By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
Damar BantenDamar BantenDamar Banten
  • Beranda
  • Utama Damar Banten
  • Seputar Banten
  • Ekonomi dan Bisnis
  • Wisata-Budaya
  • Olahraga
  • opini
  • Figur
  • Video
Reading: Quo Vadis Kesetaraan Substansial (3)
Share
Font ResizerAa
Font ResizerAa
Damar BantenDamar Banten
  • Beranda
  • Utama
  • Seputar Banten
  • Ekonomi dan Bisnis
  • Wisata-Budaya
  • Olahraga
  • opini
  • Figur
  • Seputar Banten
  • Komunitas
  • Utama
  • Ekonomi – Bisnis
  • Wisata dan Budaya
  • Olah Raga
  • Figur
  • Sorotan
  • Contact
  • Blog
  • Complaint
  • Advertise
  • Advertise
© 2025 Damar Banten.
AspirasiopiniSorotan

Quo Vadis Kesetaraan Substansial (3)

Last updated: April 22, 2021 6:35 pm
4 tahun ago
Share
2 Min Read
SHARE

Oleh: Siti Nadroh

Upaya yang dilakukan untuk mewujudkan kesetaraan substansial yang mampu mengangkat harkat dan martabat kemanusiaan yang setinggi-tingginya  harus didasari oleh pandangan dasar tentang substansi nilai manusia. Dalam Islam, misalnya, pada hakikatnya, laki-laki dan perempuan memiliki kedudukan yang sama sebagai hamba Allah SWT dan keduanya memiliki tujuan serta amanah yang sama, sebagai khalifah fil ardhi. Perempuan dan laki-laki adalah manusia dan nilai keduanya tidak ditentukan oleh jenis kelamin, suku, dan bangsa melainkan oleh ketaqwaan.

Pandangan dasar lainya untuk mewujudkan kesetaraan substansial tidak menjadikan kelompok yang dominan sebagai standar keadilan. Kesetaraan yang hanya menekankan persamaan hanya akan berhenti pada kesetaraan formal. Kesetaraan formal menempatkan persaingan antara laki-laki dan perempuan. Perempuan menuntut untuk memperoleh hak yang sama dengan laki-laki. Sehingga perempuan seolah-olah berhadap-hadapan dengan laki-laki. Terjadi upaya  ‘maskulinisasi’ perempuan’. Tidak jarang, perempuan-perempuan yang memilih menjadi perempuan karier, aktif berpartisipasi dalam proses developmentalisme, berpandangan bahwa kesetaraan adalah lepasnya dominasi laki-laki dan sejajarnya hak perempuan dan laki-laki secara ‘absolut’. Kesetaraan dijadikan wahana ‘balas dendam’, termasuk dengan cara mengeksploitasi, bahkan menindas kaum perempuan sendiri.

Kartini dengan tegas menyatakan;” Bukanlah karena kami hendak menjadikan anak-anak perempuan menjadi saingan orang laki-laki, melainkan karena kami yakin akan pengaruh besar yang mungkin datang dari kaum perempuan”.

Karenanya, kontekstualisasi pemikiran emansipasi Kartini dalam memperjuangakan kesetaraan  tidak sedang berhadapan dengan laki-laki (sebagaimana yang dipikirkan banyak kalangan). Jika kita meneladani dan mengagungkan Kartini sebagai ‘ikon’ pejuang kesetaraan, maka memasyarakatkan gender  (PUG) bukan berhenti pada kesetaraan formal, yang berhenti pada equality tetapi harus mendorong bagi terwujudnya equity, kesetaraan substansial.

Kartini-Kartini masa kini, juga didukung oleh semua jenis kelamin,–manusia, bersama-sama sepakat bahwa disamping ada persamaan juga ada perbedaan. Perbedaan biologis dan pengalaman biologis disadari sebagai  bagian dari kemanusiannya masing-masing.  Maka perlakuan kepada keduanya harus sesuai dengan sisi-sisi kemanusiaanya tersebut. Maka itulah kesetaraan substansial.

Baca Sebelumnya : https://damarbanten.com/?p=3420

Penulis merupakan Dosen Relasi Gender dalam Agama-agama Fakultas Ushuludin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

You Might Also Like

Pendidikan di Jakarta Selatan: Antara Kemajuan dan Ketimpangan
HMI Piksi Input Serang Sampaikan Aspirasi Minimnya Fasum di Alun-alun Kramatwatu
Aliansi BEM Banten Tuntut SMA 4 Kota Serang
Kerja Praktek Universitas Pamulang Kota Serang: Analisis dan Perancangan Sistem Informasi Inventory Berbasis Web
Jejak Perjalanan KOHATI MPO Cabang Serang
1 Komentar
  • Ping-balik: Dilema Emansipasi (2) - Damar Banten

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Find Us on Socials

Berita Terkait

Konten TikTok Pengaruhi Gaya Hidup Remaja, Ini Data & Analisis Nyata

4 minggu ago

Rumah Tahfidzul Qur’an El‑Alif: Dari Teras Sederhana Menjadi Cahaya Qur’ani di Kota Serang

4 minggu ago

MoU Jembatan Publik dan Akademik

1 bulan ago

Wagub Banten A Dimyati Natakusumah: Pemimpin Harus Cerdas, Berakhlak dan Komunikatif

2 bulan ago

Damar BantenDamar Banten
© 2025 Damar Banten | PT. MEDIA DAMAR BANTEN Jalan Jakarta KM 5, Lingkungan Parung No. 7B Kota Serang Provinsi Banten
  • Iklan
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
Welcome Back!

Sign in to your account

Username or Email Address
Password

Lost your password?