Damar Banten– Sebagai salah satu nagari di Kawasan Wisata Bahari Nasional Mandeh, Sungai Pinang terus berbenah guna menumbuhkembangkan pariwisata, dan peningkatan usaha ekonomi rakyat.
Wali Nagari Sungai Pinang, yang baru saja terpilih, Darmen S.Pd mengatakan, usaha pariwisata merupakan salah satu usaha alternatif pendukung peningkatan ekonomi masyarakat, mengingat Nagari Mandeh memiliki potensi peluang usaha bidang kepariwisataan.
Nagari Sungai Pinang memiliki banyak sekali panorama indah dan menarik yang menjadi daya pikat pengunjung wisata ke Kawasan Mandeh. Selain memiliki pantai yang indah– dengan pasir putih dan air yang jernih –juga memiliki terumbu karang yang bagus serta kawasan wisata pulau yang cantik.
Sayangnya, kawasan ini belum dikelola dengan baik dan terencana, dan jauh jauh dari konsep kawasan wisata berwawasan lingkungan (Ecotourism) . Untuk itulah, pemerintah nagari menjalin kerjasama dengan Universitas Andalas, khususnya Nagari Development Center (NDC) Universitas Andalas.
Sebagai Tim Pengabdi, ada Wahyu Pramono dan Indraddin (Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik) serta Faidil Tanjung (Fakultas Pertanian). Mereka sedang melakukan kegiatan peningkatan kemampuan masyarakat dan pengelola usaha pariwisata di Nagari Sungai Pinang.
Menuju Ecotourism
Terungkap, pengelolaan pariwisata di Nagari Sungai Pinang selama ini dilakukan hanya berdasarkan kemauan pengelola usaha pariwisata saja, sehingga tata kelola lokasi pariwisatanya belum menyentuh aspek lingkungan dan tata ruang. Kalau hal itu dibiarkan, keindahan dan kenyamanan yang menjadi daya tarik suatu destinasi pariwista lambat laun akan hilang.
Menyadari hal itu, pemerintah nagari menyusun langkah-langkah pembenahan pengelolan pariwisata dengan melakukan pemberdayaan masyarakat, utamanya dalam hal pengelolaan, pengembangan, dan pelestarian lingkungan di kawasan pariwisata.
Bersama Tim Pengabdian Universitas Andalas, telah dirancang beberapa kegiatan, antara lain: pembentukan kelompok sadar wisata (Pokdarwis), penyusunan desain tata ruang pengembangan pariwisata, dan penguatan kelompok pelestarian lingkungan di Kawasan Pariwisata Sungai Pinang. Sekadar catatan, Pokdarwis dibentuk tidak saja dengan mengangkat pengurus kelompok, tapi terlebih dahulu dengan melakukan aktifitas yang berkaitan dengan penumbuhan kesadaran tentang pentingnya usaha pariwisata di nagari dan pentingnya melakukan intervensi terhadap masyarakat pelaku usaha pariwisata.
Penyusunan desain tata ruang pariwisata dilakukan secara partisipatif untuk menumbuhkan kemandirian masyarakat sebagai pelaku usaha pariwisata dan terjaminnya keberlanjutan program intervensi penguatan pelaku usaha pariwisata.
Adapun langkah-langkah yang dilakukan adalah melakukan pengkajian masyarakat dari sisi sosial dan kelembagaan. Pengkajian menggunakan metode PRA (Participatory Rural Appraisal) untuk memetakan potensi permasalahan, serta solusi dalam mengatasi masalah pengembangan usaha pariwisata. Dengan dipetakannya masalah. Dengan demikian, langkah-langkah pemberdayaan– baik di tingkat masyarakat sebagai pemangku kepentingan maupun pelaku pariwisata secara individu dan kelembagaan– dapat disusun dengan tepat.
Sinergi Instansi
Penguatan kelompok pelestarian usaha pariwisata dilakukan dengan menjalin kerjasama dengan kelompok peduli lingkungan yang sudah ada di Sungai Pinang.
Ada dua kelompok peduli lingkungan yang sudah beraktifitas di nagari tersebut, yaitu Andespin dan Yayasan Rimba. Andespin, yang dipelopori oleh David, memiliki konsentrasi dalam menjaga kerusakan terumbu karang dan pengembangan hutan mangrove. Kelompok ini pada awalnya bergerak dalam bidang selam, lalu dari aktifitas ini, pemuda yang tergabung dalam aktifitas selam itu diajak berpartisipasi dalam pemeliharaan terumbu karang. Selain menjaga terumbu karang, kelompok ini juga aktif melakukan pemeliharaan hutan mangrove. Aktifitas yang mereka lakukan adalah mengembangkan pembibitan mangrove dengan melibatkan partisipasi masyarakat, terutama pemuda.
Untuk memperlancar aktifitasnya, kelompok ini menjalin kerjasama dengan berbagai pihak, yakni Dinas Lingkungan Hidup, PT Jasa Raharja, yayasan Rimba, dan juga Lembaga Swadaya Masyarakat WARSI (Warung Informasi Konservasi).
Tentu saja, kita semua berharap, sinergi kegiatan mereka dapat meningkatkan daya tarik wisata nagari, dan meningkatkan ekonomi masyarakat setempat. Semoga. (**)
Dilaporkan oleh Indraddin dan Virtuous Setyaka (Dosen FISIP Unand).
Caption 2
Caption 1
Persiapan Penanaman Mangrove di Nagari Sungai Pinang
Caption 3