Damar Banten – Kesultanan Utsmaniyah, sebuah kekuatan besar di dunia Islam pada abad ke-15, mencapai puncak kejayaannya dengan penaklukan Konstantinopel pada tahun 1453 di bawah kepemimpinan Sultan Mehmed II, yang dikenal juga sebagai Mehmed Sang Penakluk (Fatih Sultan Mehmed). Peristiwa ini menandai berakhirnya Kekaisaran Bizantium dan menjadi awal dari era baru dalam sejarah dunia.
Latar Belakang dan Persiapan Penaklukan
Sultan Mehmed II naik tahta pada usia 19 tahun setelah kematian ayahnya, Sultan Murad II. Mehmed II memiliki visi yang kuat untuk menaklukkan Konstantinopel, sebuah kota yang selama berabad-abad menjadi simbol keagungan dan pusat kekuasaan Kekaisaran Bizantium. Kota ini memiliki posisi strategis yang penting, menghubungkan Asia dan Eropa serta menjadi pusat perdagangan dan kebudayaan.
Untuk mewujudkan ambisinya, Mehmed II mempersiapkan pasukan dan peralatan militer yang sangat besar dan modern pada masanya. Dia membangun benteng Rumeli Hisarı di sisi Eropa Selat Bosphorus untuk mengontrol akses laut ke kota tersebut. Selain itu, Mehmed II mengembangkan artileri berat, termasuk meriam raksasa yang dirancang oleh insinyur asal Hungaria, Urban. Meriam ini memiliki kekuatan yang cukup untuk menghancurkan tembok Konstantinopel yang terkenal kokoh.
Serangan dan Taktik Militer
Penaklukan dimulai pada tanggal 6 April 1453 dengan pengepungan kota. Pasukan Utsmaniyah yang berjumlah sekitar 80.000-100.000 tentara mengepung Konstantinopel yang dipertahankan oleh sekitar 7.000 tentara Bizantium dan tentara bayaran dari Eropa. Selama pengepungan, pasukan Mehmed II menggunakan berbagai taktik militer, termasuk serangan artileri yang intens, pembangunan terowongan bawah tanah untuk melemahkan tembok, dan penyerangan melalui laut.
Salah satu momen penting dalam pengepungan adalah ketika Mehmed II memerintahkan pasukannya untuk mengangkut kapal-kapal melalui darat mengelilingi Tanduk Emas (Golden Horn), sebuah langkah yang mengejutkan dan melemahkan pertahanan laut Bizantium. Ini menunjukkan kecerdasan strategi Mehmed II yang luar biasa.
Penaklukan dan Dampaknya
Pada tanggal 29 Mei 1453, setelah lebih dari 50 hari pengepungan, pasukan Utsmaniyah berhasil menerobos tembok kota dan memasuki Konstantinopel. Penaklukan ini diiringi dengan perlawanan sengit dari pasukan Bizantium yang dipimpin oleh Kaisar Konstantinus XI, yang akhirnya tewas dalam pertempuran.
Setelah kemenangan tersebut, Mehmed II memasuki kota dan segera mengambil langkah-langkah untuk mengkonsolidasikan kekuasaannya. Dia menghormati gereja-gereja Kristen yang ada, namun Hagia Sophia, gereja terbesar di kota tersebut, diubah menjadi masjid sebagai simbol kemenangan Islam. Mehmed II juga memulai proses pemulihan kota, mendorong migrasi dan pemukiman kembali untuk menghidupkan kembali Konstantinopel yang hancur akibat perang.
Penaklukan Konstantinopel oleh Mehmed II membawa dampak besar dalam sejarah. Pertama, hal ini menandai berakhirnya Kekaisaran Bizantium yang telah berdiri selama lebih dari seribu tahun. Kedua, Konstantinopel menjadi ibu kota baru Kesultanan Utsmaniyah, menggantikan Edirne. Kota ini kemudian dikenal sebagai Istanbul dan berkembang menjadi pusat kebudayaan, politik, dan ekonomi yang penting di dunia Islam dan Eropa.
Warisan Mehmed II dan Kesultanan Utsmaniyah
Di bawah kekuasaan Mehmed II, Kesultanan Utsmaniyah memasuki periode ekspansi besar-besaran. Mehmed II tidak hanya menaklukkan Konstantinopel, tetapi juga memperluas wilayahnya ke Balkan, Anatolia, dan wilayah lain di Eropa dan Asia. Dia juga memperkenalkan reformasi administrasi dan militer yang memperkuat kesultanan dan memastikan kelangsungan pemerintahannya.
Mehmed II adalah seorang pemimpin visioner yang memahami pentingnya ilmu pengetahuan dan kebudayaan. Dia mendukung pembangunan infrastruktur, pendidikan, dan seni, serta mengundang ilmuwan dan seniman dari berbagai belahan dunia ke ibu kotanya. Hal ini memperkaya budaya dan memperkuat posisi Istanbul sebagai pusat peradaban.
Penaklukan Konstantinopel adalah salah satu pencapaian terbesar dalam sejarah Kesultanan Utsmaniyah dan dunia Islam. Di bawah kepemimpinan Sultan Mehmed II, Utsmaniyah tidak hanya memperluas wilayah dan pengaruhnya tetapi juga membentuk sejarah dunia melalui perubahan politik, ekonomi, dan budaya yang signifikan. Warisan Mehmed II sebagai penakluk Konstantinopel terus dikenang sebagai simbol keberanian, kecerdasan militer, dan visi kepemimpinan yang luar biasa.
Penulis: Ilham Aulia Japra