tahun ago

Pj Gubernur Banten Al Muktabar Sambut Masyarakat Adat Baduy

1 tahun ago

Tradisi Kawalu dan Seba dalam Masyarakat Baduy: Upacara, Makna, dan Pelestarian Lingkungan

1 tahun ago

Sebanyak 1.500 Warga Baduy Jalani Tradisi Seba Baduy 2024

1 tahun ago

Damar BantenDamar Banten
© 2025 Damar Banten | PT. MEDIA DAMAR BANTEN Jalan Jakarta KM 5, Lingkungan Parung No. 7B Kota Serang Provinsi Banten
  • Iklan
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
Welcome Back!

Sign in to your account

Username or Email Address
Password

Lost your password?