By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
Damar BantenDamar BantenDamar Banten
  • Beranda
  • Utama Damar Banten
  • Seputar Banten
  • Ekonomi dan Bisnis
  • Wisata-Budaya
  • Olahraga
  • opini
  • Figur
  • Video
Reading: Paulo Freire: Pendidikan Kaum Tertindas dan Pembebasan Manusia
Share
Font ResizerAa
Font ResizerAa
Damar BantenDamar Banten
  • Beranda
  • Utama
  • Seputar Banten
  • Ekonomi dan Bisnis
  • Wisata-Budaya
  • Olahraga
  • opini
  • Figur
  • Seputar Banten
  • Komunitas
  • Utama
  • Ekonomi – Bisnis
  • Wisata dan Budaya
  • Olah Raga
  • Figur
  • Sorotan
  • Contact
  • Blog
  • Complaint
  • Advertise
  • Advertise
© 2025 Damar Banten.
Feature

Paulo Freire: Pendidikan Kaum Tertindas dan Pembebasan Manusia

Last updated: April 23, 2024 9:34 pm
1 tahun ago
Share
4 Min Read
SHARE

Damar Banten – Paulo Freire, seorang profesor, pendidik, dan filsuf asal Brasil, merupakan salah satu tokoh paling berpengaruh dalam sejarah pendidikan abad ke-20. Kelahirannya pada tahun 1921 di Recife, Brasil, tidak hanya menandai awal perjalanan hidupnya, tetapi juga awal dari perjalanan menuju pemikiran yang akan mengguncang dunia pendidikan.

Latar Belakang dan Pengalaman Awal

Freire lahir dalam keluarga kelas menengah di Brasil yang pada saat itu tengah mengalami tekanan sosial dan ekonomi yang kuat. Pengalamannya bertemu dengan kemiskinan dan ketidakadilan sejak usia muda membentuk pemahamannya tentang realitas sosial yang keras di sekitarnya.

Pendidikan formal Freire dimulai di sekolah dasar dan terus berlanjut hingga perguruan tinggi. Namun, pengalamannya di luar kelaslah yang membentuk pemikirannya yang kritis dan revolusioner tentang pendidikan. Saat bekerja di bidang pendidikan di wilayah-wilayah miskin di Brasil, Freire menyaksikan secara langsung ketidakadilan sosial dan ketimpangan dalam akses pendidikan yang menjadi hambatan bagi kaum miskin untuk mencapai kemerdekaan dan kemandirian.

“Pedagogy of the Oppressed” dan Konsep Pendidikan Pembebasan

Karyanya yang paling terkenal, “Pedagogy of the Oppressed” (Pendidikan Kaum Tertindas), diterbitkan pada tahun 1968. Buku ini menjadi manifestasi pemikiran dan pengalaman Freire dalam memperjuangkan pendidikan sebagai alat pembebasan manusia dari penindasan dan ketidakadilan.

Dalam “Pedagogy of the Oppressed,” Freire mengkritik pendidikan konvensional yang menempatkan guru sebagai otoritas yang memegang pengetahuan dan siswa sebagai objek pasif yang harus menerima pengetahuan tersebut. Ia mengusulkan pendekatan pendidikan dialogis di mana pendidikan menjadi proses saling belajar antara guru dan siswa, di mana keduanya saling berbagi pengetahuan, pengalaman, dan kebijaksanaan.

Pendidikan menurut Freire harus membangkitkan kesadaran kritis di kalangan orang-orang yang tertindas, memungkinkan mereka untuk memahami realitas mereka dengan lebih baik dan bertindak untuk mengubahnya. Ini adalah pendidikan yang tidak hanya mengisi pikiran dengan informasi, tetapi juga menggugah kesadaran untuk bertindak dalam menghadapi ketidakadilan.

Pengaruh dan Warisan

Karya-karya Freire telah mempengaruhi jutaan orang di seluruh dunia, terutama di kalangan aktivis, pendidik, dan pemikir. Teori-teorinya tentang pendidikan pembebasan dan kesadaran kritis terus menjadi sumber inspirasi bagi gerakan pendidikan alternatif di seluruh dunia.

Pemikiran Freire tidak hanya relevan dalam konteks pendidikan, tetapi juga dalam bidang-bidang lain seperti politik, sosial, dan budaya. Konsepnya tentang pembebasan manusia dari segala bentuk penindasan telah memberi dorongan bagi gerakan-gerakan perubahan sosial di seluruh dunia.

Tantangan dan Kritik

Meskipun dihormati secara luas, pemikiran Freire juga tidak luput dari kritik. Beberapa kritikus menganggap pendekatannya terlalu idealis dan tidak praktis dalam konteks pendidikan formal. Mereka juga menuduh bahwa pendekatan dialogisnya mungkin tidak cocok untuk semua konteks pendidikan.

Namun, meskipun mendapat kritik, warisan pemikiran Freire tetap hidup dan relevan. Banyak pendidik yang terus menerapkan prinsip-prinsip pendidikan pembebasan dalam praktik mereka, sementara gerakan sosial terus mengadopsi konsep kesadaran kritis dalam perjuangan mereka untuk keadilan sosial.

Paulo Freire adalah tokoh yang tak terlupakan dalam sejarah pendidikan. Kontribusinya dalam memperjuangkan pendidikan sebagai alat pembebasan dan pemikirannya tentang kesadaran kritis telah mengilhami jutaan orang di seluruh dunia. Melalui karya-karyanya, Freire telah menunjukkan bahwa pendidikan bukan hanya tentang mentransfer pengetahuan, tetapi juga tentang memberdayakan individu untuk bertindak dan mengubah dunia menjadi tempat yang lebih adil dan manusiawi.

Penulis: Ilham Aulia Japra

You Might Also Like

Arung Kali Banten 2025: Dari Pendopo hingga Jembatan Ki Demang
Andra Soni : Anak Petani Hingga Ketua DPRD Provinsi Banten
Kesultanan Utsmaniyah di Bawah Kekuasaan Sultan Mehmed II: Penaklukan Konstantinopel
Napoleon Bonaparte: Dinobatkan sebagai Raja Italia
Jan Pieterszoon Coen dan Genosida di Banda: Sebuah Sejarah Kelam Penjajahan Belanda
Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Find Us on Socials

Berita Terkait

Perjalanan Intelektual Karl Marx: Dari Trier ke London

1 tahun ago

Peranan Taman Siswa Dalam Membangun Kesadaran Pendidikan dan Kemerdekaan di Indonesia

1 tahun ago

Perkembangan Pendidikan dan Pengajaran di Indonesia: Dari Akhir Abad ke-19 hingga Awal Abad ke-20

1 tahun ago

Perbandingan Antara “Das Kapital” Karya Karl Marx dan “The Wealth of Nations” Karya Adam Smith: Korelasi dan Relevansinya di Zaman Sekarang

1 tahun ago

Damar BantenDamar Banten
© 2025 Damar Banten | PT. MEDIA DAMAR BANTEN Jalan Jakarta KM 5, Lingkungan Parung No. 7B Kota Serang Provinsi Banten
  • Iklan
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
Welcome Back!

Sign in to your account

Username or Email Address
Password

Lost your password?