By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
Damar BantenDamar BantenDamar Banten
  • Beranda
  • Utama Damar Banten
  • Seputar Banten
  • Ekonomi dan Bisnis
  • Wisata-Budaya
  • Olahraga
  • opini
  • Figur
  • Video
Reading: UNIK! Ini Cara Masyarakat Baduy Bercocok Tanam
Share
Font ResizerAa
Font ResizerAa
Damar BantenDamar Banten
  • Beranda
  • Utama
  • Seputar Banten
  • Ekonomi dan Bisnis
  • Wisata-Budaya
  • Olahraga
  • opini
  • Figur
  • Seputar Banten
  • Komunitas
  • Utama
  • Ekonomi – Bisnis
  • Wisata dan Budaya
  • Olah Raga
  • Figur
  • Sorotan
  • Contact
  • Blog
  • Complaint
  • Advertise
  • Advertise
© 2025 Damar Banten.
Seputar Banten

UNIK! Ini Cara Masyarakat Baduy Bercocok Tanam

Last updated: Juli 20, 2025 9:46 pm
4 bulan ago
Share
2 Min Read
SHARE

Damar Banten – Cara masyarakat Baduy dalam bercocok tanam tergolong unik, berbeda dengan para petani pada umumnya.

Hal itu dikemukakan Kepala Desa Baduy (Jaro), Ardi dalam Seminar Nasional dan Musyawarah Daerah (Musda) VI Dewan Pengurus Daerah Himpunan Alumni (DPD HA) IPB Provinsi Banten yang digelar di Auditorium Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (UNTIRTA), Kampus Sindangsari, Serang, (20/07/2025). 

Keunikan Bercocok Tanam

Pada kesempatan itu, Ardi menjelaskan tentang uniknya cara bercocok tanam di daerah Baduy. Dalam satu lahan berbagai macam tanaman bisa ditanam secara bersamaan. “Orang Baduy biasanya menyampurkan padi, pisang, singkong, jahe, dan kencur dalam satu lahan. Mungkin terlihat sulit bagi para petani.” ujarnya dalam forum tersebut. 

Pembuatan Pupuk Alam

Lebih lanjut, Ardi memberikan cara masyarakat Baduy membuat pupuk secara tradisional. Mereka menebang pohon dan didiamkan sampai kering, kemudian ranting pohon dipisahkan untuk kemudian dibakar sampai menjadi abu, dan dijadikan pupuk untuk tanaman padi.

Sejarah Teknik Pertanian

Ardi menjabarkan tentang sejarah teknik pertanian dan bercocok tanam yang ada di daerah Baduy. Teknik bercocok tanam ini sudah ada hampir 200 tahun yang lalu, bahkan tanaman padi yang sudah berumur 100 tahun masih bisa dikelola karena tidak basi. “Cara pengawetan itu, kita olah dari lumbung padinya biasanya dilapisi dengan daun tereup (sejenis sukun) yang dikeringkan.” ujar Ardi. 

Di akhir forum ini, Ardi berharap bisa mengenalkan budaya Baduy ke lingkup yang lebih luas. Ia juga turut mengundang para ahli yang berkecimpung di bidang pertanian untuk melalukan penelitian dengan cara langsung datang ke daerah Baduy untuk mempelajari budaya bertani di Baduy.

Dengan demikian, Pelestariannya diharapkan menjembatani tradisi dengan ilmu modern dan menginspirasi generasi muda menghargai warisan leluhur.

You Might Also Like

PANJI IV Pramuka Warnai Semangat Kebersamaan dan Sportivitas
Serang Bebas Pungli, Komitmen Nyata dari Program 100 Hari Bupati Zakiyah
Pemkab Serang Siapkan Peningkatan Fasilitas Pendidikan di Pulau Tunda
Wagub Dimyati Minta Mitigasi Bencana di Banten Dioptimalkan
Gubernur Andra Soni Apresiasi Michelle, Peraih Dua Emas Popnas 2025
Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Find Us on Socials

Berita Terkait

Wagub Dimyati Tekankan Profesionalisme Pendamping Koperasi Merah Putih

6 hari ago

Tinawati Andra Soni: Posyandu 6 SPM Dorong Pemerataan Layanan

6 hari ago

Gubernur Andra Soni Serap Aspirasi Nelayan Sukarame, Siapkan Solusi Nyata

1 minggu ago

Bupati Serang Dukung Desa Terate Jadi Kampung Nelayan Merah Putih

1 minggu ago

Damar BantenDamar Banten
© 2025 Damar Banten | PT. MEDIA DAMAR BANTEN Jalan Jakarta KM 5, Lingkungan Parung No. 7B Kota Serang Provinsi Banten
  • Iklan
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
Welcome Back!

Sign in to your account

Username or Email Address
Password

Lost your password?