By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
Damar BantenDamar BantenDamar Banten
  • Beranda
  • Utama Damar Banten
  • Seputar Banten
  • Ekonomi dan Bisnis
  • Wisata-Budaya
  • Olahraga
  • opini
  • Figur
  • Video
Reading: Sekilas Tentang Ki Jakaria Bagian II (Bandit Sosial)
Share
Font ResizerAa
Font ResizerAa
Damar BantenDamar Banten
  • Beranda
  • Utama
  • Seputar Banten
  • Ekonomi dan Bisnis
  • Wisata-Budaya
  • Olahraga
  • opini
  • Figur
  • Seputar Banten
  • Komunitas
  • Utama
  • Ekonomi – Bisnis
  • Wisata dan Budaya
  • Olah Raga
  • Figur
  • Sorotan
  • Contact
  • Blog
  • Complaint
  • Advertise
  • Advertise
© 2025 Damar Banten.
Feature

Sekilas Tentang Ki Jakaria Bagian II (Bandit Sosial)

Last updated: Maret 1, 2024 8:27 am
1 tahun ago
Share
3 Min Read
SHARE

Damar Banten – Di awal abad kesembilan belas, pasca runtuhnya kesultanan Banten, yang diikuti dengan hancurnya norma-norma sosial lokal, semakin memburuknya sistem pemerintahan, hingga timbulnya kebencian yang terkadang selaras dengan agama terhadap orang-orang kafir, penguasa asing, mengakibatkan tumbuh suburnya kerusuhan-kerusuhan sosial yang dipimpin oleh tokoh-tokoh masyarakat yang disebut dengan bandit sosial.

Sosok yang sangat melegenda sebagai bandit sosial merupakan Ki Jakaria. Dirinya memimpin pemeberontakan di Pandeglang terhadap kolonial Belanda di sepanjang tahun 1811-1827. ki Jakaria dapat dikatakan sosok pemberontak yang sangat berani dalam melawan pemerintah kolonial, serta dianggap oleh para penduduk sekitar sebagai orang yang sakti mandraguna. Sehingga tidak jarang banyak masyarakat Banten yang datang kepadanya untuk meminta karomahnya.

Ki Jakaria telah dianggap oleh masyarakat Banten sebagai orang yang sakti, karena tubuhnya yang kebal terhadap senjata serta dapat menghilang. Ketika melaksanakan pemberontakan terhadap pemerintah kolonial, serta kemudian tertangkap, namun akhirnya Ki Jakaria dapat meloloskan diri. Kemampuan meloloskan diri dari tahanan pemerintah kolonial tersebut, membuat Ki Jakaria semakin dikagumi oleh masyarakat serta dianggap memiliki kemampuan yang luar biasa.
Agar bisa mengatasi pemberontakan di Pandeglang, Komandan Militer Serang yang bernama Kapten Krieger, pernah mengirimkan 300 orang serdadu guna mengamankan wilayah Pandeglang. Jumlah tentara sebanyak itu merupakan tentara hasil gabungan dari Serang serta Batavia, yang memang sengaja didatangkan ke wilayah Pandeglang untuk meredam pemberontakan.

 Berakhirnya ki Jakaria dalam memimpin pemberontakan terhadap pemerintah kolonial terjadi di tahun 1827. Pasca dirinya berhasil meloloskan diri dari tahanan, yang selanjutnya melakukan pemberontakan kembali di daerah Pandeglang, yang membuat pemerintah kolonial susah payah dalam menangkapnya kembali. 

Pemerintah kolonial melakukan cara apapun supaya dapat menangkap Ki Jakaria, salah satunya dengan melakukan paksaan agar memperoleh informasi dari para masyarakat, bahkan membakar desa-desa sehingga memunculkan ketakutan serta terror dikalangan masyarakat.
 Selesainya pengembaraan kepemimpinan pemberontakan dari Ki Jakaria bermula saat dirinya tertangkap beberapa bulan kemudian. Saat itu dirinya langsung dijatuhi hukuman mati, Ki Jakaria mendapatkan hukuman penggal kepala oleh pemerintah kolonial bahkan mayatnya pun dibakar.

Ki Jakaria dimitoskan oleh masyarakat Banten sebagai orang yang memiliki ilmu-ilmu kadigjayaan yang luar biasa, yang itu dipergunakan dalam membela kepentingan masyarakat yang tertindas.

Penulis: Ilham Aulia Japra

You Might Also Like

Andra Soni : Anak Petani Hingga Ketua DPRD Provinsi Banten
Kesultanan Utsmaniyah di Bawah Kekuasaan Sultan Mehmed II: Penaklukan Konstantinopel
Napoleon Bonaparte: Dinobatkan sebagai Raja Italia
Jan Pieterszoon Coen dan Genosida di Banda: Sebuah Sejarah Kelam Penjajahan Belanda
Perjalanan Intelektual Karl Marx: Dari Trier ke London
Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Find Us on Socials

Berita Terkait

Peranan Taman Siswa Dalam Membangun Kesadaran Pendidikan dan Kemerdekaan di Indonesia

1 tahun ago

Perkembangan Pendidikan dan Pengajaran di Indonesia: Dari Akhir Abad ke-19 hingga Awal Abad ke-20

1 tahun ago

Paulo Freire: Pendidikan Kaum Tertindas dan Pembebasan Manusia

1 tahun ago

Perbandingan Antara “Das Kapital” Karya Karl Marx dan “The Wealth of Nations” Karya Adam Smith: Korelasi dan Relevansinya di Zaman Sekarang

1 tahun ago

Damar BantenDamar Banten
© 2025 Damar Banten | PT. MEDIA DAMAR BANTEN Jalan Jakarta KM 5, Lingkungan Parung No. 7B Kota Serang Provinsi Banten
  • Iklan
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
Welcome Back!

Sign in to your account

Username or Email Address
Password

Lost your password?