By using this site, you agree to the Privacy Policy and Terms of Use.
Accept
Damar BantenDamar BantenDamar Banten
  • Beranda
  • Utama Damar Banten
  • Seputar Banten
  • Ekonomi dan Bisnis
  • Wisata-Budaya
  • Olahraga
  • opini
  • Figur
  • Video
Reading: Peranan Taman Siswa Dalam Membangun Kesadaran Pendidikan dan Kemerdekaan di Indonesia
Share
Font ResizerAa
Font ResizerAa
Damar BantenDamar Banten
  • Beranda
  • Utama
  • Seputar Banten
  • Ekonomi dan Bisnis
  • Wisata-Budaya
  • Olahraga
  • opini
  • Figur
  • Seputar Banten
  • Komunitas
  • Utama
  • Ekonomi – Bisnis
  • Wisata dan Budaya
  • Olah Raga
  • Figur
  • Sorotan
  • Contact
  • Blog
  • Complaint
  • Advertise
  • Advertise
© 2025 Damar Banten.
Feature

Peranan Taman Siswa Dalam Membangun Kesadaran Pendidikan dan Kemerdekaan di Indonesia

Last updated: Mei 13, 2024 11:24 am
1 tahun ago
Share
3 Min Read
SHARE

Damar Banten – Secara historis, Taman Siswa didirikan untuk mengantisipasi ketidakpuasan terhadap sistem, model, dan politik pendidikan pemerintah kolonial.
Pendidikan dan pengajaran Belanda dianggap memiliki dua kelemahan pokok, yaitu terlalu menekankan intelektualitas dan berfungsi semata-mata demi kepentingan penjajah Belanda.

Kelompok elite intelektual Indonesia, khususnya Dewantara, menyelenggarakan pendidikan sekolah swasta sebagai respons atas aspek negatif tersebut. Pendidikan nasional didirikan untuk menghasilkan sumber daya manusia yang bermanfaat untuk memajukan bangsa Indonesia.

Lembaga, guru pengajar, dan para murid telah disesuaikan dengan situasi dan kondisi setempat, memungkinkan untuk mengantisipasi berbagai kendala yang dihadapi. Perhatian terhadap dasar-dasar kepribadian dilakukan dengan mempertimbangkan bahwa kebudayaan asli mengandung khazanah sosiokultural yang kaya.

Peninggalan sejarah dan arkeologi menunjukkan berbagai masalah yang berkaitan dengan etika, estetika, religi, dan kultural lainnya di kepulauan Nusantara. Menggali aspek-aspek kepribadian dan khazanah tradisi lainnya perlu dilakukan dengan cara yang baru, menggunakan metode terbaru yang dianggap relevan.

Sebagai perguruan nasional yang diakui popularitasnya di Indonesia, Taman Siswa memiliki hubungan dengan perguruan di luar negeri yang telah berhasil dalam memajukan bangsanya. Persamaan yang ditunjukkan di antara perguruan tersebut adalah kebebasan terhadap anak didik, mengurangi kekuasaan guru dan orang tua, dan mengembalikan anak didik ke alam.

Pembicaraan mengenai pendidikan nasional dalam kaitannya dengan zaman kemerdekaan perlu diberikan alasan-alasan yang lebih mendasar dengan pertimbangan bahwa kemajuan bangsa terletak dalam kemajuan pendidikan dan pengajarannya.

Kebesaran bangsa Indonesia seharusnya juga disertai dengan kemajuan bidang pendidikan, sehingga terjadi keseimbangan antara faktor infrastruktur material dengan superstruktur ideologisnya. Kenyataan menunjukkan bahwa masih terjadi ketidakseimbangan yang mencolok antara kedua faktor tersebut sampai dengan awal abad ke-21.

Kekayaan alam yang telah dianugerahkan kepada nenek moyang belum berhasil dipelihara sebagaimana mestinya, malah dieksploitasi demi kepentingan kelompok, pribadi, dan penguasa tertentu. Pendidikan Taman Siswa, bersama-sama dengan sekolah swasta lainnya, telah menyadari kemungkinan-kemungkinan di atas.

Sistem paguron diniatkan untuk menyesuaikan diri dengan sistem pondok di satu pihak, dan mengatasi kekurangan biaya di pihak yang lain.

Tujuan Taman Siswa, sejak awal berdirinya, bukan semata-mata kemajuan bangsa dalam pendidikan, melainkan juga menanamkan kesadaran akan pentingnya pendidikan dan kemerdekaan.

Taman Siswa, sebagai gerakan kultural dan politis, telah berhasil menginvestasikan kesadaran bahwa kemajuan suatu bangsa dapat terwujud melalui kemajuan dalam bidang pendidikan dan pengajaran.

1Generasi berikutnya, khususnya generasi sekarang, wajib memberikan penghargaan yang setinggi-tingginya terhadap jasa Dewantara dan Taman Siswa, dengan meneruskan cita-cita untuk mencari dan mengembangkan ilmu pengetahuan.

Hari Pendidikan Nasional yang ditetapkan pada tanggal 2 Mei sebagai penghormatan kepada Dewantara dan sumbangan besar Taman Siswa bagi perkembangan pendidikan di Indonesia, menunjukkan bahwa cita-citanya masih hidup dan akan terus hidup, menuntut pertanggungjawabannya kepada generasi sekarang dan seterusnya.

Penulis: Ilham Aulia Japra

You Might Also Like

Andra Soni : Anak Petani Hingga Ketua DPRD Provinsi Banten
Kesultanan Utsmaniyah di Bawah Kekuasaan Sultan Mehmed II: Penaklukan Konstantinopel
Napoleon Bonaparte: Dinobatkan sebagai Raja Italia
Jan Pieterszoon Coen dan Genosida di Banda: Sebuah Sejarah Kelam Penjajahan Belanda
Perjalanan Intelektual Karl Marx: Dari Trier ke London
Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Find Us on Socials

Berita Terkait

Perkembangan Pendidikan dan Pengajaran di Indonesia: Dari Akhir Abad ke-19 hingga Awal Abad ke-20

1 tahun ago

Paulo Freire: Pendidikan Kaum Tertindas dan Pembebasan Manusia

1 tahun ago

Perbandingan Antara “Das Kapital” Karya Karl Marx dan “The Wealth of Nations” Karya Adam Smith: Korelasi dan Relevansinya di Zaman Sekarang

1 tahun ago

Perubahan Sosial dan Politik di Banten Selama Masa Pendudukan: Dari Penjajahan Belanda Hingga Kedatangan Jepang

1 tahun ago

Damar BantenDamar Banten
© 2025 Damar Banten | PT. MEDIA DAMAR BANTEN Jalan Jakarta KM 5, Lingkungan Parung No. 7B Kota Serang Provinsi Banten
  • Iklan
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman Pemberitaan Media Siber
Welcome Back!

Sign in to your account

Username or Email Address
Password

Lost your password?