Sampah impor bunuh sungai Pulau Jawa

Damar Banten – Selama dua bulan melakukan investigasi di Sungai-sungai Pulau Jawa, ECOTON (Ecological Observation and Wetlands Conservation) berkolaborasi dengan komunitas Forkadas C (forum Komunitas daerah aliran sungai Citarum), Ciujung Institut dan Ciliwung Institut melakukan inventarisasi keanekaragaman jenis ikan dan sumber-sumber pencemaran di Kali Surabaya, sungai Brantas, bengawan solo, Citarum dan Ciujung. Hasilnya menunjukkan sungai-sungai penting di Pulau Jawa yang termasuk dalam sungai Nasional kondisinya sedang sakit.

“Sungai-sungai berstatus sungai Nasional seperti Brantas, Bengawan Solo, Citarum dan Ciujung menjadi tempat buangan limbah pabrik tekstil dan pabrik kertas, buangan limbah cair dari industri kertas yang tidak diolah dengan sempurna memerlukan proses dekomposisi dalam ekosistem sungai menyebabkan timbulnya substrat hitam yang berbau dan beracun,”Ungkap Andreas Agus Kristanto chief of Field Reseacher National River Esakit,

Kemudian lebih lanjut Peneliti ikan ini menjelaskan bahwa substrat hitam yang mengendap didasar sungai menyebabkan turunnya kadar Oksigen terlarut dalam air, menghasilkan material toksik dan rusaknya habitat ikan.

“Dalam proses reproduksinya, ikan membutuhkan permukaan dasar sungai yang kasar, berbatu atau kerikil, untuk menempelnya telur ikan namun substrat limbah cair pabrik kertas menutupi dasar sungai sehingga membuat dasar sungai menjadi licin karena munculnya lapisan film yang beracun menyebabkan telur ikan tidak bisa bertahan, mati dan hanyut,” jelas Andreas Agus kristanto.

Team investigasi menemukan bahwa pabrik-pabrik kertas di Jawa membuang limbah dalam volume besar dan selalu menimbulkan konflik lingkungn dengan Nelayan, masyarakat pengguna air dan pemerhati lingkungan, yakni : PT Tjiwi Kimia Tbk, yang membuang limbah cairnya ke sistem sungai Brantas, pada tahun 2014 limbah cair PT Tjiwi yang dibuang ke kanal mangetan menimbulkan bau minyak tanah pada air sungai, padahal sepanjang sungai menjadi media budidaya keramba apung. PT Ekamas Fortuna, Malang. Membuang limbah diatas bendungan sengguruh. Pada hulu brantas. PT Pindo Deli 2 dan 3. Pembuangan limbah menimbulkan warna air anak-anak sungai Citarum berubah menjadi hitam. PT Indah Kiat Serang, Limbah cair yang dibuang di Sungai Ciujung membawa dampak perubahan warna dan matinya ikan di Ciujung. Keempat industri kertas diatas bernaung dalam bendera Sinarmas Grup. Dan PT Rayon Utama Makmur, Sukoharjo. Pabrik serat tekstil ini membuang limbah suhu tinggi dan menimbulkan aroma sulfur yang mengganggu warga di empat desa, mencemari sawah dan bengawan soli.

Berdasarkan hasil investigasi dan hasilnya menemukan sejumlah masalah besar terkait pencemaran pada sungai-sungai yang disebutkan diatas maka nanti pada hari Senin tanggal 03 Mei 2021, akan ada aksi damai di Depan Taman Aspirasi (Sebelah Monas) Jakarta, yang dilakukan oleh lembaga ECOTON (Ecological Observation and Wetlands Conservation) karena dinilai pemerintah gagal mengelola Sungai dan rusaknya sungai-sungai di Jawa dikarenakan pemerintah tidak menprioritaskan pengendalian pencemaran air serta Pengawasan pembuangan limbah cair industri tidak dilakukan dengan serius, sehingga industri tetap saja membuang limbah dengan pengolahan ala kadarnya.

Dalam Aksi damainya akan menyampaikan Temuan dan Fakta Lapangan terkait dengan Rusaknya Sungai Sungai Di PULAU JAWA.

Demikian Peers Release yang diterima DamarBanten.com

Penulis : Iqbal

BERITA TERKAIT

Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Tulis Namamu Disini

- Advertisement -spot_img

PALING SERING DIBACA

- Advertisement -spot_img

Terkini