By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
Damar BantenDamar BantenDamar Banten
  • Beranda
  • Utama Damar Banten
  • Seputar Banten
  • Ekonomi dan Bisnis
  • Wisata-Budaya
  • Olahraga
  • opini
  • Figur
  • Video
Reading: Marsinah (1)
Share
Font ResizerAa
Font ResizerAa
Damar BantenDamar Banten
  • Beranda
  • Utama
  • Seputar Banten
  • Ekonomi dan Bisnis
  • Wisata-Budaya
  • Olahraga
  • opini
  • Figur
  • Seputar Banten
  • Komunitas
  • Utama
  • Ekonomi – Bisnis
  • Wisata dan Budaya
  • Olah Raga
  • Figur
  • Sorotan
  • Contact
  • Blog
  • Complaint
  • Advertise
  • Advertise
© 2025 Damar Banten.
Feature

Marsinah (1)

Last updated: Mei 8, 2021 12:13 pm
4 tahun ago
Share
2 Min Read
SHARE

Hari ini 28 tahun silam, 8 juni 1993. Di dekat sebuah pos ronda, ditemukan tubuh perempuan muda menggeletak tak bernafas lagi. Melihat luka dan darah yang menetesi tubuhnya, sebelum nyawanya meregang, perempuan ini dalam siksa derita tak terperikan, dan sakit yang sangat. Memandang tubuh kaku penuh luka yang kemudian di kenal dengan nama Marsinah itu, kita akan membayangkan pembunuhnya adalah sosok yang keji, kejam dan tak berkemanusiaan. Pinggulnya terkulai, bahkan keperempuanannya retak berserpihan. Hanya kegilaan dan kepengecutan lah yang menjadikan perempuan muda itu menemu tuhanNya. Terbunuh secara brutal !

Namun, tak selang seminggu kemudian, sidoarjo tersentak, jawa timur terkaget kaget, nasional gempar dan dunia pun menggema. Marsinah, adalah buruh yang sedang memperjuangkan haknya dan teman teman senasibnya untuk memperoleh hak normatifnya. Ditengah langkah sejarah juangnya, dia dijegal birokrat perusahaan dan ketenagakerjaan, dibungkam militer ! Pembunuhnya? Entahlah …. sampai kini tiada kejelasan para pelaku langsungnya (ILO menyebutnya kasus 1773), yang pasti di hilang jejak tapaknya setelah ke tangsi militer, karena hendak bersolidaritas dan membela temannya yang diamankan militer untuk kasus ketenagakerjaan yang sedang dirundungnya.

Kegeraman semua pihak terekam dalam tulisan pojok Danarto, penuh gugatan atas ketidak adilan yang menimpa Marsinah. Marsinah telah menjelma menjadi simbol kondisi perempuan dan manusia Indonesia, tertindas. Danarto menulis di harian republika “Ketika detik engkau gugur, Marsinah, meja tulis Mentri Negara Urusan Peranan Wanita terbelah. Saat itulah pahlawan yang dikenal, lahir, yang tak pernah saya bayangkan menjelma dari sosokmu…”

Penulis : Hamidah

Baca Selanjutnya : “Dongeng Marsinah” (2)

You Might Also Like

Andra Soni : Anak Petani Hingga Ketua DPRD Provinsi Banten
Kesultanan Utsmaniyah di Bawah Kekuasaan Sultan Mehmed II: Penaklukan Konstantinopel
Napoleon Bonaparte: Dinobatkan sebagai Raja Italia
Jan Pieterszoon Coen dan Genosida di Banda: Sebuah Sejarah Kelam Penjajahan Belanda
Perjalanan Intelektual Karl Marx: Dari Trier ke London
Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Find Us on Socials

Berita Terkait

Peranan Taman Siswa Dalam Membangun Kesadaran Pendidikan dan Kemerdekaan di Indonesia

1 tahun ago

Perkembangan Pendidikan dan Pengajaran di Indonesia: Dari Akhir Abad ke-19 hingga Awal Abad ke-20

1 tahun ago

Paulo Freire: Pendidikan Kaum Tertindas dan Pembebasan Manusia

1 tahun ago

Perbandingan Antara “Das Kapital” Karya Karl Marx dan “The Wealth of Nations” Karya Adam Smith: Korelasi dan Relevansinya di Zaman Sekarang

1 tahun ago

Damar BantenDamar Banten
© 2025 Damar Banten | PT. MEDIA DAMAR BANTEN Jalan Jakarta KM 5, Lingkungan Parung No. 7B Kota Serang Provinsi Banten
  • Iklan
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
Welcome Back!

Sign in to your account

Username or Email Address
Password

Lost your password?