Damar Banten – Bulan Ramadan selalu membawa suasana khas diberbagai daerah, termasuk di Kota Serang. Salah satu titik ramai menjelang berbuka puasa adalah disepanjang Jalan Ciruas-Walantaka. Setiap sore, kawasan ini dipadati masyarakat yang ngabuburit sambil berburu takjil. Tak urung, banyaknya kendaraan yang berhenti di bahu jalan, serta ramainya aktivitas jual beli di sepanjang jalan itu sering menyebabkan kemacetan laulintas.
“Yaa emang di jalan sini memang tempat berkumpulnya para pedagang, jadi banyak didatengin orang sampai kadang macet”, ungkap Ulfah, salah seorang pemburu takjil..
Pantauan damarbanten.com, Sabtu sore (29/03/2025), banyak pedagang menjajakan berbagai jenis makanan dan minuman khas Ramadan, mulai dari kolak, es buah, gorengan, hingga makanan berat: diantaranya, nasi dan sate. Antusiasme masyarakat yang tinggi menjadikan kawasan ini menjadi salah satu pusat kuliner Ramadhan yang paling diminati.
Ramadhan memang bulan suci penuh berkah. Banyak pedagang yang menggantungkan rezekinya di bulan suci ini. Salah seorang pedagang gorengan, Sajum mengaku dagangannya laris manis di bulan Ramadhan ini.
“Alhamdulillah bulan Ramadan ini menjadi berkah bagi kami, pendapatan meningkat dibanding bulan lain. Biasanya jualan sepi, tapi sekarang bisa lebih banyak pelanggan setiap harinya,” ucapnya, penuh syukur.

Usaha Musiman
Tak hanya bagi pedagang yang biasa mngkal di kawasan itu, ramainya ngabuburit di ruas jalan Ciruas-Walantaka juga memberikan dampak ekonomi bagi masyarakat sekitar. Warga setempat, Ulfah, yang sedang berburu takjil mengungkapkan, tak sedikit warga yang memanfaatkan momentum ini untuk membuka usaha musiman, baik itu berjualan takjil, minuman segar, hingga makanan berat yang banyak dicari untuk berbuka puasa.
Bulan Ramadan bukan hanya menjadi momentum ibadah, tetapi juga kesempatan bagi masyarakat untuk menikmati kebersamaan dan berburu takjil yang telah menjadi bagian dari tradisi. Dengan meningkatnya aktivitas ekonomi di kawasan ini, diharapkan kesejahteraan masyarakat juga ikut meningkat, menjadikan Ramadan sebagai bulan penuh berkah bagi semua.
Namun, keramaian dan kepadatan lalu lintas akibat aktivitas ngabuburit ini juga erimbas pada kemacetan lalulintas di ruas jaan itu. Toh begitu, tak ada yang menggerutu. Namun demikian, tetap saja dibutuhkan rekayasa lalulintas, agar kemacetannya tidak parah, dan tidak mrugikan pengguna jalan lainnya. (**)
Penulis: Ayu Lestari