Reshufle kabinet di akhir 2020 lalu mengundang perdebatan. Abdul Mu’ti yang semula
bersedia duduk di kabinet, belakangan menyatakan tidak bersedia. Lantas, mantan ketua PP
Muhamadyah berkomentar, tawaan jabatan kepada kader muhammadyah itu dinilai
merendahkan Muhamdyah. Hal itu ditaggapi langsung tenaga ahli KSP dan berlanjut menjadi
Polemik.
Din Syamsudin
Mantan Ketua Umum PP. Muhammadyah
Tawaran kursi wakil menteri pendidikan dan kebudayaan (wamendikbud) kepada Sekretaris
Umum (Sekum) Abdul Mu’ti merendahkan organisasi Muhammadiyah. Presiden Joko
Widodo seharusnya memiliki pengetahuan kesejarahan dan kebangsaan, sehingga memiliki kebijaksanaan untuk menempatkan seseorang dan sebuah organisasi dengan tepat. Abdul Mu’ti adalah pelopor pendidikan, dan gerakan pendidikan nasional yang nyata.
Ali Mochtar Ngabalin
Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden
“Saya menyayangkan diksi Din Syamsuddin “merendahkan Muhammadiyah” dalam
mengkritik tawaran Wamendikbud kepada Sekum PP Muhammadiyah Abdul Mu’ti.. Padahal, beliau kan mantan Ketua Muhammadiyah, mantan Ketua MUI, profesor doktor kok tumben sekarang baru bicara malu. Dulu waktu beliau ditawari jadi Utusan Khusus Presiden kok menerima? itu merupakan pernyataan sinis, dan saya minta beliau untuk segera move on