Foto sementara.
Ditemui di kantornya, Alamanda Tower, kawasan T.B. Simatupang, Jakarta Selatan, Alexander Ikbal (32) menuturkan kisah inspiratifnya sebagai entrepeneur. Pria yang akrab disapa Alex ini tengah menggeluti bisnis industri bahan peledak komersial, PT. Distribusi Ammo Nusantara.
Delapan tahun sudah, Alex terlibat langsung mengurus bisnis yang dirintis keluarganya sejak 2009. Namun, siapa sangka, perusahaan yang kini telah memiliki banyak cabang seperti di Jakarta, Subang, Banjarmasin, Aceh ini pernah mengalami masa-masa sulit.
Adalah tahun 2015, masa dimana perusahaannya mengalami krisis akibat piutang tak tertagih sebesar Rp.10 milyar tak bisa dicairkan. Kala itu, awal tahun 2015, keadaan masih terlihat normal. Namun di akhir tahun, keadaan mulai memburuk. Harga batu bara turun drastis sehingga mengakibatkan pengusaha batu bara tidak mau menjual barang produksinya.
“Jadi kalau mereka jual batu bara, mereka akan rugi. Sedangkan bahan peledak sudah kami kirimkan ke customer,” ujar pria yang kini menjabat sebagai Bisnis Development sejak Juni 2016. Korsebut mengakibatkan perusahaannya mengalami krisis keuangan.
Untuk bisa bertahan dalam kondisi tersebut, selain meminta suntikan dana dari investor, pihaknya juga berusaha melakukan efisiensi, meliputi efisiensi bonus, pengurangan pegawai sekitar 20 persen, serta melakukan diversifikasi. Nah, sejak saat itulah, dia berprinsip, pendapatan perusahaan tidak boleh hanya bersumber dari satu produk saja.
“Jadi, kalau satu sumber lain lumpuh, masih ada pemasukan lain,” terangnya.
Upaya diversifikasi sebenarnya sudah dimulai dengan menyusun strategi sejak tahun 2015, namun pelaksanaannya baru berjalan pada tahun 2016. Alhasil, dari tujuh rencana bisnis yang ada, akhirnya dipilih dua bisnis yang dijalankan, yakni jasa penyewaan gudang dan penambahan jasa ke pelanggan.
“Pertama, kita bangun gudang yang kita sewakan ke pelanggan. Kedua, kita memberikan service, seperti jasa pembuatan terowongan. Jadi kita tidak hanya supply bahan peledaknya saja,” jelas pria asal Garut, Jawa Barat itu.
Alex tak menampik banyaknya kendala dalam menjalankan bisnis baru. Diantaranya, kurangnya pengetahuan dan pengalaman, pangsa pasar yang belum diketahui, banyaknya kompetitor, kurangnya modal, dan sebagainya. Namun, jerih payahnya kini terbayar suda: bisnis baru tersebut mampu menghidupkan kembali kondisi keuangan perusahaannya. Bahkan, pihaknya juga sudah kembali merekrut pegawai baru.
Selain itu, bisnis lain yang tengah dikembangkan Alex adalah resort di kawasan Ciater, Jawa Barat. Pria yang juga aktif di kegiatan sosial itu menuturkan, banyak keluarga dan kerabat dekat yang menyewa resortnya. Saat ditanya alasan memilih bisnis resort, ia mengaku karena passion-nya adalah traveling.
“Lebih ke passion. Bisnis kalau cuma dilihat menguntungkan, gak pakai hati buat apa. Jadi passion saya suka traveling, udah keliling dunia, jadi banyak inspirasi,” jelasnya.
Kini, berkat upaya diversifikasi yang dilakukannya, perusahaanya tidak lagi hanya menggantungkan pemasukan dari penjualan batu bara yang sebelumnya mencapai 90 persen dari total pendapatan.
Selalu Inovatif dan Berkarya Untuk Negeri
Untuk bisa bertahan, menurut Alex, kunci bisnis lainnya adalah selalu inovatif sehingga membuat perusahaannya berbeda dengan perusahaan kompetitor lainnya, yang biasanya hanya fokus di produksi dan penjualan. Sementara, perusahaannya memberikan pelayanan jasa, mulai dari jasa peledakan, penyimpanan barang, dan pengantaran. Jadi, ibaratnya paket komplit,” terang pria yang mengenakan kemeja merah kotak-kotak itu.
Dengan berbagai upaya yang ditempuhnya, Alex menerangkan, 3-4 tahun kemudian perusahaannya sudah stabil, dan menjadikan perusahaannya go public.
Terkait dengan bisnis yang digelutinya, Alex menuturkan pihaknya selalu berfokus membangun Indonesia. “Saya pikir, sebelum melangkah jauh, kita urusin negara ini, masih banyak pekerjaan rumah. Kontribusinya juga banyak, kita bisa hire local staff,” lanjutnya. Salah satu upayanya adalah mendukung pemerintah membangun Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) di Sukabumi, Jawa Barat. Proyek tersebut, tutur Alex, merupakan salah satu megaproyek 35 ribu Megawatt listrik dari Pemerintahan Jokowi.
Jadilah Entrepeneur
Sepak terjang didunia bisnis bagi Alex bukanlah hal baru. Bahkan, perusahaannya yang kini bisa meraup pendapatan 2 Milyar per bulan itu pun pernah mengalami masalah awal dalam permodalan. Namun, Alex mengaku kala itu pihaknya bisa mengatasinya dengan sokongan modal dari investor maupun perbankan, seperti Kredit Usaha Rakyat (KUR). Untuk itu, berdasarkan pengalaman jatuh bangun yang dimilikinya, Alex berpesan kepada generasi muda untuk mulai berani berwirausaha, dan jangan takut akan masalah permodalan. “Kalian berjuang ga sendirian, karena ada pemerintah, investor, perbankan yang selalu siap membantu,” tuturnya. Ia juga menyarankan, bagi para entrepeneur muda untuk bergabung bersama Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) sehingga bisa belajar lebih banyak tentang berwirausaha, termasuk permodalan.
Lebih lanjut, Alex berpesan kepada generasi muda untuk selalu menjalankan bisnis sesuai dengan kemampuan dan keahlian yang dimiliki. Ia mencontohkan, dirinya yang sekarang terjun ke bisnis industri bahan peledak juga tak lepas dari skill keluarga yang sudah bertahun-tahun menggeluti bisnis serupa.
“Saya dan keluarga udah dibidang ini tahun-tahunan, dari ayah dan sudah menurun. Jadi, skill keluarga kitamo, emang di bidang bahan peledak,” terangnya. Oleh karena itu, gelutilah bisnis sesuai dengan skill yang kita miliki, sehingga bisa membuahkan hasil yang maksimal. Ayo, siapa mau coba? Segeralah memulai!
(Annisa Khasya Fadila)