By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
Damar BantenDamar BantenDamar Banten
  • Beranda
  • Utama Damar Banten
  • Seputar Banten
  • Ekonomi dan Bisnis
  • Wisata-Budaya
  • Olahraga
  • opini
  • Figur
  • Video
Reading: Aliansi BEM Banten Tuntut SMA 4 Kota Serang
Share
Font ResizerAa
Font ResizerAa
Damar BantenDamar Banten
  • Beranda
  • Utama
  • Seputar Banten
  • Ekonomi dan Bisnis
  • Wisata-Budaya
  • Olahraga
  • opini
  • Figur
  • Seputar Banten
  • Komunitas
  • Utama
  • Ekonomi – Bisnis
  • Wisata dan Budaya
  • Olah Raga
  • Figur
  • Sorotan
  • Contact
  • Blog
  • Complaint
  • Advertise
  • Advertise
© 2025 Damar Banten.
Aspirasi

Aliansi BEM Banten Tuntut SMA 4 Kota Serang

Last updated: Juli 21, 2025 7:49 pm
1 minggu ago
Share
4 Min Read
SHARE

Damar Banten – Ratusan anggota Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Banten Bersatu bersama siswa dan alumni SMA Negeri 4 Kota Serang menggelar aksi unjuk rasa di depan gerbang utama sekolah, Senin (21/7/2025).

Mereka menuntut kejelasan dan tindakan tegas dari pihak sekolah serta instansi terkait atas dugaan kasus pelecehan seksual dan praktik pungutan liar (pungli) yang terjadi di lingkungan sekolah. Aksi tersebut merupakan bentuk protes atas ketidaktransparanan penanganan masalah oleh pihak sekolah yang selama ini dianggap abai terhadap keresahan siswa.

Dalam aksi tersebut, para peserta membentangkan poster dan spanduk bertuliskan “Stop Pelecehan Seksual”, “Tolak Pungli”, serta “Selamatkan Dunia Pendidikan”. Siswa dan alumni bergantian menyampaikan orasi dengan suara lantang, menyuarakan kekecewaan dan tuntutan terhadap kasus yang dinilai sudah berlangsung lama namun belum mendapatkan penyelesaian yang memuaskan. Mereka mendesak agar pihak sekolah dan dinas pendidikan segera turun tangan dan menindak tegas pihak-pihak yang terlibat.

Pelecehan Seksual

Salah satu korban yang berani bersuara dalam forum tersebut mengaku telah mengalami pelecehan fisik oleh oknum guru saat kegiatan bimbingan belajar. Korban mengungkapkan bahwa pelaku sering melakukan kontak fisik yang tidak pantas dan membuatnya merasa tidak nyaman secara psikologis. “Awalnya saya sudah bilang gabisa, dia perlahan kaya ngajarin tapi sambil meraba-raba bagian tubuh saya,” ungkap salah satu korban dengan nada kesal.

Dalam orasinya, para peserta juga menegaskan harapan mereka agar pelaku pelecehan seksual diberikan hukuman yang setimpal sesuai dengan hukum yang berlaku. Mereka menolak segala bentuk perlindungan terhadap pelaku dan meminta proses hukum dilakukan secara terbuka serta transparan. “Keadilan untuk korban harus ditegakkan! Jangan sampai dunia pendidikan dinodai oleh pelaku kekerasan seksual yang dibiarkan bebas!” seru Bagas Yulianto selaku kordinat pusat.

Pungutan Liar

Tak hanya persoalan kekerasan seksual, massa aksi juga menyoroti praktik pungli di sekolah yang disebut dengan istilah One Day One Thousand (ODOT). Dalam praktik ini, para siswa diminta menyumbang uang sebesar Rp 1.000 setiap harinya dengan alasan untuk pembangunan masjid sekolah. Ironisnya, menurut keterangan peserta aksi, pembangunan masjid tersebut tak kunjung rampung meskipun pungutan itu telah berlangsung hampir satu dekade. Mereka mempertanyakan ke mana larinya dana yang telah dikumpulkan selama bertahun-tahun itu.

Tanggapan SMA Negeri 4

Menanggapi kritik dan tuntutan para demonstran, PLT Kepala SMA Negeri 4 Kota Serang, Nurdiana Salam, akhirnya memberikan klarifikasi. Ia menjelaskan, kebijakan-kebijakan yang sebelumnya menuai kontroversi kini telah dihapus, dan pihak sekolah siap melakukan evaluasi menyeluruh atas sistem dan manajemen sekolah. “Di tahun ajaran baru ini, kebijakan yang merugikan sudah kita hilangkan. Kami juga terbuka untuk menerima masukan dari siswa dan alumni,” jelas Nurdiana.

Ricuh

Setelah menyampaikan klarifikasinya, Nurdiana diminta oleh para demonstran untuk menghadirkan oknum yang diduga terlibat dalam kasus pelecehan dan pungli. Massa aksi memberikan waktu selama 2×10 menit agar oknum tersebut keluar dan memberikan penjelasan langsung. Namun hingga batas waktu yang telah ditentukan, oknum yang dimaksud tak kunjung menampakkan diri. Kekecewaan para demonstran pun memuncak hingga aksi berubah ricuh. Mereka mendesak dan menerjang pintu gerbang utama sekolah sebagai bentuk protes. Situasi tersebut segera direspons oleh pihak kepolisian yang sejak awal telah berjaga di lokasi. Aparat dengan sigap meredam ketegangan dan menenangkan massa aksi agar kondisi tetap terkendali dan tidak menimbulkan kericuhan lebih lanjut.

Demonstran berharap, kasus ini ditindaklanjuti serius oleh sekolah, dinas, dan aparat hukum. Pendidikan harus menjadi ruang yang aman, bebas kekerasan, dan mendukung tumbuhnya generasi yang kritis dan berintegritas. (**)

Penulis : Rifki Eka & Fadhil Muhammad

You Might Also Like

HMI Piksi Input Serang Sampaikan Aspirasi Minimnya Fasum di Alun-alun Kramatwatu
Film Jumbo Tembus 7,6 Juta Penonton Kesuksesan Film Animasi di Indonesia
5 Film Horor Indonesia yang Siap Menghantui Bioskop pada Bulan Mei 2025
PP HUPI Kembali Sikapi Dugaan Genosida pada Etnis Uyghur
Aliansi Rakyat Bergerak Gelar Unjuk Rasa Di Alun-alun Kota Serang
Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Find Us on Socials

Berita Terkait

Geruduk Kantor DPRD Banten, Mahasiwa Tuntut Pemerintah Menjaga Kestabilan Harga

3 tahun ago

Wisuda XX UMN, Ajak Lulusan Melihat Peluang Industri Kreatif dan Turisme Selama dan Pasca Pandemi

4 tahun ago

Bagaimana Memulai Koperasi Itu?

4 tahun ago

Pengda JMSI Sumatera Barat Jalin Nota Kesepahaman Dengan Denpom Padang

4 tahun ago

Damar BantenDamar Banten
© 2025 Damar Banten | PT. MEDIA DAMAR BANTEN Jalan Jakarta KM 5, Lingkungan Parung No. 7B Kota Serang Provinsi Banten
  • Iklan
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
Welcome Back!

Sign in to your account

Username or Email Address
Password

Lost your password?