Damar Banten – Di awal abad kesembilan belas, pasca runtuhnya kesultanan Banten, yang diikuti dengan hancurnya norma-norma sosial lokal, semakin memburuknya sistem pemerintahan, hingga timbulnya kebencian yang terkadang selaras dengan agama terhadap orang-orang kafir, penguasa asing, mengakibatkan tumbuh suburnya kerusuhan-kerusuhan sosial yang dipimpin oleh tokoh-tokoh masyarakat yang disebut dengan bandit sosial.
Sosok yang sangat melegenda sebagai bandit sosial merupakan Ki Jakaria. Dirinya memimpin pemeberontakan di Pandeglang terhadap kolonial Belanda di sepanjang tahun 1811-1827. ki Jakaria dapat dikatakan sosok pemberontak yang sangat berani dalam melawan pemerintah kolonial, serta dianggap oleh para penduduk sekitar sebagai orang yang sakti mandraguna. Sehingga tidak jarang banyak masyarakat Banten yang datang kepadanya untuk meminta karomahnya.
Ki Jakaria telah dianggap oleh masyarakat Banten sebagai orang yang sakti, karena tubuhnya yang kebal terhadap senjata serta dapat menghilang. Ketika melaksanakan pemberontakan terhadap pemerintah kolonial, serta kemudian tertangkap, namun akhirnya Ki Jakaria dapat meloloskan diri. Kemampuan meloloskan diri dari tahanan pemerintah kolonial tersebut, membuat Ki Jakaria semakin dikagumi oleh masyarakat serta dianggap memiliki kemampuan yang luar biasa.
Agar bisa mengatasi pemberontakan di Pandeglang, Komandan Militer Serang yang bernama Kapten Krieger, pernah mengirimkan 300 orang serdadu guna mengamankan wilayah Pandeglang. Jumlah tentara sebanyak itu merupakan tentara hasil gabungan dari Serang serta Batavia, yang memang sengaja didatangkan ke wilayah Pandeglang untuk meredam pemberontakan.
Berakhirnya ki Jakaria dalam memimpin pemberontakan terhadap pemerintah kolonial terjadi di tahun 1827. Pasca dirinya berhasil meloloskan diri dari tahanan, yang selanjutnya melakukan pemberontakan kembali di daerah Pandeglang, yang membuat pemerintah kolonial susah payah dalam menangkapnya kembali.
Pemerintah kolonial melakukan cara apapun supaya dapat menangkap Ki Jakaria, salah satunya dengan melakukan paksaan agar memperoleh informasi dari para masyarakat, bahkan membakar desa-desa sehingga memunculkan ketakutan serta terror dikalangan masyarakat.
Selesainya pengembaraan kepemimpinan pemberontakan dari Ki Jakaria bermula saat dirinya tertangkap beberapa bulan kemudian. Saat itu dirinya langsung dijatuhi hukuman mati, Ki Jakaria mendapatkan hukuman penggal kepala oleh pemerintah kolonial bahkan mayatnya pun dibakar.
Ki Jakaria dimitoskan oleh masyarakat Banten sebagai orang yang memiliki ilmu-ilmu kadigjayaan yang luar biasa, yang itu dipergunakan dalam membela kepentingan masyarakat yang tertindas.
Penulis: Ilham Aulia Japra